Ditilang Polantas Sriwijaya



Selepas mengantarkan Pak Amin ke kantor, saya langsung mengajak Bang Edi untuk tancap gas menuju Jaka Baring, sekalipun masih pagi sekitar pukul 09.00 kami tetap semangat karena penasaran dengan stadion yang pernah menggelar kejuaraan Asean Games beberapa waktu yang lalu.
Rugi kalo ga dokumentasikan :D
“aduh, lupa lupa ingat juga nih jalan ke stadion,” kata bang Edi. “apalagi aku bang,” hahahah. Akhirnya kami bertumpu lagi pada GPS tetapi malangnya kami melawan GPS, sehingga kami ditilang oleh Polantas. Kenapa bisa? Bukan salah GPS yang ga ngasih tahu ada polisi, tapi karena kami melanggar jalur satu arah. Jadi pas lagi bingung karena tidak ketemu persimpangan yang ditunjuk GPS maka kami memutuskan untuk berbalik arah, tidak berapa lama kami berbalik arah langsung dihadang oleh seorang Polantas yang mengejar mobil kami. “oi, berhenti ,” katanya berlari menghampiri kami.
Seketika kami kaget karena kami tidak tahu jalur yang kami tempuh adalah jalur satu arah. Oknum Polantas itu pun meminta SIM dan STNK lalu meminta kami untuk ikut ke pos jaga, and you know what happen after that? Yes you are right. Seperti biasalah tawar menawar sampai harga pas lalu kami pun tancap gas. Abang oknum itu dengan nada suara rendah dan logat Palembang yang khas coba menawarkan solusi terbaik kepada kami, “saya tilang atau bapak disidang,” khas logat Palembangnya, sehingga beberapa ucapannya ada yang tidak saya mengerti. “cepat bapak tanda tangan aja disini saya mau sarapan,” sembari Abang Polantas mengeluarkan surat tilang. Saya tidak suka berkilah karena memang kami yang telah melanggar rambu lalu-lintas, lalu setelah harga cocok kamipun segera berlalu dari pos jaga yang telah merenggut secuil isi dompet kami :D. Benar-benar sebuah pengalaman yang sangat berharga pagi hari di kota yang baru saja saya jelajahi. Baiknya lagi Polantas itu memberikan arah yang benar kepada kami agar sampai di Stadion.

 Bersambung.......

Comments

Popular posts from this blog

PENGERTIAN ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK

Gadih Minang (Sakola atau Balaki?)

TRAGEDI 26 MEI 2011 . ( PART II )