KKN di nagari " bersoda "


Hari ini minggu tanggal 15 agustus 2011, 2 hari KKN alias kuliah kerja nyata atau kaliliang – kaliliang nagari bagi sebagian orang yang malas memaknainya, lebih kurang 34 hari kami mengabdi di kenagarian tanjung sungayang kabupaten tanah datar. Menurut saya tanjung adalah nagarai yang sangat unik, kenapa unik karena banyak hal yang tidak saya ketahui terdapat disini. Sebelum saya menceritakan bagaimana uniknya nagari tanjung, baiknya saya bercerita sedikit mengenai kawan – kawan saya yang salalok – sapatiduan selama KKN berlansung. Kelompok saya diketuai oleh Efendi harahap, dari namanya telah diketahui bahwa ia adalah salah satu manusia yang berasal dari sumatera utara. Perawakannya sedang, muka lucu, dan tingkah aneh, selalu memanggil kami para lelaki dengan sebutan “ BOY “ , hingga kami para lelaki ikut – ikutan memanggil kawan dengan sebutan boy, seperti film laskar pelangi saja. Ketua kami orangnya lucu ketika mencoba membawakan lagu – lagu minang, maklumlah darah sumatera utara nya masih sangat kental.
Walaupun sering di bentak, disuruh –suruh orangnya tetap tegar, dan yang paling penting tidak takut hantu seperti aku. Karena konon katanya ditempat aku tinggal ada hantu berwujud atuk – atuk ( lebih kurang seperti yang ada dalam fil upin dan ipin ), sehingga setiap kali ke kamar mandi pada tengah malam aku selalu minta ditemani sama ketua namun hanya minggu – minggu awal setelh itu aku berani sendiri setelah mendengarkan ceramah pak ustad. Pak ustad bilang kalau kita yakin sama yang diatas maka tidak ada setan ataupun jin yang berani mengganngu kita. Sebenarnya ada satu hal yang menarik dari sekian abnyak kata – kata pak ustad yaitu “ kalau menurut kebanyakan orang setan atau iblis akan mati dengan kita membaca ayat al –quran maka anggapa tersebut salah, karena jika benar maka semua setan , iblis dan jin akan punah karena banyaknya kaset – kaset yang memperdengarkan ayat – ayat al – quran ataupun manusia yang membaca al-quran ”. cukup cerita tentang setan sekarang kita beralih cerita pada kehidupan kami di tempat KKN. Kami paa lelaki yang berjumlah 9 orang menginap dirymah bapak wali jorong balai bungo, namanya bapak...hmmm... sebentar saya lupa...pokoknya ada ujung – ujung namanya “ndi “ ( maaf pak jorong saya tidak bermaksud ).
Pak jorong orangnya ramah, baik dan sangat mengetahui jiwa anak muda. Hobi utamanya adalah berburu babi dan mengajak jalan – jalan 2 ekor anjing peranakan kesayangannya. 1 induk anjing yang badannya besar dan tegap, serta lily anaknya dengan mata biru yang cantik. Setiap hari selasa dan sabtu pak wali kerap kali ikut dalam perburuan yang menjadi olahraga tersendiri bagi warga tanjung. Rumah yang kami tempati sangat diluar dugaan, nyaman dengan fasilitas lengkap..yaa paling tidak air dan listrik sangat mendukung. Sedangkan para perempuan yang menjadi juruk masak kami tinggal di rumah uni sri, tidak jauh dari tempat tinggal kami hanya saja jalannya sedikit memutar. Rumah kayu dengan pemandangan sawah yang hijau menyegarkan setiap mata yang melihatnya dipagi hari. Oh ya...uni sri itu salah satu aparat nagari yang bekerja dikantor wali nagari tanjung.

Nagari tanjung kecamatan sungayang.

Nagari tanjung adalah salah satu dari lima nagari yang berada dalam kawasan kecamatan sungayang, aku tidak tahu kenapa diberi nama nagari tanjung namun konon katanya nagari ini adalah sebagai tempat bertelurnya ikan emas entah tempat penambangan emas gitu..aku tidak tahu persis. Menurut salah seorang inyiak – inyiak ( orang tua ) nagari tanjuang dulu alamnya sangat bagus, airnya jernih dan ikannya banyak, namun sekarang alamnya telah rusak karena pembalakan liar dan air selo ( sungai ) telah kotor entah kenapa tidak pernah jernih lagi walapun tidak musim hujan. Memang sebelum keluarnya peraturan nagari terkait pelarangan pembalakan liar, nagari tanjung kerap kali menjadi sumber kayu ilegal sehingga ekosistem alam menjadi rusak. Nagari tanjung dibagi atas dua jorong yaitu balai bungo dan balai tabuh. Banyak hal unik yang kami temui di nagari ini, berikut adalah beberapa hal unik tersebut. Mulai dari banyaknya mushalla, ngalau soda nan indah, hobi dominan berburu babi dan memancing ikan di tobek ( kolam ), hingga batu angkek – angkek yang sangat terkenal. Bagi kalian yang tidak tahu batu angkek – angkek biar saya jelaskan sedikit, batu angkek – angkek adalah sebuah batu yang memiliki nilai magis, kenapa ? karena untuk mengangkat batu tersebut harus mengikuti beberapa proses , mulai dari berwudhu hingga membaca niat atau keinginan kita, dan apabila batu tersebut mampu diangkat maka niat kita akan terkabul. Percaya atau tidak silahkan kalian coba sendiri, kalau akau sih terangkat. Konon katanya batu tersebut pernah dipindahkan ke istano basa pagaruyung namun secara ajaib dan aneh mampu kembali sendiri kerumah pewarisnya di jorong balai tabuah. Aneh, tapi itu lah adanya batu yang lebih mirip logam kuningan tersebut. Namun yang lebih unik adalah banyak dari masyarakat tanjung yang tidak mau mengangkat batu tersebut, karena dinilai syriq. Setelah fenomena batu angkek – angkek, maka pesona yang dimiliki nagari tanjung adalah ngalau soda. Ngalau soda adalah sebuah gua bekas tambang soda ( sadah ) pada masa penjajahan belanda dan jepang. Tidak hanya itu ngalau soda dijadikan salah satu basis gerilya masyarakat tanjung melawan penjajah keparat. Ngalau soda memiliki banyak sekali gua yang dan air terjun. Hari minggu pertama kami menyempatkan melakukan petualangan menuju ngalau soda. Astaga... tidak seperti yang dibayangkan medan yang di temput cukup terjal dan penuh batu, namun sangat menyegarkan mata karena disepanjang perjalanan mata kita dimanjakan oleh pemandangan hutan yang masih alami, hijau dengan air yang jernih dan bisa lansung diminum. Kami melakukan perjalanan selama 2 jam hingga mencapai puncak ngalau soda, AMAZING...!!!...bin ajiiiibbb...diatas puncak kami lansung disuguhi pemandangan sebagian batusangkar dengan jelas mampu menyaksikan gunung merapi dan danau singkarak. Lelah terbayar sudah. 

Tidak hanya itu sebungkus nasi putih lengkap dengan sambalado terasa sangat nikmat, walau kami kehabisan air karena terlalu banyak minum dalam perjalanan. Pengalaman mendaki yang tidak akan kami lupakan. Beralih pada kebiaasaan berburu masyarakat tanjung, sehingga satu orang yang memiliki hobi berburu bisa memiliki anjing hingga 15 ekor, dan hebatnya lagi anjing – anjing yang dipelihara bukanlah sembarang anjing, namun anjing peranakan yang dikenal harganya cukup mahal.
Masih banyak yang ingin aku ceritakan namun karena lelah menulis,beberapa hari lagi akan saya lanjutkan part yang ke 2.

Comments

Popular posts from this blog

PENGERTIAN ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK

Gadih Minang (Sakola atau Balaki?)

TRAGEDI 26 MEI 2011 . ( PART II )