Manusia Kubikal
Diantara sekat itu mereka hidup, duduk dan
menghabiskan hari lebih dari delapan jam sehari, mereka duduk diantara sekat
hingga hari jumat juga terkadang hari sabtu jika masih ada yang perlu mereka kerjakan. Sekat sekat itu membentuk
kubikal yang hanya muat untuk satu orang, jika digabungkan beberapa kubikal
maka akan membentuk blok panjang dan juga pendek. Dalam satu kubikal terdapat satu layar monitor
dan beberapa gantunga kertas kecil warna warni. Tidak hanya sekat yang panjang tempat para mereka,
tetapi juga terdapat satu atau dua blok besar kubikal yang hanya di isi satu
manusia namun selalu ramai karena manusia kubikal lain selalu masuk dan keluar
kubikal besar tersebut. Kubikal besar itu tempat para pemimpin mereka.
Setiap pagi mereka selalu berkumpul untuk berdoa,
menerikkan mantra-mantra yang menurut mereka adalah mantra yang mampu
memberikan aliran semangat sepanjang hari. Selepas itu mereka bertebaran
kembali ke kubikal masing-masing, sebagian besar dari mereka terlihat serius
menatap layar monitor hingga jelang waktu istirahat. Saya tidak memperdulikan
apakah mereka benar serius menatapa layar monitor atau hanya sekedar menatap
saja. Awalnya mereka hanya sesekali melakukan aktivitas lain seperti bermain
telepon gengggam sambil tersenyum, berkaca, menopang kepala dengan tangan
sambil menggaruk-garuk kepala. Semakin sore maka aktivitas lain semakin banyak
dan semakin tidak jelas, mungkin saja karena mereka tidak lagi memiliki tugas
yang harus diselesaikan.
Siang menjelang, mereka berhamburan keluar
berhamburan dengan kelompoknya masing-masing, menuruni tangga sambil tertawa.
Sebagian dari mereka ketika berada diluar ruangan seperti disengat oleh badai
matahari, sebagian lagi biasa saja bagi mereka yang kerap kali diluar. Waktunya
makan siang. Selepas itu mereka kembali dengan wajah sumringah karena perut
sudah terisi dengan sempurna, sekarang ada aktivitas lain yaitu permainan kursi
putar hingga sore datang untuk menjaga wajah mereka tetap ceria.
Perasaan sudah tidak enak karena kebanyakan dari
mereka sudah terbayang kasur yang empuk dan tidur sambil menonton tv atau ingin
pergi minum kopi bersama teman sejawat. Semakin tidak enak jika melihat
temannya yang lain masih belum pulang, apalagi melihat sang pimpinan masih
terkantuk-kantuk di depan layar komputer.
Begitulah kehidupan para manusia kubikal,
beruntung bagi mereka yang mampu berbuat lebih ketika system sudah merenggut
kebebasan meraka. Namun, apapun itu lebih baik melakukan hal kecil bermanfaat
daripada hanya berbicara yang tidak bermanfaat. Salam Kubikal.
Teluk Kuantan, 06 Oktober 2014
Comments
Post a Comment