The Navigator

Perempuan Unik, enerjik, klasik, endemik, aneh, luar biasa, abnormal, jalur kiri, anti kemapanan, asik, cuteh, imut, gehol, ndut, cubby, apa lagi yaaa...tentu anda berfikir bahwa tidak akan ada manusia dengan ciri-ciri seperti yang telah saya sebutkan di atas. Siapa sangka siapa duga manusia itu ada, dan aku adalah orang yang amat teramat beruntung bisa dekat dengan sosoknya. Dia adalah sang kapten tetapi lebih tepatnya seorang navigator saya jeng Meta Orlanda Pradezi, nama nya saja sudah aneh bin ajaib. Bagaimana tidak, coba anda baca dengan seksama namanya, sungguh sebuah nama dengan perpaduan kata yang tidak relevan maka tidak heran bahwa tidak ada orang yang tahu arti dibalik nama tersebut lebih tepatnya sangat sulit di prediksi, sekalipun oleh mbah dukun. Setahu dan seingat saya memang belum ada dan mungkin tidak ada penelitian yang menyatakan bahwa nama berhubungan dengan kepribadian seseorang. Ini setahu saya lho. Nah mungkin karena nama yang dari katanya sudah sangat sulit di mengerti maka saya juga takjub dengan kepribadiannya yang memang sangat misterius dan sangat sulit di tebak, bahkan oleh tukang es tebak sekalipun.
Gue...ciee gue jeng...pakai saya se lah bia semi formal stek nak. Saya berkenalan dengan sang navigator sewaktu menginjak bangku kuliah, cara paling mudah mengingatnya adalah stelan rambutnya yang ikal sebahu bagaluang galuang. Cara kedua adalah dengan mengigat postur eh bukan bentuk eh bukan lekuk tubuhnya yang memang agak sedikit ini sedikit lho kapten sedikit agak menggelembung. Huahahahhaha. Sebenarnya sih tidak terlalu gembung cuma dia nya saja yang ngerasa gembung, termakan perasaan istilahnya.  Kami berkenalan dengan cara yang lazim pada umunya orang berkenalan yaitu dengan media komik, detektip Conan.
Sang navigator ternyata adalah seorang penggila komik, coba tebak komik apa yang paling ia gila-i? Yap,,,tidak salah lagi adalah serial One Piece sebuah legenda bajak laut yang di karang oleh Eiichiro Oda seorang komet Jepang merupakan favorit sang navigator. Sebagai seorang penggila One Piece maka tak heran bila ia mengoleksi dengan lengkap jilid demi jilid komik terbitan elex media tersebut, tertata rapi di meja belajarnya mulai dari edisi satu hingga edisi yang paling terbaru. “Eji suko Conan, tapi Eji labiah suko One Piece nda”,katanya yang waktu itu masih malu-malu.
Tidak hanya sekedar mengumpulkan komik demik komik tetapi ia juga tau mengenai seluk beluk legenda One Piece dimana segerombolan bajak laut mugiwara alias topi jerami yang berambisi mendapatkan one piece dan menjadi raja bajak laut setelah Gold D. Roger. Oh ya perlu kiranya saya perkenalkan nama alay teman saya yang saya cintai ini, mungkin tidak banyak orang yang sadar bahwa nama Jijiluffy adalah nama yang alai..:D karena itu peraduan namanya dengan nama kapten bajak laut topi jerami Monkey D. Luffy. Jika sudah bercerita mengenai one piece maka mulutnya akan sulit berhenti, dia akan terus menceracau, sangat bersemangat dan menggemaskan, saya hanya mendengarkan dengan penuh kebingungan. Eji mulai meracuni fikira saya semenjak ia memperkenalkan one piece, awalnya sih tentu sangat tidak menarik bagi saya, tetapi ia terus memborbardir sampai ia menyodorkan koleksi komiknya. Saya pun mulai membaca dan suka lalu ketagihan lalu tergila-gila, saya suka Sanji yang sangat pandai memasak dan pecinta wanita tentunya.
 Berkenalan dengan eji membuat saya menyukai MUSE dan A7X dimana sebelumnya saya menyukai Rhoma Irama, peterpan sekarang NOAH, ST 12, musik melayu minangkabau lainnya, ia juga membuat saya makin mencintai Detektif Conan tetapi tidak Sherlock Holmes. Kala itu kami seperti orang bodoh, cupu-cupu gemesin gimana gitu, sering ke warnet bareng (ingek warnet jeruk lemon kapten?) hahahha, mendownload tema-tema hape jadul. Mungkin hal ini tidak di ingat lagi olehnya yang membuat saya takjub dan makin takjub, waktu itu kami kuliah di gedung G, dan sehabis kuliah kami langsung meluncur ke sebuah tempat makan. Saya langsung mengambil sebotol frestea karena haus saya pun langsung meminumnya, tiba-tiba eji datang dan berkata “oi, minum sia ko? Mintak eji yo?”, dengan polosnya, lumayan kaget lalu saya mengiyakan (polosnya persis seperti luffy sang kapten mugiwara). Cerita yang normal bukan? Nah tidak normalnya di sini pemirsa jadi si Eji langsung menyedot di sedotan bekas saya tadi yang masih ada dalam frestea memang aneh dan ajaib anak ini, bagaimana tidak di saat kebanyak remaja wanita yang gengsi meminum minuman dengan bekas sedotan orang lain terutama lelaki maka tak berlaku bagi ia.
Waktu itu, zaman itu, kala itu, tarago tu kami selalu bersama-sama kemanapun pergi maka tak heran bahwa saya tidak butuh waktu yang lama untuk akrab dengannya. Kami segera menjadi partner in crime dalam suka dan duka. Keluh kesah gundah gulana selalu kami bagi, terkadang motivasinya menjadi senjata buatku begitu pula sebaliknya walaupun sebenarnya saya hanya bisa berbicara. Mungkin hampir semua seluk beluk kehidupan pribadi masing-masing telah kami bicarakan dengan blak-blakan sehingga ikatan emosi kami begitu kuat. Bagi saya kesederhanaan hidupnya adalah pelajaran yang tidak akan saya dapatkan dimanapun, gaya hidup apa adanya, polos, namun cerdas. Bagi saya ia lebih dari sekedar orang yang berada tetapi ia tampil seadanya. Karena begitu dekatnya kami sering di kira pacaran oleh kolega yang lain, waktu itu tiada hari tanpa sang navigator. 
 Entah sebuah kebetulan atau memang rencana tuhan, kami pun di satukan di sebuah organisasi kampus. Genta andalas, sebuah organisasi pers mahasiswa di kampus Unand. Saya tidak tahu persis apa alasan Eji bergabung dengan sebuah organisasi tingkat universitas ini, namun yang jelas sudah pasti ia merasa akan menjadi lebih baik jika bergabung di Genta Andalas. Adapun satu hal yang perlu kiranya ada ketahui adalah sang navigator adalah seorang yang pendiam sewaktu awal-awal kuliah, dia hanya berbicara seperlunya mungkin karena suaranya terlalu merdu atau dia penganut paham diam itu emas sampai akhirnya Genta Andalas memoles bakat terpendamnya.
Di Genta Andalas, Eji adalah bagaikan mutiara terpendam yang menunjukkan kemilaunya sepak terjangnya di Genta patut di acungi jempol. Ternyata sosok sang navigator yang asli keluar begitu ia di Genta, dia cekatan, ide-ide nya brilian, pemikirannya mirip dengan Bung Hatta yang selalu lebih cermat ketimbang saya. Teringat bagi saya ketika memberikan amanah kepada Jinis (nama alay kedua Eji) untuk menjabat sebagai pemimpin redaksi, menjadi ujung tombak Genta bukan sembarang orang tentunya dan saya rasa saya berhasil untuk meyakinkannya menjadi lebih dari kapasitasnya. Jiwanya begitu lurus untuk memperbaiki saya yang berliku. Kami begitu harmonis di Genta Andalas dia adalah tandem yang sempurna bagi saya, selalu berbagi kebaikan terutama dalam hal makanan....hahahaha. Triknya adalah anda cukup mengatakannya langsing maka makanan apa yang anda minta pasti dikasih asalkan tidak lebih dari 10.000 rupiah :D. “ji..eji langsing kini yoo”, seperti itulah kira-kira (piss kapten).
Ibarat Soekarno dan Hatta, duo proklamator yang terlihat harmonis tetapi sebenarnya juga terjadi cekcok antara mereka baik itu karena pemikiran atau ada hal lain yang membuat mereka tidak sejalan. Hal tersebut juga berlaku pada kami yang terlihat harmonis tetapi juga pernah mengalami cekcok baik itu di Genta maupun di konteks jurusan, kami pernah tidak saling sapa selama beberapa hari sampai hitungan bulan mungkin saya tidak ingat persis. Ini adalah buah dari ego kami yang berdampak pada kedewasaan kami, sebuah bagian dinamisasi kehidupan yang kelak pasti akan tetap saya ingat.
 Akhirnya Meta Orlanda Pradezi, saya kehabisan kata-kata untuk menggambarkan anda, bagi saya Jinis adalah teman plus soulmate sekaligus kapten dan navigator. Banyak hal yang seharusnya saya ceritakan tentang sosok beliau (hauahahhaha,,beliau ) dan kisah-kisah indah kami tentunya, tetapi jika semua saya ceritakan di sini maka tak akan ada lagi unsur penasarannya...haha. Saya akhiri dengan mengucapkan maaf bila ada pihak yang di rugikan dan merasa di kambangkan iduangnya but its more than facts, dan janji tiket ke Shibuya masih akan tetap saya ingat dan akan di realisasikan dalam waktu dekat kapten (kok lah lapeh dari pengangguran ko eh :D). Saya pasti akan selalu mendoakan yang terbaik untuk Sang Navigator, keep fighting!.  
Jumat, 22 November 2013
Di Garuda Sakti
Pukul 23.14 WIB

Comments

Popular posts from this blog

PENGERTIAN ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK

Gadih Minang (Sakola atau Balaki?)

TRAGEDI 26 MEI 2011 . ( PART II )