SANG PENGHUNI



Saya adalah orang yang penakut, penakut dalam hal ini adalah takut dengan segala sesuatu yang berbau angker, dunia lain, makhluk gaib jenis hantu kata orang atau segala macam jejadian. Asal usulnya sih kata emak gue karena gue lahir di tengah hari alias siang bolong. Konon katanya orang yang lahir di siang bolong alias tengah hari maka akan menjadi orang yang penakut, dan sebaliknya orang yang lahir di malam hari maka akan menjadi orang yang pemberani. Benar saja, adik saya yang lahir di malam hari lebih berani dari pada saya. Sekali lagi saya garis bawahi takut dalam hal-hal yang memang pada umumnya orang takuti, cerita hantu , legenda hantu, dan lainnya yang membuat bulu kuduk merinding lah pokoknya. Uniknya setiap kampung umumnya memiliki legenda hantu tersendiri yang berbeda dengan kampung lainya. Contohnya saja legenda hantu aru-aru yang konon kabarnya menculik orang-orang yang berada di hutan....hahahaha. Boleh percaya boleh juga tidak.
Tak terkecuali dikampung saya juga memiliki legenda hantu yang tidak berani saya sebutkan. Karena takut. Sepanjang karir hidup saya kali ini adalah pengalaman paling menyeramkan yang pernah saya alami, cukup membuat jantung berdegup kencang dan tidak akan mungkin saya lupakan selama hidup. Bukan dikampung saya, bukan di padang tetapi daerah baru bagi saya yaitu dimana lagi kalau bukan di pekanbaru si kota bertuah. Sebelum pergi ke kota pekanbaru, saya sudah ditawari oleh pak Andre untuk tinggal bersama di satu rumah alias ngontrak dengan dua orang lainnya yaitu Sofyan dan Wahid.  Usut punya pesut ternyata mereka baru menempati rumah tersebut, sekitar dua minggu sudah mereka berdiam disana. Rumah itu telah ditinggal oleh pemiliknya sekitar dua tahun silam, sehingga bisa anda bayangkan betapa kami harus membereskan banyak pekerjaan rumah.

 Ukuran rumahnya cukup besar, bertingkat dua, kamar tidur lima unit tetapi hanya dua yang berfungsi, di sekeliling rumah tumbuh pohon mangga sebanyak lima batang, dan beberapa pot bunga dengan bunga yang sudah hidup segan matipun tak mau. Namanya juga rumah tinggal sangat bisa dipastikan bahwa rumput liar juga turut menghiasi pekarangan rumah. Oh ya...di samping rumah terdapat sebuah kolam kecil yang sekarang tidak di fungsikan lagi dan hanya menjadi sarang bagi para kodok.
 Apabila kita melihat sekilas dari kejauahan maka akan nampak sekali bahwa rumah tersebut memang sudah lama tidak diurus, karena bisa kita lihat dari tingkat kelusuhannya. Sebelumnya mereka tinggal di daerah marpoyan, sekarang kami tinggal di daerah harapan raya tepatnya di jalan gelugur ujung. Awalnya sih biasa-biasa saja mungkin karena waktu itu adalah bulan ramadhan jadi adem banget, jiwa serasa menjadi sangat berani dan pemberani selalu ingat kata-kata pak ustad kalau pas bulan ramadhan setan atau iblis itu di ikat.
Pertanyaannya adalah apakah jenis hantu itu iblis?, tanya kenapa?. Kata pak ustad sih hantu itu tidak ada, karena dalam islam makhluk gaib itu yang ada hanya malaikat, jin dan iblis. Namun fenomena hantu nampaknya telah menjadi trending topics di kalangan masyarakat pada umumnya, dan tidak mungkin akan pernah hilang. Bercerita soal hantu ternyata tidak melulu menghasilkan dampak negatif, tapi juga bisa berdampak positif bagi sebagian orang. You know what I mean? No? How poor you are, :D. Jadi begini jeng, kisah –kisah hantu yang melegenda ternyata menjadi celah bagi sebagian orang untuk meraup rejeki dan menghasilkan keuntungan yang berlipat ganda, bukan ngepet yaaaa. Masih belum paham saudara-saudara?, alamakk, itu lho orang-orang yang membuat filem-filem horor seperti hantu jeruk purut, suster ngecrott, pocong bisul, pocong android, hantu tenda ceper dan lainnya yang tentu tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Siapa sangka kisah-kisah hantu mampu diangkat ke layar lebar demi memuaskan hawa nafsu para pecinta filem horror, dan biasanya filem horror di indonesia selalu di warnai dengan adegan vulgar. Mungkin anda pernah berfikir bahwa kisah hantu atau legenda hantu hanya ada di indonesia, koplak,,, siapa bilang...di seluruh dunia juga ada, buktinya basis filem top dunia hollywood juga kerap merilis filem-filem hantu versi barat yang biasanya sangat mengerikan. Karena saya tidak suka filem horror maka maaf saya tidak bisa menyebutkan judulnya. So im sorry.
Back to laptop enough for intro, jadi setelah bulan ramadhan berlalu maka keanehan mulai bermunculan. Sebenarnya pada bulan ramadhan ada satu keanehan yang terjadi, yaitu pada malam itu cuma saya dan Sofyan yang ada di rumah kami berencana tidur lebih awal karena seharian lelah bekerja. Kami berdua tengah asyik bermain dengan handphone masing-masing sambil menonton tipi, saya sih tidak merasa apa-apa bahkan keanehan sebelumnya. Tiba-tiba saja atap bergemuruh seperti ada orang yang sedang berkelahi di atas atap, suaranya amat keras atap seperti ditabuh, dipukuli cukup lama.
Kami berdua kaget bukan kepalang muka saya langsung memerah dan sedikit pucat. “apa itu bro?”, ucap saya pada Sofyan, “ga tau bro kucing kali tu, tapi kucing kok keras banget ya”, ujarnya balik.
 Jika saya sedang sendiri dirumah sudah pasti saya akan menelepon 911, untungnya ada Sofyan jadi sedikit lebih tenang. Semenjak keajadian itu saya selalu merasa aneh jika berada di rumah, hawa rumah tidak seperti biasanya, agak panas dan auranya gelap. Setia kali akan mandi pagi saya selalu merasa ada yang mengikuti ke kamar mandi dan pas lagi mandi itu serasa ada yang menunggui di belakang. Sungguh sebuah perasaan yang tidak enak lagi tidak nyaman, jika sudah memasuki zona dapur maka bulu kuduk akan merinding. Padahal biasanya dulu saya sering memasak masakan di dapur untuk di makan ketika sahur ya walau hanya sekedar menggoreng telur mata sapi atau nugget, namun saya tidak pernah merasakan aura-aura yang tidak enak.
Setelah libur lebaran kami semua kembali kerumah tersebut, tentunya dengan harapan dan semangat yang baru, dan kami pun mengalami rentetan peristiwa yang cukup mengerikan. Sasaran pertama adalah Wahid. Malam itu ia hanya di rumah sendirian, semenjak membeli sebuah gadget baru Wahid jadi agak betah di rumah sambil terus mengotak atik gadgetnya, baru seminggu ia membeli gadget hampir semua aplikasi dan game ia download. Seperti biasa ia sedang bermain game sambil tiduran di kamar lalu tiba-tiba tengah asyiknya bermain game ada suara orang mengetuk pintu dari luar. Pintu utama. Dengan sigap Wahid segera bangkit dan berfikir tentu itu adalah salah satu dari kami yang pulang kerja, ternyataaaaaa....setelah pintu dia buka tidak ada sosok siapapun berdiri di luar. Sedikit heran tetapi ia tidak peduli karena mungkin ia masih penasaran dengan beberapa level game yang sedang ia mainkan.
Wahid pun kembali ke kamar dan melanjutkan bemain game, selang beberapa saat kemudian terdengar kembali suara orang mengetuk pintu dengan sangat keras seperti akan mendobrak pintu, tidak hanya itu juga ada suara atap seng yang seperti sedang dipukul. “kali ini pasti Andre yang pulang”, gumamnya. Segera meloncat dari tempat tidur dengan wajah sedikit kesal dan kembali membukakan pintu, daaaaaannnnnnn....tidak ada seorang pun ternyata diluar rumah. Merasakan keanehan yang luar biasa maka wajahnya langsung pucat dan segera berlari ke kamar mandi, ia bergegas mencuci muka lalu memakai baju kemudian langsung menuju kedai kopi dekat rumah kami dan menunggu pak Andre hingga pulang.
 Awalnya saya tidak tahu mengenai kisah ini hingga paka Andre membuka cerita waktu kami sarapan di ronggo, mendengar cerita pak Andre tentu saya pun ikut bergidik tak sanggup membayangkan jika itu terjadi pada saya. Sejak itu saya selalu merasakan keanehan di rumah kami diantaranya adalah saya selalu merasa di ikuti selama berada di dalam rumah, entah itu hanya halusinasi saya atau bukan. Ketika saya mandi pagi pun saya merasa ada yang menunggu saya di belakang, sungguh tidak nyaman. Bayangkan saja anda mandi di tunggui oleh orang lain, nah di sini bukan wujud manusia tetapi wujud yang sama sekali tidak kita ketahui. Nah lho.
Hal yang terjadi pada Wahid membuat aku tidak berani berada di dalam rumah sendirian sekalipun itu siang hari. Sekali waktu itu saya coba memberanikan diri untuk masuk rumah sendirian sehabis pulang kerja, karena kelelahan saya berencana langsung tidur begitu tiba di rumah. Setibanya di rumah saya langsung mengganti pakaian dan merebahkan diri di kasur sambil menyalakan tipi. Beberapa saat memang saya tidak merasakan hal apapun tapi rasa takut tetap menjalar, lalu saya mengecilkan volume tipi setelah mendengarakan suara dari arah samping rumah. Suara itu...seperti orang yang sedang mengetuk-ngetuk papan, makin lama makin keras, muka saya langsung pucat kemudia langsung bangkit dari kasur. Sewaktu saya bangkit dari kasur dan berdiri di samping kasur saya merasa muka saya di hembus cukup kuat oleh sesuatu, merasakan hal tersebut saya langsung menyambar baju kaos dan berlari keluar rumah.
Cukup lama saya berada di luar pagar rumah sambil terus memandangi rumah itu, kemudian saya memutuskan untuk pergi ke kedai kopi sama dengan yang di lakukan oleh Wahid. Malang bagi saya ketika akan mengambil motor di teras rumah saya lupa mengambil kunci sewaktu keluar tadi, alhasil kunci motor ketinggalan di kamar. Membayangkan kembali kedalam rumah untuk mengambil kunci di dalam kamar membuat saya takut, ngeri, setelah memperhitungkan cukup lama sambil berdiri di luar pagar akhinya saya memutuskan untuk kembali ke dalam rumah. Secepat kilat saya berlari kedalam rumah menuju kamar dan langsung menyambar kunci motor di atas lemari, seketika saya sudah berada di luar rumah dengan sepeda motor. Keringat dingin pun mengalir, badan pun menggigil serasa di kejar oleh penghuni dari belakang.
Akhirnya saya memutuskan untuk menunggu pak Andre dan Wahid pulang sambil main PES saja di rental yang ada dekat rumah. Hampir satu jam saya bermain tiba-tiba telepon genggam saya berdering, pak Andre menelepon, “nda dima? Lai di rumah? wak jalan pulang tolong balian limau kapeh wak usia penghuni tu lai, wak samo bang Ambo a”.
Saya segera berhenti bermain, dan menuruti perintah pak Andre membeli lima buah limau kapeh. Jujur saya tidak paham apa kegunaan dari limau tersebut. Tidak berapa lama kemudian pak Andre, Wahid beserta bang Ambo dan istrinya datang. Bang Ambo adalah sosok tempat berbagi keluh kesah soal perut karena beliau membuka sebuah bofet atau kedai kecil yang menjual makanan berupa nasi goreng, mie goreng dan lain-lain di daerah marpoyan (lah wak bantu promosi bang a..hehe), di tempat bang Ambo bisa ngutang serasa punya kartu kredit, lumayan murah dan enak. Malam itu bang Ambo terlihat membawa sebilah pisau dan sebuah tongkat di tangannya, tidak lupa peci bundarnya yang memang selalu kokoh di kepalanya. Sebelum masuk rumah bang Ambo melihat sekeliling rumah, berjalan ke arah samping rumah sambi melihat ke lantai dua, saya mendengar beliau berbicara tetapi entah dengan siapa. Maka mulailah paranormal activity di rumah kami.
Pertama beliau meminta limau yang saya beli tadi, kemudian meminta satu cawan yang sudah disii air putih, dengan menggunakan pisau yang ia bawa sambil komat kamit mulutnya baca mantra dan irisan limau pun sudah berada di dalam cawan. Beliau kemudian mematuk-matuk irisan limau tersebut dengan pisaunya, entah apa yang dibacanya kami semua tidak tahu, kemudian beliau berdiri dan berjalan menuju dapur bacaaanya semakin keras sambil melempar irisan limau ke beberapa sisi dapur. Lagi-lagi saya melihat beliau seperti sedang berbicara dengan seseorang, tetapi entah siapa mungkin dengan sang penghuni.
Beberapa saat kemudian beliau kembali duduk bersama dengan kami, bang Ambo bilang bahwa sang penghuni tidak mau pergi dari rumah ini karena mereka telah tinggal lama di sini, dan anggota nya sudah banyak. “inyo alah lamo di siko, anak-anak gai banyak disiko, iko tampek mainnyo dulu iko ko bekas kuburan anak-anak tu ha lantai ateh tu rami nyo disitu mah, ado sosok pak gaek di siko”, tutur bang Ambo mencekam.
Menurut bang Ambo sang penghuni marah karena kami tidak membersihkan rumah secara keseluruhan sehingga ada barang-barang sang penghuni yang secara tidak sengaja telah kami pindahkan, jalannya adalah jika memang ingin tetap di sini maka rumah dan seisinya harus kami bersihkan secara menyeluruh. “Wahid, nio mancaliak wujudnyo? Kamarilah kalau nio, caliak kaco tu Wahid a”, kata bang Ambo sambil menunjuk kaca usang yang ada di depan kamar mandi. Wahid menggeleng pasti, apalagi saya sudah pasti tidak berani.
Sejenak saya melihat bang Ambo berfikir, keningnya mengkerut sepertinya ia memikirkan bagaimana supaya masalah ini bisa di selesaikan. Taraaaaa....bang Ambo kemudian berkomat kamit lagi, kali ini satu buah limau yang sudah ia iris kepalanya kemudian ia menyuruh Wahid untuk meletakkan di atas lantai dapur, sebelum diletakkan bang Ambo mengetuk-ngetuk keramik mencari keramik dengan suara paling nyaring. Wahid yang awalnya ragu-ragu bercampur takut untuk meletakkan limau tersebut akhirnya memberanikan diri, dia meletakkan dan kembali secepat kilat ke ruang tamu. “raso diambuihnyo kapalo den”, Wahid pucat. Pertanyaanya adalah untuk apa limau tersebut di letakkan di atas lantai dapur? Nah berikut penjelasan bang Ambo sang paranormal, menurutnya jika limau tersebut tidak bergerak atau pindah hingga esok pagi maka kalian masih di izinkan tinggal di sini, dan jika limau tersebut telah berpindah tempat maka kalian memang tidak bisa tinggal di sini. Ngeri bukan?.
Bang Ambo juga meletakkan air sisa siraman tadi di dalam lemari dapur yang katanya nanti akan di minum oleh sang penghuni. Setelah semua ritual selesai, pak Andre menyuruh Wahid untuk mengantarkan bang Ambo pulang. Sedikit lucunya nih pemirsah, mobil yang di tumpangi bang Ambo tiba-tiba mogok, kami pun segera menuju mobil yang mogok dekat rumah bang Ambo. Pak Andre pun dengan cemat memeriksa mesin jika ada kesalahan, kalo saya mah ga paham soal mesin mobil yang saya tau cc doang. Setelah terus dicoba akhirnya ga mau hidup juga, entah apalah yang kena. Pak Andre mulai cemas, karena mobil tersebut adalah mobil pinjaman. Saya masih ingat alasan pak Andre meminjam mobil tersebut karena bensinnya yang full, jadi kalo di pake sikit tak apelah, eh ga taunya mobil tersbeut mogok. Bukan karena mesin atau apapun melainkan karena kehabisan bensin, kami semua tertipu dengan indikator bbm yang selalu menunjukkan huruf F. Huahahahahahahahahahaha. Bahkan di atas F.
Kami sepakat bahwa pak Andre dan bang Yayang yang menjaga mobil, sedangkan saya dan bang Wahid pulang kerumah bersama Sofyan. Setibanya di rumah Sofyan pun kaget melihat rumah yang cukup berantakana dan aroma limau kapeh semerbak. “ada apa tadi bro?”, kata Sofyan. Saya pun menjelaskan dengan seksama. Entah angin apa yang datang, Sofyan pun dengan semangat menelepon paranormalnya yaitu abangnya sendiri (bukan abang kandung). Hampir tengah malam abang Sofyan datang kerumah, dia langsung memantik sebatang rokok, dan berjalan-jalan ke sekeliling rumah sama halnya dengan yang bang  lakukan tadi. Mulutnya komat kamit, badannya menggigil seperti orang kejang. Kemudian ia masuk kedalam rumah dan duduk bersila di ruang tamu, ia memandang seisi rumah sambil kepalanya menggeleng-geleng. Tiba-tiba badannya gemetar, matanya merah dan tangannya mengeras mengepal seperti orang kesurupan. Suaranya berubah parau seperti harimau, ia seperti akan berduel dengan sang penghuni.
 Saya amat takut melihat sorot matanya yang tajam, rupanya ia tengah kerasukan sang penghuni. Sang penghuni pun berkomunikasi dengan Sofyan melalui raga abang Sofyan, tidak berbeda jauh dengan kata-kata bang  bahwa kami telah mengobrak abrik isi rumah tanpa membereskannya kembali, dan kami bertanggung jawab membereskannya atau pergi dari rumah itu. Kata abang Sofyan penghuninya adalah kakek tua dengan badan tinggi besar dan banyak anak kecil di bermain-main di dapur. Merinding. Hal ini mengingatkan saya ketika malam pertama saya tidur di rumah ini, saya bermimpi seorang kakek tua tinggi besar menarik-narik kaki saya sewaktu tidur dan di tertawakan oleh anak-anak kecil yang seperti tuyul, tetapi saya hanya menganggap itu hanya lah bunga tidur. Setelah semua keanehan yang telah kami alami, maka kami memutuskan untuk pindah dari rumah tersebut, kami mengalah pada sang penghuni. Orang yang pertama pergi adalah saya, kemudian pak Andre dan Wahid, sedangkan Sofyan masih tinggal hingga kontrak rumah habis sekitar 20 hari lagi. Sofyan sendirian di rumah tetapi jarang tidur di rumah,..hahaha. Benar-benar suatu pengalaman hidup yang mencekam bagi saya, lebih mencekam lagi karena saya tidak bisa melambaikan tangan apabila tidak sanggup seperti acara di tipi-tipi itu lho. Nahh...ini adalah sub bab petualangan di kota bertuah, senang rasanya bisa berbagi walau bukan moni yang penting hepi. Tetap semangat, biar bisa terus membaca dan menulis.
Pukul 18.12 WIB
Senin, 18 November 2013
di Garuda Sakti 

Comments

Popular posts from this blog

PENGERTIAN ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK

Gadih Minang (Sakola atau Balaki?)

TRAGEDI 26 MEI 2011 . ( PART II )