Mencari Tuah Kota Bertuah III
Tidak
ada gading yang tidak retak, dan tidak ada tupai yang tidak jatuh ketika
melompat, begitulah beberapa kiasan atau ungkapan yang banyak diartikan oleh
orang-orang bahwa semua pasti akan mengalami yang namanya kegagalan. Kegagalan
bisa menjadi negatif apabila seseorang memaknainya dengan sikap negatif, namun
juga bisa berbuah baik apabila seseorang berlaku positif. Pokoknya intinya
pusatnya dengan kata lainnya semua manusia pasti akan mengalami kegagalan.
Superrr sekali bukan. Ada orang yang langsung bisa mengatasinya dengan baik,
sangat baik dan terlalu baik, mereka mampu dengan sigap bangkit dari kegagalan
dan kembali ke posisi semula, ya setidaknya mampu untuk tetap berdiri. Namun
juga tidak sedikit orang yang tidak bisa dengan cepat kembali ke posisi semula,
beberapa dari mereka butuh yang namanya siraman rohani, kuliah tujuh menit, dan
beberapa kata motivasi dari para motivator, yang secara tidak sadar bahwa
mereka telah di sirami dengan motivasi-motivasi yang sama halnya dengan yang
ada dalam buku.
Menurut saya, ini menurut saya lho sebegitu mereka mendapatkan motivasi alam
bawah sadar mereka langsung bereaksi dengan memberikan iming-iming kesadaran
semu dan semangat semu, lalu sebegitu keluar dari ruangan kembali teringat
dengan masalah yang ada, dan ya bisa anda bayangkan sendiri kondisinya. Ingat
ya, kata-kata motivasi menurut saya beda-beda tipis dengan pasan mandeh di
kampuang, bedanya adalah kata-kata motivasi para motivator di sampaikan dengan
sebegitu manis kalimatnya dan susunan katanya, sedangkan pasan mandeh yang
sarat makna terucap begitu saja. Kalau tag line nya talk
less do more :D.
Satu
..dua..tigaa...Holllaaa...para pecinta yang saya klaim sebagai pembaca addicted cerita saya, kali ini masih mengenai
kota bertuah dimana saya mengalami kegagalan pertama yang harus dan wajib saya
tuliskan untuk melengkapi perjalanan hidup saya. Jika pembaca membaca cerita
ini semenjak part I, maka pasti tidak akan melewati bagian yang satu ini,
hahahhaa...pede gueh lai. Saya gagal merajut asa di KIA MOTORS, saya gagal
pemirsa. Secara resmi saya bekerja di KIA MOTORS pada tanggal 14 juli 2013,
dimana saya wisuda pada bulan Mei 2013, alhamdulillah saya belum merasakan yang
namanya menganggur, dan kini saya merasakan.
Secara gamblang akan saya ceritakan bagaimana saya menemukan kegagalan pertama
di kota ini. Saya bukannya gagal dalam hal menjual tapi ada beberapa hal yang
menyebabkan saya memutuskan langkah ini, tiga bulan bekerja bukanlah waktu yang
singkat , dan tentunya juga banyak pelajaran yang saya dapat.
Pernah
waktu itu saya melakukan canvassing di sebuah pusat perkulakan di kota
bertuah, dimana sebelumnya saya juga pernah melakukan canvassing di pusat perkulakan ini. Saya keluar
dari kantor sekitar pukul 10.00 pagi, dengan mantap saya langsung menuju
Bandara Sutan Syarif Qasim II (SSQ II) sebagai destinasi canvassing pertama hari itu, sesampainya di
bandara saya memarkir si biru (motor mio kesayangan saya) lalu membagikan
beberapa brosur kepada para tamu bandara yang sedang di parkiran. Beberapa
orang menerima brosur saya dengan senang hati dan beberapa ada juga yang
menolak dengan senyuman. Tidak mau berpanas-panasan di parkiran bandara, saya
pun menuju ruang ketibaan atauarrival
gate (bener ga sih,
hahaha), ya namanya juga di bandara saya tentu mendengar suara merdu pesawat
terbang dan melihat dengan jelas beberapa pesawat yang melesat ke angkasa.
Jujur ya, ini jujur sejujur-jujurnya saya belum pernah naik pesawat, dan sangat
ingin menaiki burung besi itu apalagi kalau jadi pilotnya. Tidak terbayang bagi
saya jika saya yang menjadi pilot, pasti akan sangat gagah sekali, saya akan
memakai baju seragam hitam putih, berteman dengan pramugari, tapi sayangnya
saya tidak minat jadi pilot -_- (sebenarnya bukan ga minat tapi dari segi
manapun saya ga akan lolos tes pilot kecuali tesnya cuma satu yaitu tes
kegantengan..haha).
Lama
juga aku berdiri di gerbang ketibaan, satu setengah jam kalau tidak salah, saya
menawarkan produk-produk KIA kepada beberapa orang yang lewat, seraya
mengajak untuk berdialog. Dari sekian banyak orang yang aku tawari, hanya satu
orang yang tertarik namanya Bapak Abdullah, dia tertarik untuk membeli all
new picanto dengan
syarat minta bantuan di jualkan sebuah mobil kijang rover miliknya. Saya pun
menyanggupinya, namun setelah beberapa kali saya bujuk rayu maka istri jualah
yang berkuasa di atas rumah tangga, berdasarkan saran sang istri akhirnya Pak
Abdullah tidak jadi deal dengan saya, dan ini adalah bentuk-bentuk
kegagalan-kegagalan kecil saya di KIA. Tepat pada jam 11.58 saya kembali ke
rumah, dan tak lupa singgah di sebuah rumah makan ampera 8000 untuk membeli
sebungkus nasi lengkap dengan lauknya. Perlu saya ceritakan sedikit mengenai
rumah makan di sini, dimana tarif rumah makan di sini jika di bandingkan dengan
di kota padang maka di kota ini anda bisa mendapatkan penawaran terbaik hingga
7000 rupiah, sangat terjangkau bukan?. Ngemeng-ngemeng ada satu rumah makan
minangkabau dekat rumah saya yang saya beri nama dengan rumah makan silent,
kenapa tidak rumah makan ini sangat unik menurut saya karena untuk memesan
makanan orang tidak ada yang berbicara lantang dan keras, tapi dengan suara
pelan rada-rada berbisik, orang yang makan di sana juga hanya sekedar makan
tidak ada yang ngobrol-ngobrol. Keep silent,..hidangan
utamanya adalah goreng burung yang cukup enak dan sambalado hijau yang selalu membuat saya
mencrett. Ups.
Setibanya
di rumah saya langsung membuka bungkus nasi, dan melahapnya dengan sekejap
mata, kemudian saya rehat sejenak dengan menonton acara di tv hingga ketiduran
selama seperempat jam. Saya bangkit lalu menunaikan ibadah sholat dzuhur, dan
kembali mengenakan kemeja dan sepatu kulit lilin.
“bro,,bentar
lagi nape santai dulu”, kata sofyan, saya hanya tersenyum dan menjawab “ga lah
bro, aku mau ke Indogrosir katanya di sana prospekannya bagus”, saya pun
berlalu.
Tujuan
utama telah di tentukan yaitu pusat perkulakan Indogrosir dimana di pusat
perkulakan ini hampir semua jenis barang di jual dengan cara grosiran, tentunya
sasarannya adalah konsumen yang berasal dari kalangan pedagang-pedagang, baik
itu pedagang warung kecil, menengah hingga besar. Biasanya yang berbelanja di
sana menggunakan mobil box untuk mengangkut barang belanja. Tanpa basa basi
saya langsung membagikan dan mengajak berdialog beberapa pengunjung Indogrosir,
dan beberapa memang ada yang berminat.
Namun
hanya sebentar saya beraksi tiba-tiba seorang petugas kemanan yang bahasa
kerennya security menghampiri saya dan menegur dengan
nada tegas. “dek,,,di sini tidak boleh membagikan brosur”, seraya
mengambil brosur dari tangan saya. Sebagai seorang yang tidak tahu tentu saya
mempertahankan brosur saya, dan terjadilah tarik menarik antara saya dengan
petugas keamanan, walaupun akhirnya saya mengalah dan melepaskan brosur. “maaf
pak saya tidak tahu, tapi tolong brosur saya di kembalikan”, saya memohon.
Petugas itu pun segera masuk kedalam sambil menyuruh saya tetap di tempat, lalu
tidak berapa lama ia datang dengan seorang yang sepertinya adalah karyawan
Indogrosir. “maaf ya dek, memang di sini kita tidak boleh membagikan brosur,
tapi jika adek mau pameran maka kita akan sediakan tempat”, kata bapak itu
ramah.
Pucuk
dicinta ulam pun tiba...kebetulan nih Pak Andre menyuruh saya untuk meminta
surat penawaran dari Indogrosir, walaupun maksud saya sebelumnya adalah melihat
situasi dan kondisi di Indogrosir terlebih dahulu sebelum akhirnya meminta
surat penawaran, namun karena keadaan sudah dalam kondisi darurat gawat terawat
maka saya akhirnya memutuskan untuk meminta surat penawaran kepada bapak yang
ramah tadi. “baiklah pak, saya minta surat penawaran tempat saja”, timpal saya.
Bapak itu pun mengajak saya ke dalam Indogrosir, dan segera membuatkan secarik
surat penawaran.
Pak
Andre sering mengatakan bahwa seorang sales harus mengalami yang dinamakan
dengan penolakan, “semakin banyak di tolak semakin besar peluang untuk jualan”,
itu adalah kata pamungkasnya apabila tim dalam kondisi lesu. Dalam beberapa
kesempatan Pak Andre juga sering memberi kami makan gratis, ya walaupun dengan
kartu kredit kami tetap makan dengan lahap, Hahahaha. Kalau Pak Andre tidak mau
memberi kami makan gratis maka Fieka adalah tukang rayu yang handal. “ pakkkk,
ayolah pakk makan dulu kita baru jualan”, kata Fieka manja. Tidak pernah Pak
Andre dalam sejarah memberi kami makan gratis di ampera 10.000 apalagi 7000.
Hari
demi hari pun berlalu begitu cepat, bahkan sangat cepat dan sangaaattt cepat
apabila kita tidak jualan. Pernah sekali saya di telpon oleh Pemerintah Kota
Dumai bagian pengadaan barang dan jasa, sebuah panggilan yang membuat saya
terkejut bukan kepalang. Sore itu saya balik ke kantor pukul 15.45, kemudian
setelah sholat ashar saya berdoa “ya allah, berikanlah saya sebuah penjualan di
KIA ini untuk menolong kedua orang tua saya, berikanlah ya allah”, begitu
kira-kira doa saya sore itu. Setelah itu saya langsung menuju ruang titik
kumpul marketing dimana marketing lain belum kembali, saya menyalakan komputer
dan membaca majalah historia online yang memang saya suka membacanya karena
menurut saya memang benar bahwa masa lampau selalu aktual. “penampakan pesawat
dengan Logo Nazi ada di Bali” itu berita yang saya baca. Ternyata pesawat Nazi
pernah singgah di Bali alias menapakkan kakinya di negara kita Indonesia
sebelum melanjutkan penerbangan ke Australia dalam rangka sebuah uji coba
pesawat.
Tidak
berapa lama saya membaca berita telepon genggam saya berdering, deringnya sama
dengan telepon kantor dan tidak pernah saya ubah. “maaf ini dengan Pak Nanda?,
ini saya dari LKPP dumai pak, saya mau memesan satu unit ambulance Kia Pregio
International, bisa kita ketemu sekarang pak?”, ucap bapak itu lugas. Hal
pertama yang saya fikir adalah darimana bapak tersebut mendapatkan nomor
handphone saya, tapi ya sudahlah, its meet time, deal
time. Segera saya meluncur ke jalan Arengka I, dimana Bapak Joko
yang baru saja menelepon sudah menunggu. Negosiasi pun terjadi tidak cukup alot
memang, karena harga semua unit ambulance sudah tertera di e katalog nasional
pengadaan barang dan jasa, dan kami pun deal di harga 362 juta rupiah.
Sorenya
langsung saya menghadap Pak Andre dan mengatakan bahwa LKPP Kota Dumai memesan
satu unit ambulance kelas international. Pak Andre pun dengan sigap segera
membicarakannnya dengan kepala cabang, yaitu Pak Karim. Kemudian Pak Karim pun
dengan sigap melapor ke KIA Pusat di jakarta, dan ternyataaaaa,,unit ambulance
tidak ada untuk saat ini, untuk unit Pregio kelas internasional baru akan
tersedia pada bulan Oktober. Pupus sudah harapan jualan, tetapi paling tidak
saya sudah berhasil melakukan transaksi penjualan satu unit, dan itu saya
anggap sebagai jualan keberuntungan pertama tentunya berkat kekuatan doa tadi,
saya percaya doa. Setelah usut di usut ternyata konsumen ambulance tersebut
adalah hasil dari PDKT Rahma salah seorang sales counter kami, bagi saya sih
tidak masalah karena toh semuanya sudah di atur yang di atas. Usaha bukan
berbanding lurus dengan hasil tetapi pasti ada hasil.
Ada
beberapa hal unik yang saya suka di Kota Pekanbaru dan tidak saya temukan di
kota asal saya Kota Palupuah even Padang sekalipun (hattcimm) heheh, hal
tersebut membuat saya kagum dan sedikit tercengang. Mungkin saya memang sedikit
udik tapi saya suka dengan keudikan karena menurut saya udik beda tipis dengan
rasa ingin tahu yang tinggi.
Apakah
pembaca sudah pernah mendengar kata-kata pesawat tempur? Melihat pesawat
tempur? Pasti ada yang sudah melihatnya walaupun hanya dalam filem-filem box
officeAmerika, karena sudah bisa di pastikan tidak ada
pesawat tempur dalam filem-filem Indonesia. Amerika dengan bangganya melalui
media filem memamerkan alat senjatanya yang canggih, salah satunya adalah
pesawat tempur lengkap dengan misilnya seperti F16 dan F22, ataupun pesawat
tanpa awak yang disebut drone juga telah masuk layar kaya box
office. Saya juga tahu bahwa di Kota Padang juga ada lapangan
angkatan udara LANUD Tabing, tetapi selama saya tinggal di Kota Padang selama
lebih kurang 4,5 tahun efektif saya tidak pernah melihat pesawat tempur
berkeliaran di langit Kota Padang, atau terbang rendah di pesisir Pantai Padang
sehingga ketika pesawat tempur lewat maka tenda ceper akan terbang berhamburan.
Pertanyaannya adalah apakah memang benar ada pesawat di lapangan udara atau
hanya lapangan udara tanpa pesawat?, mungkin pembaca lebih tau jawabannya.
Beda
dengan apa yang saya saksikan di Kota Pekanbaru, hampir setiap hari saya
melihat pesawat tempur jenis pemburu berkeliaran di langit kota pekanbaru.
Kadang ada yang terbang sendirian, kadang dua unit dan saya melihat tiga unit
paling banyak mungkin ada yang bilang saya udik karena terlalu memperhatikan
setiap pesawat tempur lewat, tapi saya toh tidak peduli. Kenapa saya tertarik
dengan pesawat tempur? menurut saya pesawat tempur jenis pemburu seperti F22
buatan Amerika atau Sukhoi buatan rusia adalah sebuah mahakarya yang
sangat mengagumkan untuk di lihat, begitu gagah terbang melesat di atas langit,
pasti seru jika saya langsung yang jadi pilotnya,,haha. Untuk mengobati rasa
penasaran saya, maka setiap pulang kerja saya kadang melewati jalan alternatif
yaitu komplek AURI Pekanbaru yang tersohor itu. Bagaimana tidak, konon katanya
orang-orang yang tinggal di komplek AURI adalah orang yang di segani di Kota Pekanbaru.
Ketika
kita akan memasuki komplek AURI maka kita akan melewati sebuah gerbang pagar
besi yang di aliri listrik, sebelum gerbang terdapat sebuah monumen pesawat
yang katanya merupakan monumen yang di pindahkan dari depan Kantor Gubernur
Riau. Monumen pesawat sekarang telah berganti dengan monumen tarian melayu yang
saya lupa apa namanya (kalau tidak salah namanya zapin), secara historis
monumen tarian melayu tidak terdapat makna khusus kenapa berdiri di depan
Kantor Guberur Riau (lebih tepatnya saya tidak tahu :D) atau persisnya di
bundaran Jalan Sudirman depan kantor gubernur. Salah seorang kawan saya
berkata, monumen pesawat lah yang memiliki nilai historis, karena menurut
sejarahnya monumen itu ada untuk memperingati jatuhnya pesawat tersebut di lokasi
monumen di bangun. Itu sama dengan monumen pesawat Avro Anson yang ada di
Gaduik (near Palupuah), Kab Agam dengan cerita yang
sama persis. Memasuki komplek AURI kita harus membuka kaca helm, membuka kaca
mobil bagi yang punya mobil dan tidak membuka apa-apa bagi yang jalan kaki :D.
“harap
pelan-pelan, anda memasuki kawasan militer”, begitu kata-kata yang ada di salah
satu papan besi berwarna merah. Jalannya lumayan sempit dan ramai apalagi pada
sore hari, ketika kita memasuki maka akan melihat lapangan golf, kolam pancing,
deretan mess, mesjid, rumah dinas, kantor, dan ruangan simulasi pesawat yang
diperuntukkan bagi TNI AU, semuanya serba biru langit warna khas TNI AU. Ada
satu lokasi yang tidak bisa di masuki oleh umum, yaitu komplek lapangan udaranya,
dari luar pun akan sangat susah melihat apa yang terjadi di dalam lapangan
udara. Bagaimana tidak lapangan udara tertutup oleh batang bambu kecil yang
tinggi dan rapat, kemudian juga ada pagar besi yang tinggi.
Saya
tidak kehabisan akal untuk melihat apa yang terjadi di dalam lapangan udara,
dengan penuh harapan saya akan melihat dari dekat rupa pesawat tempur yang
asli. Caranya adalah saya mengendarai motor pelan-pelan ketika melewati komplek
lapangan udara kira-kira kecepatan 10 km/h, saya berusaha melihat kejadian di
dalam dengan cara memperhatikan dengan seksama di antara rapatnya tanaman bambu
kecil. Saya bisa melihat lapangan udara yang cukup luas, kemudian hanggar yang
ada pesawat tempur sedang parkir, sekali waktu itu saya melihat pesawat jenis hercules
yang ternyata pesawat itu sangat besar aslinya (dalam filem kok kecil ya?
Jangan2 mereka pake pesawat mainan). Jika berhenti maka di pastikan akan ada
anggota TNI AU yang menghampiri saya dan menasehati agar tidak mengintip
kejadian di lapangan udara. Bisa-bisa saya di kira mata-mata CIE, atau
mata-mata malingisa, karena itu saya terus mengendarai motor dengan kecepatan
tetap 10 km/h, demi melihat pesawat tempur dari dekat.
Hahahahahha,
hanya orang aneh seperti saya yang melakukan ini semua, dan tidak hanya sekali
tetapi berulang kali saya melakukan kegiatan yang sama. Sampai saat ini saya
tidak tahu jenis pesawat tempur yang ada di dalam hanggar dan berkeliaran di
langit kota pekabaru, yang saya tahu adalah saya kagum. Bagi saya memperhatikan
segala sesuatu secara seksama adalah hal yang penting, walaupun menurut orang
lain tidak penting terkadang kita mendapat pelajaran baru dari apa yang kita
lihat.
Eh....saya
juga ingin bercerita mengenai meja ping pong baru yang ada di kantor saya,
tepatnya mantan kantor. Meja ping pong sengaja di datangkan oleh kepala cabang,
“besok meja ping pong kita datang, jadi kalian yang lelah abis kerja bisa
refreshing sambil main ping pong dulu, tapi tolong di jaga baik-baik ya, nanti
kalau perlu kita adakan turnamen Pes juga”, cetusnya. Pak kacab juga sering
bilang bahwa kerja jangan di bawa stress tetapi di bawa santai dan dinikmati
karena memang itu sudah menjadi tanggung jawab kita, jadi mau tidak mau harus
di jalani.
Soal
meja ping pong memang awalnya kami menikmati permainan hampir setiap sore
karyawan selalu main ping pong, canda tawa pun mengalir sehingga suasana lebih
akrab bahkan ada yang main hingga malam hari tak terkecuali saya. Ping pong
bukan lah olahraga baru bagi saya, ini mengingatkan ketika saya masih menjadi
penghuni tetap PKM Unand, dimana kami main ping pong dengan sesama kawan ukm.
Kalau kata Bang Yayang “Cuma
sumo se yang ndak bisa wak olahraga ko nda”.
Kira-kira
lebih kurang satu minggu kami menikmati hiburan meja pingpong sampai ada
insiden kecil yaitu patahnya salah satu kaki meja ping pong, untungnya masih
bisa di gunakan. Patahnya meja ping pong tidak di ketahui semua karyawan,
sehingga di suatu sore adalah Bang Ambo yang tengah bermain pingpong terkejut
dan langsung pucat pasi karena tiba-tiba meja ping pong ambruk. Dia fikir pasti
dia yang telah menebabkan meja ping pong tersebut patah, hahahaha...langsung
salah tingkah Bang Ambo, tentunya ia takut dimarahi oleh pak kacab. Untungnya
Wisnu (OB Kantor) langsung bilang bahwa kaki meja tersebut telah patah
sebelumnya, dan terpancarlah sinar cerah dari wajah Bang Ambo. Walaupun
salah satu kaki meja telah patah kami tetap bisa bermain pingpong tentunya
harus dengan hati-hati, karena bisa-bisa meja yang ambruk menimpa kaki membuat
kakii anda merah dan bengkak seperti dalam filem Tom and Jerry.
Bulan
kedua saya bekerja di KIA kami mendengar desas desus bahwa akan datang seorang
kepala Wilayah Sumatera II KIA MOTORS yang akan stay di Pekanbaru dan tentunya ini
menjadi sebuah berita yang tidak terlalu bagus karena akan ada tambahan tekanan
baru. Ternyata Gosip bahwa akan datang seorang kepala wilayah bukan hanya
sekedar gosip tapi memang benar adanya, beliau adalah Bapak Sugeng Suherman
seorang keturunan Chinesee Medan. Penampakannya bersih, rapi, tinggi, putih,
berkacamata dan tentunya mata nya sipit, gaya bicaranya lugas, jelas, dan
tegas. Semenjak kedatangan pak kanwil cukup banyak perubahan-perubahan baru
yang beliau buat, bagi saya pak kanwil adalah seorang yang patut di contoh dari
segi profesionalisme kerjanya.
Seorang
Sugeng Suherman telah malang melintang di dunia otomotif Indonesia, karirnya di
awali dengan menjadi sales di sebuah pabrikan otomotif terbesar di dunia
Toyota. Karirnya di dunia otomotif pun melejit karena kecintaannya pada
pekerjaannya, hingga saat ini dipercaya menjadi kepala wilayah untuk KIA Mobil
Indonesia. Sebuah prestasi yang luar biasa, karena berkarir di dunia otomotif
tentu butuh semangat dan kreatifitas yang tinggi. Sayangnya saya belum sempat
berbicara intim dengan beliau, kan kisah hidupnya bisa saya bagi dengan pembaca
apalagi bagi pembaca yang berniat sukses berkarir di dunia otomotif. Kedatangan
Pak Sugeng nampaknya cukup memberikan shock terapi tak terkecuali kepala cabang,
positifnya tentu meningkatkan angka penjualan karena “everything is sale”.
Hahahahha...slogan pribadi Pak Andre.
Banyak
hal yang telah saya lalui di KIA, canda tawa, suka duka, yang membuat
pengalaman hidup saya bertambah. Sebenarnya sih tidak ada duka yang terlalu
mendalam selama di KIA, adapun duka kecil yang di sebabkan oleh kebodohan saya
sendiri dimana saya telah mendorong sepeda motor sebanyak tiga kali, karena
kehabisan bensin..hahahahhahaha. Perkiraan saya mengenai volume bensin dengan
jarak tempuh meleset, karena kebodohan sendiri dan alangkah lebih baiknya saya
memakai alibi bahwa SPBU di Kota Pekanbaru langka oleh karena itu perhitungan
saya meleset...hahahaha. Akhirnya,,,,hari itu tiba, hari dimana saya memutuskan
untuk tidak melanjutkan karir saya di KIA karena ada sesuatu yang mengganjal di
hati saya. Bacalah dengan seksama kronologis kenapa saya memilih berhenti,
karena jika pembaca tidak teliti maka saya akan terkesan kena pecat :D. Pagi
itu..saya lupa harinya kalau tidak salah hari senin, seperti biasa setiap pagi
kami melakukan briefing sebelum melakukan aktivitas selanjutnya. Awalnya
briefing seperti biasa bersama Pak Sugeng, kemudian ketika briefing akan
berakhir pak kacab mengatakan bahwa,” nanti siapa yang bisa jualan tiga unit
bulan ini dapat hadiah jalan-jalan ke Jakarta nonton IIMS” katanya dengan penuh
semangat. Pemirsah tau IIMS ga? Apaaa? Ga tau? Ah yang benerrr...itu lho
singkatan dari Indonesia International Motor Show. Pameran mobil terbesar di
Indonesia yang sudah menjadi agenda tahunan di negara kita, siapa saja yang ikut?
Ya sudah tentu hampir seluruh produsen mobil di dunia, lengkap dengan SPG
impornya. Di sana kita bisa melihat deretan mobil-mobil baru dan mobil konsep
masa depan yang memang sengaja di pajang untuk tujuan promosi, mulai dari yang
biasa-biasa saja hingga mobil yang super canggih.
Sebenarnya
maksud dan tujuan pak kacab adalah baik yaitu memotivasi anggotanya untuk bisa
jualan lebih banyak dengan iming-iming IIMS, tetapi dia melupakan suatu hal
yang menurut saya ini tidak fair. “siapa yang mau
ikut nonton IIMS ?”, serunya, lalu beberapa dari kami mengacungkan tangan.
“waahhh...kalian ga mau nonton IIMS? Saya ulang nih, siapa yang mau ikut nonton
IIMS ?”, serunya sekali lagi, kali ini hanya sedikit yang tidak mengacungkan
tangan termasuk saya. Merasa belum puas maka pak kacab mengulangi pertanyaan
yang sama dengan nada yang sedikit lebih tinggi. Semuanya terlihat mengacungkan
tangan kecuali saya (sebenarnya masih ada satu orang lagi yang tidak
mengacungkan tangan yaitu Bang Yayang), lalu pak kacab langsung merah mukanya
dan melihat saya dengan sorotan mata yang tajam.
“Nanda,
kamu ga mau ikut nonton IIMS ?“, nadanya tinggi, saya hanya menjawab “tidak
pak, saya tidak suka IIMS”. Mendengar jawaban saya pak kacab makin meradang
“kamu Nanda kalau tidak jualan bulan ini maka silahkan keluar dari sini, kita
butuh semangat yang sama, jangan mentang-mentang kamu dekat dengan supervisor”,
beliau terlihat marah. Pak kacab juga melaporkan saya kepada Pak Sugeng, tapi
Pak Sugeng hanya membalas dengan senyuman.
Saya
sangat terkejut dengan pernyataan pak kacab saya berada dalam zona militer
pikir saya dalam hati, mungkin karena saya memiliki tipe bebas dan tidak suka
di kekang maka jiwa saya 100 persen menolak dengan pernyataan beliau. Rekan
saya yang lain juga terkejut dengan keputusan pak kacab, karena memang agak
ganjil menurut saya. Tidak pernah saya menemukan pemimpin seperti ini
sebelumnya, sebagai bentuk penolakan maka saya bekerja hanya dengan setengah
hati hingga hari dimana saya memutuskan untuk keluar alias resign.
Entah sebuah kebetulan atau tidak tetapi saya mengenakan kemeja yang sama di
mana hari pertama dan terakhir saya di KIA, kemeja biru. Setelah membuat
secarik surat pengunduran diri maka saya meminta izin kepada pak kacab, dengan
sedikit menasehati lalu kami bersalaman dengan penuh kehangatan. Menariknya
adalah sehari setelah saya berdebat dengan kepala cabang, esoknya kami di
kejutkan dengan poster ukuran 2x1 dengan tulisan “NO REASON”, akankah itu gara-gara saya?
Hahaha.
Tidak
ada sedikitpun dendam dalam diri saya. “anggap saja kamu sekolah di sini,
karena tentu ini pasti akan bermanfaat buat kamu nanda, jadi lelaki emang harus
seperti itu”, itu kata-kata terakhir pak kacab kepada saya. Dengan penuh
senyuman saya langsung berbalik dan pulang, dengan harapan tentu saya menemukan
tempat berlabuh yang lebih baik dari yang telah saya dapat di sini. “gagal
adiak den jadi marketing di siko, nio pindah ka chevrolet ndak ? ulang sakali
lai sampai jadi”, kata terakhir Pak Andre yang memang kami sudah
seperti saudara. Saya hanya menjawab “saya fikir dulu bang, saya butuh waktu
menenangkan diri”. Mungkin Pak Andre akan rindu dengan saya karena kehilangan
asistennya,,,hahahha,,tu mode bos.
Saya
sadar telah gagal di sini, dalam hal ini khususnya dunia marketing dan sepenuhnya adalah kesalahan
saya oleh karena itu saya harus berani menanggung resiko karena hidup memang
penuh dengan resiko. Mulai dari di usir satpam, curi-curi pandang melihat
pesawat tempur, berdebat dengan pak kacab, mendorong sepeda motor, jualan unit
yang tidak ada memang telah menjadi sebuah pengalaman yang menyenangkan.
Stoppppppp,,,,keenakan kan baca cerita saya, sampai pemirsa lupa diri,,hahah.
Nah pemirsahhhh....demikianlah yang dapat saya ceritakan dalam part III ini,
saya berencana ini adalah episode terakhir di kota bertuah tapi tidak menutup
kemungkinan bakalan ada part selanjutnya :D. Cando nan taralah sanak, ko ado
nan sasek lataknyo indak pado tampeknyo rilakan nan tamakan usah langang di nan
rami apolai takicuah di nan tarang, banyak ridho jo maaf. Selamat Membaca.
di
Palupuah, 30 Oktober 2013.
Pukul
20.30 WIB
Comments
Post a Comment