Napak Tilas PJTL Pertama Genta Andalas



Malam itu pemilihan pemimpin umum genta andalas periode 2010-2011 sedang berlangsung, saya dan beberapa kawan turut hadir penuh dalam suatu rapat akbar yang kami sebut dengan musyawarah besar. Turut hadir dalam mubes adalah pengurus periode sebelumnya, anggota, dewan redaksi dan alumni, semua kami berkumpul untuk bermusyawarah menentukan arah genta andalas kedepannya. Biasanya mubes kerap kami gelar selama tiga hari berturut-turut, sidang yang terus diwarnai hujan interupsi menandakan kami sedang belajar tata cara dalam persidangan. Menandakan kami sedang belajar teknik persidangan secara langsung. Kami adalah genta andalas di sayap kanan PKM lantai dua. Suasana sidang semakin tegang apabila hujan interupsi dan adu pendapat semakin meruncing, tetapi suasana kembali cair dan dipenuhi gelak tawa ketika saat rehat dimana akan banyak makanan tersedia.
Siang malam kami terus memadati ruangan studio PKM lantai 2, sebagian ada yang tertidur karena kelelahan sebagian lagi masih sengit beradu pendapat hingga pergantian palu kepemimpinan sidang tidak terelakkan. Day by day berlanjut hingga sampai kepada penghujung sidang yaitu pemilihan tampuk kepemimpinan genta periode 2010-2011. Beberapa nama calon pemimpin umum di ajukan oleh peserta sidang, termasuk nama saya. Kami adalah genta andalas di sayap kanan PKM lantai dua. Suasana sidang berubah agak tenang, dan semakin banyak yang menghadiri sidang karena sudah biasa bagi kami bahwa kelahiran calon pemimpin baru adalah salah satu moment berharga yang sebisa mungkin tidak akan dilewati. “pimpinan sidang, untuk kelancaran pemilihan dan musyawarah kita bagaimana kalau calon pemimpin umum kita persilahkan untuk keluar ruangan terlebih dahulu”, ujar salah seorang dewan redaksi. Semua peserta setuju dan kami keluar. Beberapa diantara yang masih saya ingat adalah saya, Yoga, Eni dan Andre. Maaf bagi yang saya tidak ingat.
Ruang Studio PKM Lantai Dua
Pemilihan pemimpin umum pun dimulai, bahkan waktu itu mungkin ke toilet pun akan ditunda oleh peserta sidang. Kami tidak tahu apa yang terjadi di dalam ruang sidang hingga beberapa saat kemudian kami dipanggil masuk kembali. Kali ini ruang sidang dipenuhi dengan senyuman sumringah pertanda bahwa pemimpin baru telah lahir. Zalyoes Yoga Permadya, itu adalah nama pemimpin baru kami yang akan menjadi nahkoda kami dalam satu tahun kedepan. Walaupun Yoga tampak gugup ketika namanya terpilih saya tetap percaya bahwa keputusan sidang adalah keputusan yang terbaik untuk genta. Kenapa tidak saya?, tidak pernah terbesit pertanyaan itu dalam benak saya. Tradisi pergantian kepemimpinan ditandai dengan jabat tangan pemimpin umum yang lama dengan yang baru. Sederhana sekali namun khidmat. Kami adalah genta andalas di sayap kanan PKM lantai 2.
Setelah pemimpin umum terpilih maka barisan pendukung alias para menteri dipilih langsung oleh sang PU, saya sendiri dipilih menjadi ujung tombak genta andalas. Pemimpin Redaksi. Jujur saya ketika nama saya disebut sebagai pemimpin redaksi maka yang terbayang adalah tanggung jawab besar yang akan saya hadapi. Bagaimana tidak arah media seringkali ditentukan oleh seorang pemimpin redaksi. (mungkin tidak berlaku bagi media mainstream yang suka ditentuka oleh empunya) Eni sering bilang,” karakter media adalah karakter seorang pemimpin redaksi,”. Barisan pendukung pemimpin umum telah dibentuk, mulai dari sekretaris umum, bendahara umum, pemimpin redaksi, pemimpin perusahaan, pemimpin produksi, hingga pemimpin litbang. Harapan baru telah dibentuk dan kami menyongsong semangat baru untuk genta andalas.
Beberapa hari setelah musyawarah besar, para pemimpin rapat sederhana di gubuk kecil kami, sayap kanan PKM lantai dua. Tidak ada snack dalam rapat kecuali permen sisa-sisa jajan, itu adalah sore dimana kali pertama kami berbincang serius menentukan sumber daya yang akan menduduki posisi-posisi kosong yang telah ditinggalkan pengurus lama. Masing-masing pimpinan mengajukan nama dan kami melakukan seleksi bersama untuk mendapatkan orang-orang terbaik yang akan bekerja dengan baik. Satu persatu divisi mulai penuh dan pos-pos yang kosong telah diisi. “besok kita langsung rapat pengurus dan sekaligus membicarakan mengenai pelantikan,” tukas Yoga. Sore itu terasa bersemangat sekali. Sekretaris umum langsung bergerak gesit mengetik nama-nama yang akan menjadi pengurus genta periode 2010-2011 untuk di setujui oleh pembina dan pembantu rektor III selaku yang membidangi segala aktivitas kemahasiswaan.
Almamater Hitam Kebanggan Kami


Hari pelantikan yang dinanti pun tiba, semua telah siap untuk dilantik. Ruangan dimana kami juga mengadakan mubes tempo hari menjadi saksi armada baru genta andalas. Almamater hitam kebanggaan dengan tulisan PERS besar di sebelah kiri kami kenakan sebagai bukti bahwa kami adalah genta andalas di sayap kanan lantai dua. Acara pelantikan berlangsung secara sederhana dengan mengundang seluruh kelompok kawan-kawan aktivis mahasiswa yang jua bernaung di PKM, Pembina dan utusan dari Pembantu Rektor III. “kita harus menjadi yang lebih baik dari hari-hari sebelumnya”, Yoga dalam sambutannya.
Kami sadar bahwa kami harus bergerak dengan cepat dan gesit, maka direncanakan dalam beberapa hari bahwa akan diadakan sosialisasi program kerja bersama dengan alumni dan dewan redaksi. Satu persatu divisi mulai mengadakan rapat kecil-kecilan membahas program kerja yang akan dilakukan satu tahun kedepan, oh ya...rapat kami bisa dimana saja di dalam ruangan sekre, di meja PKM, di kantin kampus, namun dari semua temoat itu di atas rumput halaman PKM adalah tempat favorit saya...hehe..soalnya bisa cuci mata. Kata-kata rapat mungkin terdengar cukup serius maka kita ganti saja dengan diskusi kecil-kecilan. Semua mengutarakan pendapat masing-masing.
Ini lho halaman PKM yang kerap kali kami jadikan tempat diskusi
Kini semua divisi telah selesai dengan recana program kerjanya, sekali lagi panitia kecil-kecilan kami bentuk untuk mengadakan acara sosialisasi proker bersama alumni dan dewan redaksi. Sebelum semua program kerja di sosialisasikan dengan dewan dan alumi terlebih dahulu para pimpinan mengadakan diskusi kembali memilah program kerja yang mungkin bisa dilakukan. Saya pun mulai mengutarakan dan menjelaskan proker dari divisi redaksi, hingga akhirnya giliran divisi litbang menyampaikan proker. “kami berencana akan mengadakan pelatihan jurnalistik tingkat lanjut pertama yang akan dihelat genta andalas,” tegas Andrea selaku pemimpin litbang. Semua kami terbengong mendengar celetukan Andre, “kita harus bisa”, ujarnya memberi semangat. 

Bersambung........
 
Teluk Kuantan, 21 juni 2015. 

Comments

Popular posts from this blog

PENGERTIAN ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK

Gadih Minang (Sakola atau Balaki?)

TRAGEDI 26 MEI 2011 . ( PART II )