Posts

Showing posts from December, 2014

Tepi Sungai Musi

Image
Tepi sungai Musi Saya dan Iwan sepakat untuk bertemu di rumah sekitar pukul 19.00 malam, Iwan berencana akan menjemput. Setelah bersiap-siap, saya menunggu Iwan dating menjemput sambil ngobrol dengan Bang Edi di teras depan rumah. Tidak lama kemudian sorot lampu sepeda motor dari arah gerbang komplek terlihat menuju rumah kami, “itu dia Iwan,” saya menuju halaman rumah. “ready bro,” Iwan terlihat penuh semangat dan saya segera meloncat ke atas sepeda motor. “kalau di Palembang ini enaknya kita jalan-jalan pakai sepeda motor bro, jadi ga kena macet,” oceh Iwan. Saya pun juga tidak berhenti bertanya tentang Kota Palembang. Sebentar Saja dari rumah kami telah tiba di Kambang Iwak, salah satu tempat nongkrong ABG Palembang. Kambang Iwak itu ya kayak sejenis kolam ikan alias tabek gadang kalau di kampung saya cuma bedanya tabek ini ramai banget . Iwan memperkenalkan saya kepada beberapa orang temannya yang merupakan jurnalis dari berbagai media di Palembang. Senang sekali ra

Jumpa Dua Orang Kawan Lama

Image
Jaka Baring Stadion Ternyata tidak jauh dari tempat kami kena tilang, saya sudah berada di hadapan jembatan besi besar apalagi kalau bukan jembatan Ampera. Jembatan dengan desain klasik itu masih kokoh berdiri hingga saat ini diatas aliran sungai Musi. Warna jembatannya Merah menyala dengan empat tiang besi beton besar. Setelah melewati jembatan Ampera kami pun melewati jalanan yang tidak terlalu ramai karena sepertinya sudah agak dipinggiran kota. Di sisi kiri sebelum stadion berdiri megah sebuah bangunan perusahaan milik daerah Sumatera Selatan, Bank Sumsel Babel. “siapkan uang lima ribu untuk masuk stadion,” ujar bang Edi. Aku pun merogoh kocek dan menyerahkan kepada petugas yang jaga digerbang pintu masuk stadion. Sekarang saya sudah berada dalam komplek Stadion Jaka Baring, komplek yang luas dan lumayan tidak terawat. Batu-batu kecil bertebaran dimana-mana akibat dari ulah suporter Sriwijaya FC kemarin sore yang terlibat bentrok antar sesama pendukung, aduhhh, apelah

Pancasila di Lapau Ajo

Image
Hormat menghormati, saling menghargai merupakan sifat terpuji jika kita masih ingat dengan pelajaran PPKN atau Pancasila dan kewarganegaraan sewaktu sekolah dasar dahulu. Gampang memang mengucapkan kata-kata itu dalam kelas ataupun dalam kehidupan sehari-hari. Dimana dalam pelajaran itu jika kita saling menghormati maka akan tercipta kehidupan berbangsa yang harmonis, damai dan tenteram. Tetapi seringkali dalam kenyataannya juga terjadi hal-hal seperti yang dialami mereka ini yang sedang santai siang di lapau Ajo : Teddy     : oi kimin, hati den sanang bana diang kini ko ha... Tukimin : (tukimin nan sadang makan siang takajuik), dek apo ang? Tasapo? Dek apo hati ang sanang... Teddy     : Aden ditarimo karajo di ang mah,,di PT. Minyak pasti tau ang kan, gaji nan ka den tarimo... Tukimin : haa...yo coga ang yo..jaya ang sabanta lai tu? Banyak pitih mah... Teddy     : tu makonyo ang tu jan jadi sopir juo lai, aliah lah karajo ang lai ko.,kok cando iko juo an

Ditilang Polantas Sriwijaya

Image
Selepas mengantarkan Pak Amin ke kantor, saya langsung mengajak Bang Edi untuk tancap gas menuju Jaka Baring, sekalipun masih pagi sekitar pukul 09.00 kami tetap semangat karena penasaran dengan stadion yang pernah menggelar kejuaraan Asean Games beberapa waktu yang lalu. Rugi kalo ga dokumentasikan :D “aduh, lupa lupa ingat juga nih jalan ke stadion,” kata bang Edi. “apalagi aku bang,” hahahah. Akhirnya kami bertumpu lagi pada GPS tetapi malangnya kami melawan GPS, sehingga kami ditilang oleh Polantas. Kenapa bisa? Bukan salah GPS yang ga ngasih tahu ada polisi, tapi karena kami melanggar jalur satu arah. Jadi pas lagi bingung karena tidak ketemu persimpangan yang ditunjuk GPS maka kami memutuskan untuk berbalik arah, tidak berapa lama kami berbalik arah langsung dihadang oleh seorang Polantas yang mengejar mobil kami. “oi, berhenti ,” katanya berlari menghampiri kami.