Mencari Tuah Kota Bertuah III

Tidak ada gading yang tidak retak, dan tidak ada tupai yang tidak jatuh ketika melompat, begitulah beberapa kiasan atau ungkapan yang banyak diartikan oleh orang-orang bahwa semua pasti akan mengalami yang namanya kegagalan. Kegagalan bisa menjadi negatif apabila seseorang memaknainya dengan sikap negatif, namun juga bisa berbuah baik apabila seseorang berlaku positif. Pokoknya intinya pusatnya dengan kata lainnya semua manusia pasti akan mengalami kegagalan. Superrr sekali bukan. Ada orang yang langsung bisa mengatasinya dengan baik, sangat baik dan terlalu baik, mereka mampu dengan sigap bangkit dari kegagalan dan kembali ke posisi semula, ya setidaknya mampu untuk tetap berdiri. Namun juga tidak sedikit orang yang tidak bisa dengan cepat kembali ke posisi semula, beberapa dari mereka butuh yang namanya siraman rohani, kuliah tujuh menit, dan beberapa kata motivasi dari para motivator, yang secara tidak sadar bahwa mereka telah di sirami dengan motivasi-motivasi yang sama halnya dengan yang ada dalam buku.
         Menurut saya, ini menurut saya lho sebegitu mereka mendapatkan motivasi alam bawah sadar mereka langsung bereaksi dengan memberikan iming-iming kesadaran semu dan semangat semu, lalu sebegitu keluar dari ruangan kembali teringat dengan masalah yang ada, dan ya bisa anda bayangkan sendiri kondisinya. Ingat ya, kata-kata motivasi menurut saya beda-beda tipis dengan pasan mandeh di kampuang, bedanya adalah kata-kata motivasi para motivator di sampaikan dengan sebegitu manis kalimatnya dan susunan katanya, sedangkan pasan mandeh yang sarat makna terucap begitu saja. Kalau tag line nya talk less do more :D.
Satu ..dua..tigaa...Holllaaa...para pecinta yang saya klaim sebagai pembaca addicted cerita saya, kali ini masih mengenai kota bertuah dimana saya mengalami kegagalan pertama yang harus dan wajib saya tuliskan untuk melengkapi perjalanan hidup saya. Jika pembaca membaca cerita ini semenjak part I, maka pasti tidak akan melewati bagian yang satu ini, hahahhaa...pede gueh lai. Saya gagal merajut asa di KIA MOTORS, saya gagal pemirsa. Secara resmi saya bekerja di KIA MOTORS pada tanggal 14 juli 2013, dimana saya wisuda pada bulan Mei 2013, alhamdulillah saya belum merasakan yang namanya menganggur, dan kini saya merasakan.
         Secara gamblang akan saya ceritakan bagaimana saya menemukan kegagalan pertama di kota ini. Saya bukannya gagal dalam hal menjual tapi ada beberapa hal yang menyebabkan saya memutuskan langkah ini, tiga bulan bekerja bukanlah waktu yang singkat , dan tentunya juga banyak pelajaran yang saya dapat.
Pernah waktu itu saya melakukan canvassing di sebuah pusat perkulakan di kota bertuah, dimana sebelumnya saya juga pernah melakukan canvassing di pusat perkulakan ini. Saya keluar dari kantor sekitar pukul 10.00 pagi, dengan mantap saya langsung menuju Bandara Sutan Syarif Qasim II (SSQ II) sebagai destinasi canvassing pertama hari itu, sesampainya di bandara saya memarkir si biru (motor mio kesayangan saya) lalu membagikan beberapa brosur kepada para tamu bandara yang sedang di parkiran. Beberapa orang menerima brosur saya dengan senang hati dan beberapa ada juga yang menolak dengan senyuman. Tidak mau berpanas-panasan di parkiran bandara, saya pun menuju ruang ketibaan atauarrival gate (bener ga sih, hahaha), ya namanya juga di bandara saya tentu mendengar suara merdu pesawat terbang dan melihat dengan jelas beberapa pesawat yang melesat ke angkasa. Jujur ya, ini jujur sejujur-jujurnya saya belum pernah naik pesawat, dan sangat ingin menaiki burung besi itu apalagi kalau jadi pilotnya. Tidak terbayang bagi saya jika saya yang menjadi pilot, pasti akan sangat gagah sekali, saya akan memakai baju seragam hitam putih, berteman dengan pramugari, tapi sayangnya saya tidak minat jadi pilot -_- (sebenarnya bukan ga minat tapi dari segi manapun saya ga akan lolos tes pilot kecuali tesnya cuma satu yaitu tes kegantengan..haha).
Lama juga aku berdiri di gerbang ketibaan, satu setengah jam kalau tidak salah, saya menawarkan produk-produk KIA kepada  beberapa orang yang lewat, seraya mengajak untuk berdialog. Dari sekian banyak orang yang aku tawari, hanya satu orang yang tertarik namanya Bapak Abdullah, dia tertarik untuk membeli all new picanto dengan syarat minta bantuan di jualkan sebuah mobil kijang rover miliknya. Saya pun menyanggupinya, namun setelah beberapa kali saya bujuk rayu maka istri jualah yang berkuasa di atas rumah tangga, berdasarkan saran sang istri akhirnya Pak Abdullah tidak jadi deal dengan saya, dan ini adalah bentuk-bentuk kegagalan-kegagalan kecil saya di KIA. Tepat pada jam 11.58 saya kembali ke rumah, dan tak lupa singgah di sebuah rumah makan ampera 8000 untuk membeli sebungkus nasi lengkap dengan lauknya. Perlu saya ceritakan sedikit mengenai rumah makan di sini, dimana tarif rumah makan di sini jika di bandingkan dengan di kota padang maka di kota ini anda bisa mendapatkan penawaran terbaik hingga 7000 rupiah, sangat terjangkau bukan?. Ngemeng-ngemeng ada satu rumah makan minangkabau dekat rumah saya yang saya beri nama dengan rumah makan silent, kenapa tidak rumah makan ini sangat unik menurut saya karena untuk memesan makanan orang tidak ada yang berbicara lantang dan keras, tapi dengan suara pelan rada-rada berbisik, orang yang makan di sana juga hanya sekedar makan tidak ada yang ngobrol-ngobrol. Keep silent,..hidangan utamanya adalah goreng burung yang cukup enak dan sambalado hijau yang selalu membuat saya mencrett. Ups.
 Setibanya di rumah saya langsung membuka bungkus nasi, dan melahapnya dengan sekejap mata, kemudian saya rehat sejenak dengan menonton acara di tv hingga ketiduran selama seperempat jam. Saya bangkit lalu menunaikan ibadah sholat dzuhur, dan kembali mengenakan kemeja dan sepatu kulit lilin.
 “bro,,bentar lagi nape santai dulu”, kata sofyan, saya hanya tersenyum dan menjawab “ga lah bro, aku mau ke Indogrosir katanya di sana prospekannya bagus”, saya pun berlalu.
 Tujuan utama telah di tentukan yaitu pusat perkulakan Indogrosir dimana di pusat perkulakan ini hampir semua jenis barang di jual dengan cara grosiran, tentunya sasarannya adalah konsumen yang berasal dari kalangan pedagang-pedagang, baik itu pedagang warung kecil, menengah hingga besar. Biasanya yang berbelanja di sana menggunakan mobil box untuk mengangkut barang belanja. Tanpa basa basi saya langsung membagikan dan mengajak berdialog beberapa pengunjung Indogrosir, dan beberapa memang ada yang berminat.
 Namun hanya sebentar saya beraksi tiba-tiba seorang petugas kemanan yang bahasa kerennya security menghampiri saya dan menegur dengan nada tegas. “dek,,,di sini  tidak boleh membagikan brosur”, seraya mengambil brosur dari tangan saya. Sebagai seorang yang tidak tahu tentu saya mempertahankan brosur saya, dan terjadilah tarik menarik antara saya dengan petugas keamanan, walaupun akhirnya saya mengalah dan melepaskan brosur. “maaf pak saya tidak tahu, tapi tolong brosur saya di kembalikan”, saya memohon. Petugas itu pun segera masuk kedalam sambil menyuruh saya tetap di tempat, lalu tidak berapa lama ia datang dengan seorang yang sepertinya adalah karyawan Indogrosir. “maaf ya dek, memang di sini kita tidak boleh membagikan brosur, tapi jika adek mau pameran maka kita akan sediakan tempat”, kata bapak itu ramah.
Pucuk dicinta ulam pun tiba...kebetulan nih Pak Andre menyuruh saya untuk meminta surat penawaran dari Indogrosir, walaupun maksud saya sebelumnya adalah melihat situasi dan kondisi di Indogrosir terlebih dahulu sebelum akhirnya meminta surat penawaran, namun karena keadaan sudah dalam kondisi darurat gawat terawat maka saya akhirnya memutuskan untuk meminta surat penawaran kepada bapak yang ramah tadi. “baiklah pak, saya minta surat penawaran tempat saja”, timpal saya. Bapak itu pun mengajak saya ke dalam Indogrosir, dan segera membuatkan secarik surat penawaran.
 Pak Andre sering mengatakan bahwa seorang sales harus mengalami yang dinamakan dengan penolakan, “semakin banyak di tolak semakin besar peluang untuk jualan”, itu adalah kata pamungkasnya apabila tim dalam kondisi lesu. Dalam beberapa kesempatan Pak Andre juga sering memberi kami makan gratis, ya walaupun dengan kartu kredit kami tetap makan dengan lahap, Hahahaha. Kalau Pak Andre tidak mau memberi kami makan gratis maka Fieka adalah tukang rayu yang handal. “ pakkkk, ayolah pakk makan dulu kita baru jualan”, kata Fieka manja. Tidak pernah Pak Andre dalam sejarah memberi kami makan gratis di ampera 10.000 apalagi 7000.
 Hari demi hari pun berlalu begitu cepat, bahkan sangat cepat dan sangaaattt cepat apabila kita tidak jualan. Pernah sekali saya di telpon oleh Pemerintah Kota Dumai bagian pengadaan barang dan jasa, sebuah panggilan yang membuat saya terkejut bukan kepalang. Sore itu saya balik ke kantor pukul 15.45, kemudian setelah sholat ashar saya berdoa “ya allah, berikanlah saya sebuah penjualan di KIA ini untuk menolong kedua orang tua saya, berikanlah ya allah”, begitu kira-kira doa saya sore itu. Setelah itu saya langsung menuju ruang titik kumpul marketing dimana marketing lain belum kembali, saya menyalakan komputer dan membaca majalah historia online yang memang  saya suka membacanya karena menurut saya memang benar bahwa masa lampau selalu aktual. “penampakan pesawat dengan Logo Nazi ada di Bali” itu berita yang saya baca. Ternyata pesawat Nazi pernah singgah di Bali alias menapakkan kakinya di negara kita Indonesia sebelum melanjutkan penerbangan ke Australia dalam rangka sebuah uji coba pesawat.
Tidak berapa lama saya membaca berita telepon genggam saya berdering, deringnya sama dengan telepon kantor dan tidak pernah saya ubah. “maaf ini dengan Pak Nanda?, ini saya dari LKPP dumai pak, saya mau memesan satu unit ambulance Kia Pregio International, bisa kita ketemu sekarang pak?”, ucap bapak itu lugas. Hal pertama yang saya fikir adalah darimana bapak tersebut mendapatkan nomor handphone saya, tapi ya sudahlah, its meet time, deal time. Segera saya meluncur ke jalan Arengka I, dimana Bapak Joko yang baru saja menelepon sudah menunggu. Negosiasi pun terjadi tidak cukup alot memang, karena harga semua unit ambulance sudah tertera di e katalog nasional pengadaan barang dan jasa, dan kami pun deal di harga 362 juta rupiah.
Sorenya langsung saya menghadap Pak Andre dan mengatakan bahwa LKPP Kota Dumai memesan satu unit ambulance kelas international. Pak Andre pun dengan sigap segera membicarakannnya dengan kepala cabang, yaitu Pak Karim. Kemudian Pak Karim pun dengan sigap melapor ke KIA Pusat di jakarta, dan ternyataaaaa,,unit ambulance tidak ada untuk saat ini, untuk unit Pregio kelas internasional baru akan tersedia pada bulan Oktober. Pupus sudah harapan jualan, tetapi paling tidak saya sudah berhasil melakukan transaksi penjualan satu unit, dan itu saya anggap sebagai jualan keberuntungan pertama tentunya berkat kekuatan doa tadi, saya percaya doa. Setelah usut di usut ternyata konsumen ambulance tersebut adalah hasil dari PDKT Rahma salah seorang sales counter kami, bagi saya sih tidak masalah karena toh semuanya sudah di atur yang di atas. Usaha bukan berbanding lurus dengan hasil tetapi pasti ada hasil.
Ada beberapa hal unik yang saya suka di Kota Pekanbaru dan tidak saya temukan di kota asal saya Kota Palupuah even Padang sekalipun (hattcimm) heheh, hal tersebut membuat saya kagum dan sedikit tercengang. Mungkin saya memang sedikit udik tapi saya suka dengan keudikan karena menurut saya udik beda tipis dengan rasa ingin tahu yang tinggi.
Apakah pembaca sudah pernah mendengar kata-kata pesawat tempur? Melihat pesawat tempur? Pasti ada yang sudah melihatnya walaupun hanya dalam filem-filem box officeAmerika, karena sudah  bisa di pastikan tidak ada pesawat tempur dalam filem-filem Indonesia. Amerika dengan bangganya melalui media filem memamerkan alat senjatanya yang canggih, salah satunya adalah pesawat tempur lengkap dengan misilnya seperti F16 dan F22, ataupun pesawat tanpa awak yang disebut drone juga telah masuk layar kaya box office. Saya juga tahu bahwa di Kota Padang juga ada lapangan angkatan udara LANUD Tabing, tetapi selama saya tinggal di Kota Padang selama lebih kurang 4,5 tahun efektif saya tidak pernah melihat pesawat tempur berkeliaran di langit Kota Padang, atau terbang rendah di pesisir Pantai Padang sehingga ketika pesawat tempur lewat maka tenda ceper akan terbang berhamburan. Pertanyaannya adalah apakah memang benar ada pesawat di lapangan udara atau hanya lapangan udara tanpa pesawat?, mungkin pembaca lebih tau jawabannya.
 Beda dengan apa yang saya saksikan di Kota Pekanbaru, hampir setiap hari saya melihat pesawat tempur jenis pemburu berkeliaran di langit kota pekanbaru. Kadang ada yang terbang sendirian, kadang dua unit dan saya melihat tiga unit paling banyak mungkin ada yang bilang saya udik karena terlalu memperhatikan setiap pesawat tempur lewat, tapi saya toh tidak peduli. Kenapa saya tertarik dengan pesawat tempur? menurut saya pesawat tempur jenis pemburu seperti F22  buatan Amerika atau Sukhoi buatan rusia adalah sebuah mahakarya yang sangat mengagumkan untuk di lihat, begitu gagah terbang melesat di atas langit, pasti seru jika saya langsung yang jadi pilotnya,,haha. Untuk mengobati rasa penasaran saya, maka setiap pulang kerja saya kadang melewati jalan alternatif yaitu komplek AURI Pekanbaru yang tersohor itu. Bagaimana tidak, konon katanya orang-orang yang tinggal di komplek AURI adalah orang yang di segani di Kota Pekanbaru.  
Ketika kita akan memasuki komplek AURI maka kita akan melewati sebuah gerbang pagar besi yang di aliri listrik, sebelum gerbang terdapat sebuah monumen pesawat yang katanya merupakan monumen yang di pindahkan dari depan Kantor Gubernur Riau. Monumen pesawat sekarang telah berganti dengan monumen tarian melayu yang saya lupa apa namanya (kalau tidak salah namanya zapin), secara historis monumen tarian melayu tidak terdapat makna khusus kenapa berdiri di depan Kantor Guberur Riau (lebih tepatnya saya tidak tahu :D) atau persisnya di bundaran Jalan Sudirman depan kantor gubernur. Salah seorang kawan saya berkata, monumen pesawat lah yang memiliki nilai historis, karena menurut sejarahnya monumen itu ada untuk memperingati jatuhnya pesawat tersebut di lokasi monumen di bangun. Itu sama dengan monumen pesawat Avro Anson yang ada di Gaduik (near Palupuah), Kab Agam dengan cerita yang sama persis. Memasuki komplek AURI kita harus membuka kaca helm, membuka kaca mobil bagi yang punya mobil dan tidak membuka apa-apa bagi yang jalan kaki :D.
 “harap pelan-pelan, anda memasuki kawasan militer”, begitu kata-kata yang ada di salah satu papan besi berwarna merah. Jalannya lumayan sempit dan ramai apalagi pada sore hari, ketika kita memasuki maka akan melihat lapangan golf, kolam pancing, deretan mess, mesjid, rumah dinas, kantor, dan ruangan simulasi pesawat yang diperuntukkan bagi TNI AU, semuanya serba biru langit warna khas TNI AU. Ada satu lokasi yang tidak bisa di masuki oleh umum, yaitu komplek lapangan udaranya, dari luar pun akan sangat susah melihat apa yang terjadi di dalam lapangan udara. Bagaimana tidak lapangan udara tertutup oleh batang bambu kecil yang tinggi dan rapat, kemudian juga ada pagar besi yang tinggi.
 Saya tidak kehabisan akal untuk melihat apa yang terjadi di dalam lapangan udara, dengan penuh harapan saya akan melihat dari dekat rupa pesawat tempur yang asli. Caranya adalah saya mengendarai motor pelan-pelan ketika melewati komplek lapangan udara kira-kira kecepatan 10 km/h, saya berusaha melihat kejadian di dalam dengan cara memperhatikan dengan seksama di antara rapatnya tanaman bambu kecil. Saya bisa melihat lapangan udara yang cukup luas, kemudian hanggar yang ada pesawat tempur sedang parkir, sekali waktu itu saya melihat pesawat jenis hercules yang ternyata pesawat itu sangat besar aslinya (dalam filem kok kecil ya? Jangan2 mereka pake pesawat mainan). Jika berhenti maka di pastikan akan ada anggota TNI AU yang menghampiri saya dan menasehati agar tidak mengintip kejadian di lapangan udara. Bisa-bisa saya di kira mata-mata CIE, atau mata-mata malingisa, karena itu saya terus mengendarai motor dengan kecepatan tetap 10 km/h, demi melihat pesawat tempur dari dekat.
Hahahahahha, hanya orang aneh seperti saya yang melakukan ini semua, dan tidak hanya sekali tetapi berulang kali saya melakukan kegiatan yang sama. Sampai saat ini saya tidak tahu jenis pesawat tempur yang ada di dalam hanggar dan berkeliaran di langit kota pekabaru, yang saya tahu adalah saya kagum. Bagi saya memperhatikan segala sesuatu secara seksama adalah hal yang penting, walaupun menurut orang lain tidak penting terkadang kita mendapat pelajaran baru dari apa yang kita lihat.
 Eh....saya juga ingin bercerita mengenai meja ping pong baru yang ada di kantor saya, tepatnya mantan kantor. Meja ping pong sengaja di datangkan oleh kepala cabang, “besok meja ping pong kita datang, jadi kalian yang lelah abis kerja bisa refreshing sambil main ping pong dulu, tapi tolong di jaga baik-baik ya, nanti kalau perlu kita adakan turnamen Pes juga”, cetusnya. Pak kacab juga sering bilang bahwa kerja jangan di bawa stress tetapi di bawa santai dan dinikmati karena memang itu sudah menjadi tanggung jawab kita, jadi mau tidak mau harus di jalani.
 Soal meja ping pong memang awalnya kami menikmati permainan hampir setiap sore karyawan selalu main ping pong, canda tawa pun mengalir sehingga suasana lebih akrab bahkan ada yang main hingga malam hari tak terkecuali saya. Ping pong bukan lah olahraga baru bagi saya, ini mengingatkan ketika saya masih menjadi penghuni tetap PKM Unand, dimana kami main ping pong dengan sesama kawan ukm. Kalau kata Bang Yayang “Cuma sumo se yang ndak bisa wak olahraga ko nda”.
 Kira-kira lebih kurang satu minggu kami menikmati hiburan meja pingpong sampai ada insiden kecil yaitu patahnya salah satu kaki meja ping pong, untungnya masih bisa di gunakan. Patahnya meja ping pong tidak di ketahui semua karyawan, sehingga di suatu sore adalah Bang Ambo yang tengah bermain pingpong terkejut dan langsung pucat pasi karena tiba-tiba meja ping pong ambruk. Dia fikir pasti dia yang telah menebabkan meja ping pong tersebut patah, hahahaha...langsung salah tingkah Bang Ambo, tentunya ia takut dimarahi oleh pak kacab. Untungnya Wisnu (OB Kantor) langsung bilang bahwa kaki meja tersebut telah patah sebelumnya, dan terpancarlah sinar cerah dari wajah Bang Ambo.  Walaupun salah satu kaki meja telah patah kami tetap bisa bermain pingpong tentunya harus dengan hati-hati, karena bisa-bisa meja yang ambruk menimpa kaki membuat kakii anda merah dan bengkak seperti dalam filem Tom and Jerry.
Bulan kedua saya bekerja di KIA kami mendengar desas desus bahwa akan datang seorang kepala Wilayah Sumatera II KIA MOTORS yang akan stay di Pekanbaru dan tentunya ini menjadi sebuah berita yang tidak terlalu bagus karena akan ada tambahan tekanan baru. Ternyata Gosip bahwa akan datang seorang kepala wilayah bukan hanya sekedar gosip tapi memang benar adanya, beliau adalah Bapak Sugeng Suherman seorang keturunan Chinesee Medan. Penampakannya bersih, rapi, tinggi, putih, berkacamata dan tentunya mata nya sipit, gaya bicaranya lugas, jelas, dan tegas. Semenjak kedatangan pak kanwil cukup banyak perubahan-perubahan baru yang beliau buat, bagi saya pak kanwil adalah seorang yang patut di contoh dari segi profesionalisme kerjanya.
 Seorang Sugeng Suherman telah malang melintang di dunia otomotif Indonesia, karirnya di awali dengan menjadi sales di sebuah pabrikan otomotif terbesar di dunia Toyota. Karirnya di dunia otomotif pun melejit karena kecintaannya pada pekerjaannya, hingga saat ini dipercaya menjadi kepala wilayah untuk KIA Mobil Indonesia. Sebuah prestasi yang luar biasa, karena berkarir di dunia otomotif tentu butuh semangat dan kreatifitas yang tinggi. Sayangnya saya belum sempat berbicara intim dengan beliau, kan kisah hidupnya bisa saya bagi dengan pembaca apalagi bagi pembaca yang berniat sukses berkarir di dunia otomotif. Kedatangan Pak Sugeng nampaknya cukup memberikan shock terapi tak terkecuali kepala cabang, positifnya tentu meningkatkan angka penjualan karena “everything is sale”. Hahahahha...slogan pribadi Pak Andre.
Banyak hal yang telah saya lalui di KIA, canda tawa, suka duka, yang  membuat pengalaman hidup saya bertambah. Sebenarnya sih tidak ada duka yang terlalu mendalam selama di KIA, adapun duka kecil yang di sebabkan oleh kebodohan saya sendiri dimana saya telah mendorong sepeda motor sebanyak tiga kali, karena kehabisan bensin..hahahahhahaha. Perkiraan saya mengenai volume bensin dengan jarak tempuh meleset, karena kebodohan sendiri dan alangkah lebih baiknya saya memakai alibi bahwa SPBU di Kota Pekanbaru langka oleh karena itu perhitungan saya meleset...hahahaha. Akhirnya,,,,hari itu tiba, hari dimana saya memutuskan untuk tidak melanjutkan karir saya di KIA karena ada sesuatu yang mengganjal di hati saya. Bacalah dengan seksama kronologis kenapa saya memilih berhenti, karena jika pembaca tidak teliti maka saya akan terkesan kena pecat :D. Pagi itu..saya lupa harinya kalau tidak salah hari senin, seperti biasa setiap pagi kami melakukan briefing sebelum melakukan aktivitas selanjutnya. Awalnya briefing seperti biasa bersama Pak Sugeng, kemudian ketika briefing akan berakhir pak kacab mengatakan bahwa,” nanti siapa yang bisa jualan tiga unit bulan ini dapat hadiah jalan-jalan ke Jakarta nonton IIMS” katanya dengan penuh semangat. Pemirsah tau IIMS ga? Apaaa? Ga tau? Ah yang benerrr...itu lho singkatan dari Indonesia International Motor Show. Pameran mobil terbesar di Indonesia yang sudah menjadi agenda tahunan di negara kita, siapa saja yang ikut? Ya sudah tentu hampir seluruh produsen mobil di dunia, lengkap dengan SPG impornya. Di sana kita bisa melihat deretan mobil-mobil baru dan mobil konsep masa depan yang memang sengaja di pajang untuk tujuan promosi, mulai dari yang biasa-biasa saja hingga mobil yang super canggih.
 Sebenarnya maksud dan tujuan pak kacab adalah baik yaitu memotivasi anggotanya untuk bisa jualan lebih banyak dengan iming-iming IIMS, tetapi dia melupakan suatu hal yang menurut saya ini tidak fair. “siapa yang mau ikut nonton IIMS ?”, serunya, lalu beberapa dari kami mengacungkan tangan. “waahhh...kalian ga mau nonton IIMS? Saya ulang nih, siapa yang mau ikut nonton IIMS ?”, serunya sekali lagi, kali ini hanya sedikit yang tidak mengacungkan tangan termasuk saya. Merasa belum puas maka pak kacab mengulangi pertanyaan yang sama dengan nada yang sedikit lebih tinggi. Semuanya terlihat mengacungkan tangan kecuali saya (sebenarnya masih ada satu orang lagi yang tidak mengacungkan tangan yaitu Bang Yayang), lalu pak kacab langsung merah mukanya dan melihat saya dengan sorotan mata yang tajam.
“Nanda, kamu ga mau ikut nonton IIMS ?“, nadanya tinggi, saya hanya menjawab “tidak pak, saya tidak suka IIMS”. Mendengar jawaban saya pak kacab makin meradang “kamu Nanda kalau tidak jualan bulan ini maka silahkan keluar dari sini, kita butuh semangat yang sama, jangan mentang-mentang kamu dekat dengan supervisor”, beliau terlihat marah. Pak kacab juga melaporkan saya kepada Pak Sugeng, tapi Pak Sugeng hanya membalas dengan senyuman.
 Saya sangat terkejut dengan pernyataan pak kacab saya berada dalam zona militer pikir saya dalam hati, mungkin karena saya memiliki tipe bebas dan tidak suka di kekang maka jiwa saya 100 persen menolak dengan pernyataan beliau. Rekan saya yang lain juga terkejut dengan keputusan pak kacab, karena memang agak ganjil menurut saya. Tidak pernah saya menemukan pemimpin seperti ini sebelumnya, sebagai bentuk penolakan maka saya bekerja hanya dengan setengah hati hingga hari dimana saya memutuskan untuk keluar alias resign. Entah sebuah kebetulan atau tidak tetapi saya mengenakan kemeja yang sama di mana hari pertama dan terakhir saya di KIA, kemeja biru. Setelah membuat secarik surat pengunduran diri maka saya meminta izin kepada pak kacab, dengan sedikit menasehati lalu kami bersalaman dengan penuh kehangatan. Menariknya adalah sehari setelah saya berdebat dengan kepala cabang, esoknya kami di kejutkan dengan poster ukuran 2x1 dengan tulisan “NO REASON”, akankah itu gara-gara saya? Hahaha.
Tidak ada sedikitpun dendam dalam diri saya. “anggap saja kamu sekolah di sini, karena tentu ini pasti akan bermanfaat buat kamu nanda, jadi lelaki emang harus seperti itu”, itu kata-kata terakhir pak kacab kepada saya. Dengan penuh senyuman saya langsung berbalik dan pulang, dengan harapan tentu saya menemukan tempat berlabuh yang lebih baik dari yang telah saya dapat di sini. “gagal adiak den jadi marketing di siko, nio pindah ka chevrolet ndak ? ulang sakali lai sampai jadi”, kata terakhir Pak Andre yang memang kami sudah seperti saudara. Saya hanya menjawab “saya fikir dulu bang, saya butuh waktu menenangkan diri”. Mungkin Pak Andre akan rindu dengan saya karena kehilangan asistennya,,,hahahha,,tu mode bos.
 Saya sadar telah gagal di sini, dalam hal ini khususnya dunia marketing dan sepenuhnya adalah kesalahan saya oleh karena itu saya harus berani menanggung resiko karena hidup memang penuh dengan resiko. Mulai dari di usir satpam, curi-curi pandang melihat pesawat tempur, berdebat dengan pak kacab, mendorong sepeda motor, jualan unit yang tidak ada memang telah menjadi sebuah pengalaman yang menyenangkan. Stoppppppp,,,,keenakan kan baca cerita saya, sampai pemirsa lupa diri,,hahah. Nah pemirsahhhh....demikianlah yang dapat saya ceritakan dalam part III ini, saya berencana ini adalah episode terakhir di kota bertuah tapi tidak menutup kemungkinan bakalan ada part selanjutnya :D. Cando nan taralah sanak, ko ado nan sasek lataknyo indak pado tampeknyo rilakan nan tamakan usah langang di nan rami apolai takicuah di nan tarang, banyak ridho jo maaf. Selamat Membaca.

di Palupuah, 30 Oktober 2013.
Pukul 20.30 WIB

Comments

Popular posts from this blog

PENGERTIAN ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK

Gadih Minang (Sakola atau Balaki?)

TRAGEDI 26 MEI 2011 . ( PART II )