Posts

Showing posts from 2015

The Wishlist 2016

Tahun 2015 adalah tahun biasa saja jika aku hanya melihat dari sudut perputaran waktu, sama saja dari sejak aku lahir hingga sekarang, hitungan satu hari masih 24 jam, dianggap tidak biasa tidak juga luar biasa karena  tahun 2015 beberapa dari apa yang aku inginkan telah tercapai, sebagian tercapai dan ada juga yang belum tercapai. Apa yang telah tercapai menjadi bagian yang tidak penting lagi dibahas karena telah berlalu, dan saatnya kita bersyukur dengan itu, toh jika kita paksakan tahun 2015 tidak akan terulang lagi sampai kita mati. Aku suka membahas masa lalu tetapi tidak yang buruk karena akan sulit untuk bergerak. Begitu juga dengan keinginan yang sebagian telah tercapai juga tidak perlu rasanya kita bahas, karena tugas kita adalah melengkapi bagian yang belum terpenuhi. Setidaknya kebahagian yang paling aku rasakan adalah rasa syukur bisa membantu sedikit ibu dan bapak, aku tahu beliau tengah susah, kapal beliau sedang ditengah laut, tidak mungkin aku diam dan tidak ikut men

Gadis Jendela Bag. II "Tawaran dari Rosie"

Sudah beberapa hari ini aku tidak berkunjung ke warung kopi dimana tempat biasa aku, Hasan dan Toni menghabiskan sore menjelang malam. Barangkali karena bayangan tentang Laura selalu merasuki ketika aku memasuki ruangan warung kopi yang hangat, persis ketika mendorong pintu masuk maka meja dimana aku dan Laura kerap menikmati kopi bersama dengan dua balok waffle. Seperti biasa dia hanya menghabiskan satu setengan balok, lalu setengahnya tiba-tiba sudah berada di depan mata ku, “nih makan,” sendok Laura sudah berada di depan mulut ku. Jika aku menolak maka raut mukanya langsung berubah menjadi cemberut manja. Tentu saja aku sesekali berpura-pura untuk menolaknya karena aku sangat suka dengan tingkahnya yang manja. Itu hanya sedikit kenangan yang membuat aku enggan untuk memasuki warung kopi walaupun Hasan dan Toni mengajak, aku tidak bergeming.           “sore ini kita ke warung kopi yok, sudah lama tidak kesana, iya kan Ton,” Hasan mengajak aku dan Toni ketika kami santap siang di k

Untuk Dinda, Raka dan Danu

“Jang..nanti sore bapak mau ke ladang, pulang sekolah bantu bapak di warung ya,” ujar bapak padaku di pagi hari Senin sebelum aku berangkat sekolah. Maklum saja semenjak Ibu meninggal dunia setahun yang lalu, aku beserta tiga orang adikku harus berjuang hidup bersama dengan bapak yang sekaligus menjadi ibu bagi kami. Tidak akan pernah luput dari ingatan ku ketika hari-hari terakhir ibu menderita sakit yang perut yang aneh, sudah sebulan ibu terus didera sakit itu, selalu datang menjelang tengah malam hingga pagi hari. Orang kampung sekitar banyak menyebut ibu terkena penyakit semacam santet yang sehingga tidak ada dokter yang mampu menyembuhkannya. Walaupun kami sekeluarga tidak mempercayai hal-hal demikian tetapi memang tidak ada dokter yang bisa menjelaskan jenis penyakit yang ibu derita. Bahkan pernah sekali bapak memecahkan celengan satu-satunya yang ia punya untuk biaya berobat ibu ke kota yang jaraknya ratusan kilometer dari desa kami. Tetap saja tiada hasil memuaskan, hingga

Ibu Ku Seorang Pembohong

Image
      “Bu...apakah aku sudah boleh sekolah?”, tanyaku pada ibu yang sedang memasak goreng ikan di dapur. Ibu tersenyum mengampiriku, “umur kamu masih empat tahun nak, itu artinya belum cukup untuk bisa bersekolah”, ibu membelai rambut ku. Tapi aku terus bersikeras ingin bersekolah, aku bosan dirumah apalagi ketika itu rumah kami hanya berjarak lima meter dari sekolah. “aku mau sekolah bu, kalau tidak boleh, aku mau ikut taman kanak-kanak saja,” kerasku. Ibu ku begitu sabar, ia memberitahu ku bahwa taman kanak-kanak hanya ada di ibukota kecamatan sedangkan kami berada satu jam dari ibukota kecamatan, satu jam karena jalan yang begitu buruk pada waktu itu. Hujan saja sedikit maka dijamin kendaraan akan susah payah memasuki desa kami.       Ibu ku adalah salah seorang dari tamatan sekolah pendidikan guru atau SPG yang ketika itu mengabdi di sebuah sekolah inpres. Jumlah ruangan kelas hanya empat ruangan saja, sedangkan jumlah guru hanya ada tiga termasuk ibu, sedang satu orang lagi bol

Gadis Jendela

Image
Aku duduk termanggu menikmati segelas kopi di sebuah warung kopi tepat di tengah blok diantara rumah ku dengan gedung walikota. Adalah suatu kebiasaan bagiku duduk menikmati segelas kopi  dengan satu balok waffle rasa coklat yang disiram dengan saus vanilla. Kebetulan musim dingin, dimana-mana salju menyelimuti, atap gedung tertutup salju, jalanan memutih, mobil yang diparkir pun tak bisa mengelak dari selimut putih salju. Suasana warung kopi sore itu tidak seperti biasanya, kali ini terlihat lebih ramai mungkin karena efek musim dingin. Biasanya aku menikmati segelas kopi sambil menonton filem serial animasi kesukaan ku, tapi kali ini, aku harus menikmati kopi tanpa filem animasi karena tadi pagi aku lupa mengisi baterai laptop. Sembari menikmati alunan musik dengan ritme rendah kadang meninggi, mungkin tergolong musik pop. Semua orang terlihat begitu gembira, beberapa dari mereka sengaja datang bersama dengan sejumlah orang kawan untuk menikmati kopi dan waffle paling enak di kota

Selamat Wisuda Lusi!

Jam pelajaran baru saja usai, aku masih menunggu seorang teman yang belum keluar dari ruangannya. Berbeda dengan ku jika bel jam pelajaran usai maka secepat kilat juga aku mengemas barang lalu segera menuju pintu keluar. Beberapa anak mendatangi master, sebutan untuk para pengajar bimbingan belajar. Kebanyakan dari mereka yang mendatangi master adalah anak-anak perempuan, kalau adapun laki-laki pasti dia teman si perempuan itu. Belajar di bimbingan belajar jauh berbeda dengan di bangku sekolah, bimbel lebih kepada belajar instan yang penting mudah dipahami dan lebih banyak trik untuk memecahkan soal sehingga terlihat lebih mudah. Terkadang pada saat jam pelajaran musik-musik mozart diputar yang katanya bisa meningkatkan kecerdasan otak, tapi bagi ku cuma membuat ngantuk, zzzZZZZz. Pernah sekali, aku mencoba rumus bimbel waktu jam pelajaran fisika di sekolah bukannya pujian yang aku dapat, malah guru fisika marah bukan kepalang. “pakai rumus sesuai buku, itu namanya jalan pintas,” gera

Do’a Dubalang

Sudah beberapa hari aku tidak bersekolah karena kabut asap, terakhir kali aku bercengkrama dengan teman senin pagi sebelum pengumuman bahwa sekolah akan diliburkan karena kabut asap pekat terus menyelimuti desa kami. Seperti biasa setiap hari senin pagi seluruh siswa dan guru turut serta dalam upacara bendera, aku selalu berdiri di barisan paling depan. Terkadang aku juga memimpin upacara sebagai komandan upacara, walaupun postur badanku kurus lengking tetapi suaraku keras dan tegas. “seperti yang kita ketahui bahwa bencana kabut asap telah melanda desa selama dua minggu ini, maka sesuai perintah dari Dubalang sekolah kita akan diliburkan selama satu minggu,” begitu pidato kepala sekolah saat upacara bendera. Seluruh siswa terdiam, tak terkecuali dengan aku yang sebentar lagi akan mengikuti ujian akhir tingkat sekolah dasar. Perasaan aku mulai tidak karuan, karena takut tidak bisa dengan leluasa belajar agar bisa lulus ujian akhir. Selepas pengumuman itu, seluruh aktivitas belajar

Mengatasi Sang Penjilat di Tempat Kerja

Image
*ist Saya mulai berfikir bahwa seorang penjilat lebih mengerikan dibanding dengan seorang koruptor, bagaimana tidak, karena seorang penjilat tidak hanya mampu menghambat satu orang bahkan ia bisa menghambat laju dari banyak orang. Penjilat bisa berada dimana saja dan kapan saja, misalnya ketika anda berada di dalam kelas, di tempat kerja, di lingkungan keluarga, ditengah-tengah acara penting pokoknya dimanapun yang namanya penjilat selalu ada. Saya akan membeberkan bagaimana biasanya si penjilat beraksi, saya ambil contoh kali ini di lingkungan kerja. Biasanya sikap yang paling menonjol dari si penjilat adalah berpura-pura menjadi pekerja keras di depan atasan lalu menjadi super malas ketika atasan sedang tidak ada. Kemudian biasanya si penjilat juga terlihat sangat antusias apabila ada pertemuan bersama dengan selalu menonjol dalam berbicara walaupun hanya sekedar menjawab hal-hal yang tidak penting. Tidak kalah penting juga adalah si penjilat akan selalu berusaha mencari-cari ke

"Lingkaran Setan" Pemberitaan Media Massa di Indonesia

Sebagai salah seorang yang telah bergelimang di dalam dunia Jurnalistik sebagai jurnalis saya sedikit banyak mengetahui tentang bagaimana cara memperoleh informasi dari narasumber lalu membuatnya menjadi sebuah berita yang layak untuk dibaca. Namun pada kali ini kita tidak akan membahas tentang bagaimana cara membuat berita tetapi kita akan membahas mengenai “lingkaran setan” pemberitaan media massa di Idnonesia baik itu skala nasional maupun daerah yang secara tidak sadar adalah ulangan kejadian yang sama. Fenomena lingkaran setan terjadi seolah tidak pernah putus dan selalu berulang dari waktu ke waktu, sehingga dengan mudah kita akan menebak berita yang muncul di media massa hingga akhir dari berita tersebut. Kalau tidak percaya coba simak penjelasan singkat saya sebagai berikut :

This is Our Holiday

Image
Rutinitas pekerjaan tak pelak membuat kami juga merasa bosan dan ingin sekali rasanya melegakan otak dengan cara jalan-jalan. Sebelumnya kami juga telah melakukan banyak perjalanan, hingga hampir semua destinasi di wilayah Kota Padang telah kami jejaki. Namun beberapa tahun belakangan ini kami tak lagi bisa liburan dan berkunjung ke tempat wisata sesuka yang kami inginkan, karena jarak yang cukup jauh dan pekerjaan yang “membuang waktu”. Hari ulang tahun kemerdekaan yang ke 70 tiba, tentunya semua dirayakan dengan upacara dan liburan. Saya memilih bagian liburan karena selain ingin menenangkan otak, rasa ingin bertemu dia juga bergejolak. Kalau nama kerennya rindu-rindu gimana gitu....:D. Segala sesuatunya telah saya persiapkan jauh-jauh hari untuk liburan kali ini, saya membutuhkan stamina yang lebih karena akan melakukan perjalanan dengan sepeda motor alias touring menuju Kota Padang dari Teluk Kuantan. Sekitar 220 kilometer mungkin yang akan saya tempuh, tapi tentunya tidak aka

Serunya Pacu Jalur Di Tepian Narosa

Image
Sudah lama terfikir dibenak saya tentang sebuah tradisi yang sekali dalam setahun digelar di Kabupaten Kuantan Singingi, saya telah mendengar tradisi tersebut sejak masih duduk di bangku kuliah. Pacu jalur, adalah sebuah tradisi yang akhirnya bisa saya nikmati setelah hampir satu tahun saya bertugas di Ibukota Kuantan Singingi yaitu Teluk Kuantan. Jalur adalah sebutan untuk sebuah sampan panjang yang dahuku kala digunakan sebagai moda transportasi bagi masyarakat Kuansing karena memang dahulu sungai Kuansing termasuk sungai besar yang dilintasi banyak kapal-kapal besar. Tak pelak pacu jalur yang menyimpan seribu keunikan ini mampu menyedot perhatian ribuan orang tidak hanya di seluruh penjuru kuansing tetapi juga sampai ke mancanegara. Ini adalah pengalaman pertama saya menyaksikan secara langsung gelaran pacu jalur tradisional di Kuansing. Selama semarak pacu jalur digelar Kota Teluk Kuantan tumpah ruah oleh massa, jalanan tiba-tiba berubah jadi ramai, area taman jalur seketika dip

Karto Yang Malang

Image
Masih segar dalam ingatan saya tentang kisah pilu tadi siang. Kisah dimana mengajarkan betapa pentingnya nilai hati-hati harus disematkan dalam sebuah kepercayaan. Sebut saja nama bapak itu Karto dan temannya bernama Herman. Siang itu Karto dan dua orang anaknya tengah memanen di kebun sawit yang telah ia beli dari Herman sepuluh tahun yang silam. Memang Karto selama ini mengenal Herman adalah orang yang baik, jujur dan dapat dipercaya, lagian tidak ada yang akan menaruh prasangka buruk kepada seorang Herman karena dia merupakan orang yang cukup terpandang di desanya. Dalam kesehariannya, Herman banyak bergaul dengan warga sekitar, ia ikut dalam rapat desa, gotong royong bahkan Herman juga dikenal sebagai seorang yang taat dalam beribadah. Tidak heran bahwa ia memilik banyak teman karena tingkah lakunya yang baik, bahkan untuk menunjukkan status sosialnya dimasyarakat, ia memiliki benda-benda dan rumah dalam kategori mewah. Soal kebun sawit Herman punya puluhan   hektar lahan sa

Sungai Nanam

Image
Hujan deras mengguyur Kota Padang, saya dan Oji terperangkap disebuah pusat perbelanjaan, rasanya tidak mungkin menembus hujan yang begitu lebat. Sembari menunggu hujan reda kami memutuskan untuk minum kopi barangkali bisa menghangatkan badan, terlebih dahulu kami ke ATM untuk menarik uang tunai. Setelah mengambil cukup uang kami berniat segera menuju kafe yang menyediakan aneka minuman hangat, belum sampai di kafe saya melihat sosok yang tidak asing lagi, dia adalah salah seorang junior saya di genta andalas, namanya Adrizal. Biasanya saya memanggilnya dengan Bung Ad. Perawakannya tidak jauh berubah meski kami sudah lama tidak bertemu, ia mengenakan baju kemeja kotak-kotak, tas ransel khas mahasiswa dan topi yang melekat menjadi ciri khasnya. Kami bersalaman karena memang sudah cukup lama tidak bertemu, wajahnya terlihat sumringah bertemu dengan saya. “apa kabar bang?”, sapanya ramah. Saya langsung merangkulnya, dan mengajak minum kopi bersama. Tiga gelas kopi plus beberap

Napak Tilas PJTL Pertama Genta Andalas (Bag.2)

Entah berapa hari, entah sudah hitungan minggu entah itu sudah bulanan saya tidak menulis, seperti biasa selalu ada aktivitas lain yang harus dilakukan, ditambah lagi dengan libur lebaran yang cuma ada sekali dalam setahun. Bahkan permainan favorit di hape tidak saya sentuh ketika libur lebaran, alhasil level saya menurun drastis. Tetapi kali ini saya tidak akan bercerita mengenai permainan favorit melainkan saya akan meneruskan bagaimana Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut (PJTL) pertama Genta Andalas dilaksanakan. Rapat proker masih berlangsung, kami bingung dengan perkataan Andrea, sepertinya ia serius dengan ucapannya karena selama ini kami kru Genta hanya sebagai peserta di berbagai PJTL yang diadakan Pers mahasiswa lain. Misalnya Andrea yang pernah datang ke Medan untuk ikut salam ulos di Suara USU, atau Yoga yang pernah datang ke lampung mengikuti PJTL bersama Teknokra, dan Saya dengan Eni yang datang ke Pekanbaru untuk menghadiri PJTL bersama kawan-kawan Bahana Mahasiswa.

Napak Tilas PJTL Pertama Genta Andalas

Image
Malam itu pemilihan pemimpin umum genta andalas periode 2010-2011 sedang berlangsung, saya dan beberapa kawan turut hadir penuh dalam suatu rapat akbar yang kami sebut dengan musyawarah besar. Turut hadir dalam mubes adalah pengurus periode sebelumnya, anggota, dewan redaksi dan alumni, semua kami berkumpul untuk bermusyawarah menentukan arah genta andalas kedepannya. Biasanya mubes kerap kami gelar selama tiga hari berturut-turut, sidang yang terus diwarnai hujan interupsi menandakan kami sedang belajar tata cara dalam persidangan. Menandakan kami sedang belajar teknik persidangan secara langsung. Kami adalah genta andalas di sayap kanan PKM lantai dua. Suasana sidang semakin tegang apabila hujan interupsi dan adu pendapat semakin meruncing, tetapi suasana kembali cair dan dipenuhi gelak tawa ketika saat rehat dimana akan banyak makanan tersedia.

A Dog Bites

Sekarang lagi demam voli dimana-mana orang-orang bercerita tentang bola voli, bahkan aku yang tidak suka dengan bola voli ikut-ikutan membicarakan tentang salah satu olahraga bola tangan dengan enam pemain. Sebab musababnya adalah turnamen bola voli yang tengah berlangsung di kampung saya. Turnamen antar desa yang digelar setiap sore begitu terasa bergengsi apalagi jika ada pemain dari luar daerah yang ikutan bermain. Setiap sore hampir seluruh masyarakat tumpah ruah menonton pertandingan bola voli, tidak peduli laki-laki atau perempuan, anak-anak hingga orang tua. Sorak sorai penonton terus bergemuruh apalagi melihat smash para pemain mengenai kepala pemain lawan, “mati, kanai kapalo ang,” umpatan-umpatan penonton.

“Superman Kampung”

Siapa yang tidak pernah nakal sewaktu masih kecil? Mungkin hampir semua orang yang pernah menjalani masa kecil akan menjawab bahwa pernah melakukan kenakalan-kenakalan yang menurut mereka adalah sebuah kesenangan. Sulit memang membedakan antara kesenangan dan kenakalan karena keduanya adalah hal yang sama-sama menyenangkan. Kenakalan pada masa kecil juga terjadi pada diri saya dimana saya melakukan beberapa kenakalan secara sadar bersama beberapa orang teman yang juga waras dan sadar. Tidak jauh berbeda mungkin kenakalan yang kami lakukan dengan kebanyakan orang pada umumnya, misalnya iseng menjahili teman dengan menyembunyikan sendalnya ketika sholat taraweh, bisa juga sekedar menjitak kepala teman hingga akhirnya berantem beneran. Hahahhaha.

“Bergelut dengan Belut”

Masa kecil adalah masa yang indah dan menyenangkan, mungkin itu adalah sebuah ungkapan kekinian yang benar adanya. Kenapa indah? Ya karena memang yang ada dalam fikiran kita semasa kecil hanyalah kesenangan dan kesenangan, walaupun beberapa dari kita tidak demikian. Beruntungnya saya termasuk kedalam bagian yang senang dan susah, namun kali ini saya hanya ingin mengenang bagian yang senang dan moment yang tidak akan pernah saya lupa. Ini adalah cerita ketika saya dan teman lainnya pergi memancing belut. Bagi saya memancing belut adalah pengalaman pertama namun tidak bagi teman yang lain karena merupakan aktivitas wajib mereka ketika padi selesai di panen. Saat itu saya tengah duduk di bangku sekolah menengah pertama, dimana saya dan keluarga harus pindah dari rumah dinas alias perumnas yang telah cukup lama kami tempati. Ibu saya membeli sebidang tanah di tepi jalan raya yang sebenarnya tidak terlalu jauh dari perumnas yang kami tempati, hanya berjarak kira-kira dua kilometer

Shogun

Sebelum jari ini kaku untuk menari diatas keyboard maka saya memutuskan untuk kembali menulis setelah dua minggu vakum karena lain dan suatu hal yang tidak bisa juga saya elakkan. Saya amat takut apabila jari ini sudah kaku maka saya tidak bisa lagi menulis, menulis dan menulis apapun yang penting menulis. Kali ini juga adalah tulisan yang juga tidak penting tetapi bagi saya amat berarti, maka tergerak hati ini untuk menuliskannya. Ini adalah kisah saya dan gasing saya bernama “shogun”.

Mbok Rasmi

Hai pembaca yang budiman, kali ini saya masih punya cerita untuk saya bagi kepada para pembaca semuanya. Sedikit agak berbeda kali saya tidak lagi menceritakan sosok bung karno tetapi akan bercerita mengenai sosok lain yang menurut saya beliau punya faktor x yang patut kita teladani. Dia adalah Rasmi, saya memanggilnya Mbok Rasmi karena memang umurnya telah melewati kepala empat, ia sudah punya tiga orang anak. Dua orang anak perempuannya sudah menikah sedangkan satu lagi yang laki-laki belum menikah dan masih membantu Bu Rasmi di kebun kelapa sawit miliknya.

Bung Karno dan Pecinya

Image
Setelah dua minggu jari ini tidak menari diatas keyboard rasanya agak ganjil juga karena biasanya malam minggu seperti ini adalah waktu yang baik untuk menulis. Kenapa malam minggu? Ya karena selain tidak ada wanita yang akan diajak kencan, malam minggu juga malam yang panjang tanpa ada beban kerja yang akan dilakukan esok pagi. Malam ini saya akan menulis kembali tentang Bung Karno, kenapa Bung Karno? Ya karena pembaca sudah pasti tahu alasannya. Ide tulisan kali ini terinspirasi oleh pemimpin negara kita Indonesia Raya merdeka yang sepertinya mulai melupakan salah satu identitas nasional di masa perjuangan kemerdekaan. Sepertinya identitas yang satu ini hanya dikenakan ketika foto bersama dan acara-acara seremonial lainnya, sehingga makna dari identitas ini perlahan memudar. Apakah identitas yang saya maksud sebagai salah satu simbol nasional? Ya benar sekali, salah satu identitas nasional kita adalah penutup kepala yang selalu dikenakan oleh Bung Karno ketika ia dan para pe

Bung Karno dan Yankee Dodle

Image
Ini adalah tulisan pertama saya tentang bung karno, sebenarnya saya ingin menulis lebih dalam mengenai sosok idola ini tetapi saya akan mulai dari hal-hal yang sederhana dahulu, karena membahas sosok Soekarno seperti menyedot air laut yang tidak akan pernah ada habisnya. Oleh karena itu saya hanya akan mengupas sedikit saja mengenai Putra Sang Fajar, lagi pula pengetahuan saya tentang sosok beliau belum seberapa dibanding dengan sukarnois yang lain. Soekarno adalah Putra dari Raden Soekemi Sosrodiharjo dan Ida Ayu Nyoman Rai, lahir pada tanggal 6 Juni 1901 di surabaya Jawa Timur, diberi gelar Putra Sang Fajar karena Bung Karno lahir tepat sebelum fajar menyingsing. Nama aslinya adalah Kusno, namun karena sering sakit, Ayahnya mengganti nama Sang Fajar menjadi Sukarno. Sejak umur tiga tahun Soekarno sudah hidup bersama kakeknya Raden Hardjodikromo. Kemudian menimba ilmu di sekolah Eereste Indlanse School sebelum akhirnya pindah ke Europeesche Lagere School dan akhirnya bisa men

Sajak Tukang Cangkul

Kami ditindas, dicekik, diperas..... Kami adalah golongan yang tidak dianggap.... Kami.......adalah isi perut kalian...              

Es Cendol Buyuang

Jika anda berkunjung ke Kabupaten Kuantan Singingi tepatnya di Kota Teluk Kuantan dengan rasa haus yang melanda maka tidak ada salahnya anda mencoba salah satu minuman pelepas dahaga yaitu cendol sagu dengan emping beras plus parutan kelapa muda. Salah satu minuman cendol yang terkemuka di Taluk adalah es cendol Buyuang persis terletak di simpang tiga SMK 1 Teluk Kuantan. Apabila kita melakukan perjalanan dari arah Kota Pekanbaru maka di sebelah kanan atau di depan gerbang SMK 1 Teluk Kuantan kita akan melihat dengan gagahnya Buyuang berjualan cendol. Berbekal spanduk berukuran kira-kira tiga kali satu meter dan gerobak khas penjual cendol, es cendol buyuang tidak pernah sepi pelanggan, selalu ada yang ingin menikmati kelezatan cendol buyuang termasuk saya sendiri. Beberapa kali saya menyempatkan diri untuk mampir dan menikmati segelas cendol sagu bersama dengan rekan kerja ketika sore menjelang. Rasa dan aroma cendolnya mengingatkan saya pada penjual cendol yang cukup legenda

Selamat Datang Tahun Kambing

Image
Tengah asik ngetik nota analisa, tiba-tiba Pak Masrul bilang, “Nanda Pak Acuan (bukan nama sebenarnya) besok ngajak kerumah, ikut ga?,”. Saya pun agak bingung juga kenapa harus bertamu ke rumah pak Acuan, oh rupanya dalam rangka perayaan imlek tahun ini pikir saya. “oh ya, boleh Pak besok kita pergi kesana,” saya pun lanjut mengetik. Tidak sabar juga menunggu hari esok rasanya, karena memang saya belum pernah bertamu ke rumah orang etnis tionghoa apalagi bertamu dalam rangka tahun baru imlek. Selama ini yang saya tahu imlek selalu identik dengan warna merah, kembang api, kue keranjang dan berbagai perayaan oleh masyarakat tionghoa. Perayaan secara spesifik dan makna imlek sejujurnya saya memang tidak paham, oh ya....yang jelas satu lagi tahun kemaren adalah tahun kuda dan sekarang adalah tahun kambing. Menurut ramalan ala tionghoa shio saya adalah kuda, maka akan mengalami keberuntungan yang luar biasa pada tahun kuda, kalo difikir memang tahun 2014 kemarin adalah tahun yang l

Pesan dari Jerman

Image
Siang itu, ketika jam kantor masih aktif saya berusaha untuk mengumpulkan semangat karena memang selepas santap siang godaan sangat banyak utamanya adalah rasa ngantuk yang menyerang dengan perlahan. Tiba-tiba saya mendapat pesan dari seorang teman lama yang sekarang sudah jauh di Eropa, dia adalah HS. Semua pasti tau kan Jerman? Ah itu lho yang juara piala dunia kemaren. “Nanda, masih ingat dengan saya”, pesan yang saya baca di messenger media sosial. Lumayan kaget juga mendapat pesan dari kawan yang sudah sekian lama kami tidak berkomunikasi, “ya tentu saja saya ingat....lol,” balasku.

Idealis atau Pragmatis?

Image
Apakah anda termasuk orang yang idealis? Apakah anda mengerti apa itu idealis? atau anda adalah seorang yang pragmatis? Lalu apa pula itu pragmatis?. Semoga tulisan ini tidak mampu memberikan jawaban kepada anda layaknya tulisan bagus lain yang menggunakan teori dari pelbagai sumber ilmu. Sekarang mari kita tengok dulu apa itu idealis, bisa saja idealis berasal dari kata ideal yang berarti berada pada posisi yang sempurna atau logika yang baik lalu ditambah dengan akhiran “is” agar lebih manis. Tidak jarang seseorang mengatakan bahwa dirinya adalah seorang yang idealis, lalu mereka menambahkan akhiran “me” menjadi idealisme yang berarti ajaran menjadi manusia ideal :D . Banyak orang mengatakan bahwa seorang yang idealis berbeda dengan kebanyakan orang lain di lingkungannya, ibaratnya semua orang memilih warna putih maka mereka yang ngaku idealis akan memilih warna hitam. Seolah mereka tidak gentar berdiri sendiri, merasa mantap dengan pilihan sendiri. Sebagai contoh yang muda

Koin dari Viktor

Image
Liburan natal kemarin saya pulang ke kampung, yap dimana lagi kalau buka desa Palupuah tercinta. Desa yang masih segar alami, hijau dimana-mana sehingga setiap kali pulang kerumah serasa terapi mata dan hati yang menyejukkan jiwa. Apalagi bisa berkumpul dengan seluruh anggota keluarga, plus tentunya bisa makan masakan mama tercinta . Sayangnya liburan kali ini saya tidak bisa melakukan banyak hal, karena hujan yang terus mengguyur kampung. Setiap hari hamp i r tiada cela bagi hujan seolah ti dak ada habisnya air yang dicurahkan, maklum kampung saya memang sering diguyur hujan apalagi pada saat musim hujan seperti sekarang. Rencana untuk pergi ke rumah nenek pun harus saya urungkan karena hujan yang tidak kunjung berhenti. Alhasil dua hari di rumah saya lebih memilih menghabiskan waktu dengan menonton Tv, berkunjung ke beberapa rumah teman lama dan menikmati hidangan yang hangat. Jauh hari sebelum pulang kampun saya juga berencana ingin ke Kota Padang, k arena rindu dengan suasa

Surat Untuk Laras

Akhir-akhir ini aku melihat Laras agak murung, raut wajah cerianya seolah hilang ditelan bumi, tidak ada lagi gelak tawa, tidak ada lagi wajah yang penuh semangat, yang ada hanyalah raut wajah kecemasan, dan seperti orang yang sudah kalah dalam peperangan. Dalam kehidupannya Laras bukanlah perempuan biasa, dia adalah perempuan jenius sehingga aku akhir-akhir ini mulai percaya bahwa ia adalah salah seorang cucu einstein, karena begitu banyaknya bakat alami yang ia bawa sejak lahir. Aku dan Laras sebenarnya tidak layak lagi disebut sebagai teman, tidak juga ada hubungan spesial layaknya seorang lelaki dan perempuan, tetapi memang benar bahwa kami lebih dari teman entah apa itu namanya hubungan ini. Pasal mukanya yang murung aku tidak berani bertanya karena terkadang Laras bisa saja mengamuk seperti singa yang sedang kelaparan. Tetapi tidak tega juga rasanya melihat ia seperti itu, memang rumah kami tidak berdekatan namun aku bisa membayangkan dengan kondisi seperti itu ia akan lebi