Posts

Showing posts from 2016

Marissa

Image
Aku baru saja membeli sebuah apel di minimarket, tidak lebih dari satu biji apel..kenapa? benar sekali bahwa tidak ada kulkas di kamar ini. Satu biji apel merah jenis royal gala seharga 69k yang aku membayar senilai 70k, tidak ada kembalian tentunya. Sudah!, ini bukan cerita tentang sebiji apel, juga bukan cerita sepiring nasi goreng ayam yang baru saja aku santap, tidak dipungkiri rasa nasi goreng itu memang enak setidaknya lebih enak daripada yang aku masak sendiri dengan bumbu instan seharga 20k. Beberapa menit sebelum meyantap nasi goreng seorang teman mengirim pesan singkat padaku, teman lama tetapi selalu terasa baru, sebelumnya aku akan memberikan ciri-ciri orang itu. Hmmmm…sebentar nah yang pertama dia adalah wanita (berhati laki-laki), rambutnya semi pirang ikal tidak beraturan setidaknya itu yang aku lihat di akhir tahun 2011, badannya agak besar lebar, pendek, betis aduhai dan yang paling penting adalah bibirnya yang sebenarnya lebar tetapi terlihat kecil. Tunggu sebenta

Rahma

Image
Menjelang tidur aku menghubunginya, “halo, apa kabar?”, degup jantungku berdetak kencang, entah kenapa aku merasa seperti akan mendengar sesuatu yang amat penting. Tidak lama,”kabar baik, abang gimana?,” seperti biasa suara lembutnya yang khas mengalir merasuki telingaku. Sebentar kami berbasa basi mengenai aktivitas hari ini, ia bercerita panjang lebar mengenai kuliahnya dan aku juga tidak kalah untuk bercerita, kami sangat antusias, dia jelas begitu memberikan semangat. Tidak dapat menahan terlalu lama, aku menanyakan sikapnya yang berubah akhir-akhir ini, “kamu kenapa? komunikasi kita beberapa hari ini tidak baik, tidak seperti biasanya,” selidikku. Dia diam sejenak, aku mendengarnya menghela nafas, “maaf bang, Rahma tidak bisa lagi melanjutkan hubungan ini, dalam agama kita tidak baik hubungan seperti ini, jika memang abang nanti serius, silahkan datang ke rumah, Rahma tunggu,” suaranya getir. Sontak aku terkejut, serasa dihujam jarum jarum kecil, aku seperti melayang, lama aku te

Enam Cara Agar Hubungan Pertemanan Tetap Awet

Siapa manusia tidak punya teman di dunia ini? Barangkali tidak ada, karena secara lahirnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain di dalam hidupnya. Contoh sederhananya begini, ketika kita lahir jika tanpa bantuan orang lain dalam hal ini bisa saja orang tua, mulai dari memberikan kita air susu, makan, mengganti pakaian, dan lain sebagainya sehingga kita tetap bisa berada dalam kondisi yang baik. Belakangan ini cukup banyak orang yang bilang “saya tidak butuh orang lain dalam hidup ini”, bisa jadi orang ini adalah tidak pernah menjalani masa kecil, begitu lahir langsung dewasa dan bisa melakukan semua sendiri. Dengan kata lain adalah kita tidak perlu egois dan sombong untuk mengatakan tidak membutuhkan orang lain, oleh karena itu adalah penting untuk menjaga sebuah hubungan pertemanan agar tetap awet. Berikut adalah beberapa tips yang dapat dilakukan untuk membuat kita dan orang di sekeliling kita tetap nyaman, nah ini dia : 1.     Jangan Membandingkan Teman I

"Rasaki Inyiak"

Tengah malam mulai menjelang, angin kencang seolah bergulung menyapu pepohonan dari puncak bukit, dari kejauhan terlihat sekelompok pemuda tanggung sedang berkumpul di sebuah rumah kayu yang terletak tidak jauh dari bibir bukit pinus. Mereka terlihat mengelilingi perapian mempersiapkan suatu rencana, tidak ada satupun dari mereka yang tidak mengenakan jaket, maklum saja udara di kampung kami sangat dingin apalagi ketika malam tiba. Masing-masing dari mereka juga menggengam lampu senter besar, beberapa kali lampu senter mereka arahkan ke atas pohon durian. Kelompok mereka tidak memiliki pimpinan tetapi ada satu orang yang berpengaruh, namanya Ismail. Lain dengan kelompok ku, kami tidak memiliki senter besar tetapi kami punya tekad yang sama, bergerilya mencari durian di kebun orang lain pada tengah malam. Iya…benar sekali kami adalah kelompok pencari durian yang hanya akan berkumpul pada musim durian tiba.

Kampung Keling

Image
Kota Medan masih semberawut, setidaknya itu adalah pendapat pertama yang saya rasakan ketika kembali menginjakkan kaki di Ibukota Sumatera Utara tersebut. Kira-kira dua tahun lebih saya sudah tidak pernah lagi berkunjung ke Medan, kebetulan ada urusan kantor maka saya kembali mendatangi Medan. Agaknya kata semberawut bukan saja cocok untuk Kota Medan tetapi juga beberapa kota besar di Indonesia, kondisi jalanan yang macet adalah pemandangan utama nan lazim. Sangat tidak penting kenapa saya datang ke Medan, karena hanya urusan kantor biasa yang akan membosankan jika saya ceritakan. Perjalanan dari Pekanbaru menuju Medan bisa ditempuh dalam waktu satu jam jika menggunakan pesawat terbang, apabila dengan bus…yaaa bisa satu hari semalam. Soal naik bus untuk perjalanan jauh saya sudah kapok, sakit pinggang dan kepala, walaupun kadang naik pesawat juga tidak kalah pusingnya, maklum masih belum terbiasa ditambah lagi saya takut dengan ketinggian. Kondisi kesehatan saya ketika mau berangkat

Dendam dan Kesetiaan 47 Ronin

Image
47 Ronin, buku ini menceritakan tentang pembalasan 47 Ronin terhadap seorang protokol Shogun bernama Kira. Pembalasan dendam para samurai tidak bertuan alias Ronin tersebut adalah buntut dari dua sabetan pedang Lord Asano terhadap Kira yang dianggap telah meremehkannya dalam sebuah acara resmi yang dihadiri langsung oleh Shogun. Akibat dari kejadian yang berlangsung cepat itu seluruh rangkaian acara dibubarkan, Kira bersimbah darah dan pada sore harinya Lord Asano harus melakukan seppuku (ritual bunuh diri secara terhormat) sesuai dengan perintah atas hukum yang berlaku di zaman kekaisaran Jepang sekitar tahun 1748. Tidak hanya melakukan seppuku , tanah air yang dipimpin oleh Lord Asano ikut diambil alih oleh Shogun sehingga para penduduk Desa Ako bertebaran mencari tempat tinggal untuk melanjutkan kehidupan mereka.

Kembali ke Masa Lalu

Image
Setelah dua bulan vakum dalam segala bentuk kegiatan tulis menulis, pagi ini selepas menyeduh segelas susu saya dengan sigap meraih notebook yang belakangan ini juga jarang dibuka. Beberapa hari yang lalu sempat saya gunakan untuk mengunduh beberapa filem, ah jadi teringat masa-masa kuliah dimana mengunduh filem adalah kegiatan sampingan yang kadang jadi prioritas utama di sela-sela kesibukan kuliah. Tengok saja di sudut-sudut kampus yang menyediakan wifi gratis maka disitulah para aktivis unduh filem berada, mereka rela berjam-jam menunggu hanya untuk mendapatkan satu atau dua filem yang mereka suka, bagian yang tidak enak adalah ketika tiba-tiba seroang kawan datang dan berkata, “ bagi filemnya dong”, dengan wajah yang amat polos. Tetapi bagi sebagian teman yang memiliki perasaan maka ia akan ikut dalam ajang unduh filem dengan skema unduh filem yang berbeda dan nanti apabila sudah selesai filem tersebut akan di barter.

DORNIER 328

Image
Alhamdulillah…adalah kata pertama kali yang aku ucapkan ketika Si burung besi baling-baling yang aku tumpangi mendarat mulus di Bandar udara Sultan Mahmud Badaruddin II di Kota Palembang. Perjalanan dari Kota Pekanbaru terasa begitu lama dan menegangkan, maklum baru kali pertama aku menumpangi sebuah pesawat jenis Dornier 328 bermesin turbo lengkap dengan dua baling-baling di kedua bentang sayap. Dahulunya pesawat buatan Dornier ini merupakan jenis pesawat yang sempat menjadi trend di eropa pada era tahun 1991, namun kini tidak diproduksi lagi.

Batu Hujan

Dua minggu sudah Herman tidak menginjakkan kaki di ladang yang dua bulan lalu telah ia panen, hasil panen wortelnya tidak seberapa karena cuaca yang tidak menentu. Tidak hanya Herman, beberapa tetangganya juga mendapatkan hasil panen yang sama, hampir seisi kampung terlihat lesu. Pagi itu Herman bergerak malas dari tempat tidurnya, jika bukan karena ditarik oleh Surai, sang isteri, mungkin ia tidak akan bangun hingga tengah hari. “bangun mas, bangun..sudah siang, katanya mau ke ladang hari ini,“ Surai menarik kaki sang suami yang telah ia nikahi 10 tahun silam. “sebentar lagi dik, semalam aku kan ikut ronda, “ balas Herman kembali menarik selimut. Tidak heran jika dipagi hari semua orang betah berdiam diri dikasur yang hangat dengan selimut tebal karena memang kampung yang mereka diami terletak di lereng gunung, hawa dingin menusuk tulang, bahkan sebagian orang masih mengenakan kain sarung di luar rumah pada siang hari. Tidak mau kalah, Surai kembali menarik kaki suaminya, kali ini

Dasar Pemikiran Tan Malaka

Image
Siapa tidak kenal dengan Tan Malaka?, saya sendiri sudah lama mendengar nama besar putra asal Minangkabau yang sukses merasuki pemikiran para generasi muda melalui buku-bukunya, tetapi baru awal bulan Februari kemarin saya tertarik untuk belajar Taan, dalam hal ini tentu saja saya memilih untuk membaca buku hasil pemikiran Tan Malaka. Sama sekali diluar dugaan adalah bahwa bulan Februari ternyata menjadi bulan yang amat bersejarah, entah ini suatu kebetulan. Sejarah mencatat bahwa pada tanggal 21 Februari 1949, Tan Malaka gugur di tangan serdadu bangsa yang selama ini ia perjuangkan. Namun pada bagian kali ini kita tidak akan membahas bagaimana gugurnya Tan Malaka, tidak juga membahas bagaimana aktivitasnya di berbagai organisasi, terlalu jauh. Kali ini saya akan coba memaparkan bagaimana pokok pikiran dan konsep perjuangan Tan Malaka, dimana konsep yang beliau kemukakan lebih orisinil dan relevan hingga sekarang. Baru saja saya membuka sebuah buku hasil pemikiran beliau maka hal ya

Mojokerto : Kepedihan di Masa Muda

Image
Kebanyakan orang yang sukses adalah orang yang pernah mengalami masa sulit dan kepedihan yang mendalam di waktu mudanya, tidak terkecuali dengan Bung Karno. Dia, Putra Sang Fajar juga menceritakan bagaimana pedihnya kehidupan sewaktu ia masih muda, dimana anak-anak yang lain asik dengan berbagai mainan yang membuat mereka lupa akan dunia. Dalam bagian yang ketiga “Mojokerto : Kepedihan di Masa Muda” Sukarno dengan gamblang memaparkan betapa ia menderita dimasa mudanya. Maklum saja seorang bapak dari Bung Karno hanyalah guru rendahan yang bergaji 25 rupiah sebulan, itupun kemudian dipotong untuk sewa rumah sehingga hanya tersisa 15 rupiah untuk mereka bagi dan bertahan hidup.

Cindy Adams Bag II “Putra Sang Fajar”

Image
Setelah semua dari kita mengetahui alasan kenapa Bung Karno mau dituliskan rangkaian kehidupannya oleh Cindy Adams, selajutnya Sukarno mulai bertutur tentang siapa dia sebenarnya, sejak kecil, dimasa perjuangan hingga ketika ia melawan penyakit ginjalnya di Wina. “Putra Sang Fajar” adalah benar salah satu julukan Bung Karno, tidak lain adalah karena beliau lahir ditengah fajar menyingsing. Dalam kepercayaan orang jawa bahwa seseorang yang lahir dalam waktu yang demikian merupakan orang-orang yang nasibnya telah digariskan sebelumnya. “engkau akan menjadi orang yang besar nak, ingat itu,” kata Ibu Sukarno. Lahir pada tanggal 6 Juni 1901, Sukarno beranggapan bahwa ia adalah makluk yang istimewa karena dilahirkan dari angka yang serba enam. Bintang Gemini yang melekat pada dirinya seolah memberikan ia kepribadian ganda. Bagaimana tidak seorang Sukarno dapat bertingkah lemah lembut penyayang namun terkadang juga bisa keras kepala. Seorang Sukarno tidak akan tega melihat seekor binanta

Karya Cindy Adams Bag I "Alasan Menulis Buku Ini"

Image
Saya tidak menolak jika disebut seorang sukarnois, tetapi saya menolak jika pembaca menuntut saya mengetahui 100% tentang kehidupan presiden pertama Indonesia, salah seorang dari dua orang proklamator bangsa, Ir. Sukarno. Mendengar nama Sukarno saya langsung tersentak, selalu banyak muncul pertanyaan demi pertanyaan dalam benak saya, bagaimana tidak, sejarah selalu punya misteri yang menarik dan tentunya berguna hingga saat ini. Apalagi yang akan kita ketahui adalah sejarah berdirinya bangsa ini, bagi saya amat kurang ajar seorang anak bangsa tidak mau tahu tentang sejarah bangsa nya sendiri, yang mereka tahu hanyalah media sosial, baju bermerk, fashion masa kini, meskipun juga tidak sedikit anak bangsa yang lahir dengan inovasi-inovasi yang menakjubkan di zaman sekarang. Saya yakin bahwa para pendahulu bangsa tidak meminta banyak akan jasa mereka untuk dikenang, tetapi saya yakin dengan sangat mereka ingin generasi muda mengetahui sejarah bangsa lebih baik. Bukankah bangsa yang bes

Kalah Jadi Abu Menang Jadi Arang

Image
Prakkk....bunyi pintu rumah yang ditutup dengan keras oleh bapak, kemudian berjalan menuju dapur lalu memukul meja makan dengan tangannya, sekali lagi bunyi yang keras memecah kesunyian rumah kami di tengah malam. “bapak, jangan begitu kasihan anak-anak sudah tidur,” aku mendengar suara ibu mencoba menenangkan bapak. “ibu tidak usah banyak bicara, mana makanan aku lapar, aku lapar,” balas bapak geram, tangannya dikepalkan. Rupanya hari itu ibu tidak memasak lauk karena memang tidak lagi ada uang yang cukup untuk membeli lauk untuk dimasak. Kami hanya makan telur dadar buatan ibu yang dibagi tiga dengan dua orang adik ku. Perlakuan bapak seperti itu tidak hanya sekali dua kali, seringkali kami harus menghadapi emosi yang tidak jelas ketika beliau pulang larut malam. Ya benar sekali, bapak adalah seorang penjudi berat tidak hanya malam, namun siang hari aku juga kerap melihatnya bermain judi gaplek bersama beberapa orang temannya. Meja judi penuh dengan kacang, minuman dan beberapa lemb