Mencari Tuah Kota Bertuah (PART II)
Cilukbaaaa...cerita ngawur ini
kembali hadir di kehidupan anda pembaca yang budiman, jika ada waktu luang ada
baiknya untuk membaca cerita ini, maklum saja iko omongan awak bukan tulisan
jadi anggap se awak bacarito, dengan tidak memperpanjang mukadimah, langsuang
ka TKP sakali,,,having fun.
Sebelum aku bercerita mengenai
petualangan ku di Kota bertuah ini, aku akan menceritakan sedikit beberapa
pemandangan yang menurut aku cukup menakjubkan di sepanjang perjalanan dari
bukittinggi menuju Kota Pekanbaru. Jujur aku menyukai segala sesuatu yang
berbau dengan pemandangan alam, seperti hutan, gunung, laut, pantai, dan relief
bebatuan, setiap aku melakukan perjalanan pasti aku akan selalu tersenyum
melihat pemadangan alam yang luar biasa yang aku temui di sepanjang perjalanan.
Suatu saat aku bercita-cita akan melintas di perbukitan New Zealand dimana Frodo
dan teman-teman melintas pada saat akan menuju gunung berapi untuk
menghancurkan cincin sakti. Aku juga akan berkunjung ke pegunungan di Islandia yang
bisa tembus di Gunung Italy dalam filem Journey To The Centre Of The Earth. Aku
juga ingin mendaki Everest, mungkin menjadi orang Palupuah pertama yang mendaki
Everest, lalu mengibarkan marawa di samping Bendera Merah Putih yang pasti akan
dikira ada pesta tagak pangulu di puncak everest. Kembali keperjalanan ku,
tepat setelah Kota Payokumbuah aku bisa melihat tebing batu dengan relief yang
menakjubkan, paduan antara warna coklat dan kuning serta warna hijau dari
tumbuhan kecil di sisinya, di bawahnya juga terdapat sungai kecil dengan airnya
yang jernih seperti yang ada di ngarai sianok, cuma bedanya adalah sianok
adalah tebing tanah.
Sebenarnya jalan yang kami lewati pun diapit oleh dua buah
bukit batu tersebut, sehingga aku bisa dengan leluasa untuk melihat sekeliling,
menjelang perbatasan pemandangan yang alami dan sejuk masih bisa aku lihat
hingga akhirnya kami memasuki daerah yang beraroma gersang dan kering, daratan
Riau. Pada tahun 2010 aku melewati jalan ini pada malam hari, maka aku tidak
tahu betapa indahnya pemandangan sekeliling, aku melihat danau buatan,
perkebunan sawit dari kejauhan yang mengingatkan ku pada Danau Toba (baca Menapak
Tanah Deli). Sim salabimm, kota ini seperti hanya dibacakan mantra sulap lalu
berubah langsung. Pekanbaru 2013 sangat jauh berbeda dengan Pekanbaru tahun
2010, memasuki daerah Panam yang dulu tidak ramai sekarang sudah menjadi salah
satu pusat perekonomian yang dijejali rumah toko di sepanjang jalan. Oh ya.. jika
berkenan izinkan aku untuk berkomentar sedikit mengenai Kota Pekanbaru, menurut
aku Kota Pekanbaru adalah Kota yang nyaman, bersih dan rapih, tata ruang Kotanya
cukup bagus. Kita dengan cukup mudah untuk menelusuri kota karena banyaknya
rambu arah jalan dan fasilitas bus metro Pekanbaru yang katanya telah
beroperasi ke seluruh pelosok kota. Namun menurutku Kota Pekanbaru adalah Kota
yang sama sekali tidak memiliki ciri khas. Padahal menurut kami di Sumatera
Barat Pekanbaru adalah kota nenas, bahkan aku tidak melihat monumen nenas di
kota ini seperti monumen bengkoang lusuh yang ada di Kota Padang. Apakah
terlalu banyak landmark yang dibuat atau entah karena melayu sudah tidak di
sini lagi. Pembaca yang budiman dapat melihat di beberapa baliho pilkada yang
terpasang di sudut Kota Pekanbaru, di baliho tersebut dapat dilihat dua
landmark Kota Pekanbaru yaitu Kantor Gubernur Provinsi Riau dan Pustaka Soeman HS
tempat saya menulis cerita ini. Kedua landmark yang sering menghiasi foto caleg
adalah sama sekali jauh dari budaya adat melayu, hanya mencirikan bangunan
modern dari planet pluto. Ini adalah akulturasi budaya yang oleh Pemerintah
Provinsi Riau telah di salah artikan. Ini menurut aku lho, menurut aku,
yaa,,,kalau menurut om dan tante berbeda itu mah sah-sah sekali. Karena menurut
saya ciri khas suatu daerah harus tetap di pertahankan. Pernah aku baca buku Pak
Mardianto Manan yang mana komentar beliau kurang lebih sama dengan ku tentang Kota
Pekanbaru, cuma beliau mampu menyampaikan nya secara lebih lugas dan tajam.
Kalau aku ga berani lah, nanti aku di kira menjelekkan kampung orang,,hehehe.
Bahasa melayu pun juga tak akan pembaca temui di Kota ini. Bayangkan saja jika
anda berada di Ranah Minangkabau tetapi orang menggunakan Bahasa daerah lain bukan
Bahasa Minangkabau. Masih tentang ciri khas Kota bertuah ada yang lebih
menggelikan, yaitu pada suatu pagi saya melihat baliho besar di salah satu
jalan protokol Kota Pekanbaru, baliho tersebut adalah baliho iklan sebuah
maskapai penerbangan nasional. Tersebutlah pada iklan maskapai tersebut penerbangan
dengan rute Pekanbaru menuju Medan sekali dalam sehari, lalu di bawah tulisan Kota
Pekanbaru mereka ilustrasikan gambar mesjid, kue putih yang mirip kue Pao, dan
satu lagi mungkin buah kelapa sawit (apelah maksud). Sudahlah tentang Kota ini, yang jelas Kota ini
telah mampu memberikan inspirasi dan sumber-sumber kehidupan bagi banyak orang
tak terkecuali saudagar-saudagar Minangkabau yang telah mampu menjajah dan
sukses luar biasa disini. Satu hal lagi yang menarik dari Kota ini adalah
banyaknya tukang loper koran yang selalu menjajakan koran bahkan hingga tengah
malam, mulai dari anak kecil hingga orang yang sudah lanjut usia, entah ini
kedok atau memang masyarakat Kota ini haus akan informasi. Nampaknya industri
media massa akan menjadi industri yang menjanjikan di Kota ini. Sekali dua kali
aku juga pernah bertemu dengan seorang loper koran paruh baya yang juga
nampaknya sering melepas penat di pustaka soeman HS, aku belum sempat
berbincang dengannya, namun jika esok masih bertemu aku akan bicara dengannya.
Setelah kami makan malam waktu itu, Andre
menyuruhku untuk membuat surat lamaran yang ditujukan ke kantornya sebagai bagian
dari proses resmi dalam melamar kerja. Sabtu pagi aku berangkat dengan Andre ke
kantor, ia langsung memberiku beberapa brosur dan price list dari produk-produk
andalan KIA mobil. Andre memberikan beberapa pembekalan mengenai produk-produk
KIA dan bagaimana menjadi marketing yang baik. ,”salah satu bagian penting dari
marketing adalah after sales, maksudnya adalah bagaimana kita harus membina
hubungan yang baik dengan konsumen kita”, tegasnya. Aku hanya mendengarkan dengan seksama, dalam
hati aku berkata “aku menjual mobil”. Sebenarnya dunia marketing atau manggaleh
bukanlah hal yang asing bagi ku, karena sewaktu kuliah dulu aku juga melakukan
beberapa penjualan telepon genggam bekas dan baru, selain itu Genta Andalas telah
mendidikku untuk menghadapi semua ini, terutama menghadapi tekanan dalam kerja.
Jadi aku tidak terlalu kaget dengan tekanan yang memang sudah ditakdirkan. Sederhananya
adalah ketika kita berbicara atau berorasi merupakan sebuah bentuk dari
kegiatan marketing, dimana kita berusaha meyakinkan seseorang atau khalayak
ramai dengan apa yang kita ucapkan. Entah itu kita benar-benar menjual produk
atau hanya sekedar mengobral janji. Hanya beberapa jam Andre memberikan
pembekalan kepadaku, setelah itu ia menyuruhku untuk mempelajari beberapa
brosur yang ia berikan. Sebelum pulang aku di suruh oleh Andre untuk melakukan
tes absen sidik jari, dimana setiap kali kita akan meletakkan jari kita pada
alat sidik jari maka alat tersebut akan “thank
you”. Menurut ku absensi dengan sidik jari elektronik bisa saja menjadikan
salah satu penyebab para aparat, pegawai sampai anggota DPR terlambat untuk
datang ke kantor. Bagaimana tidak pada saat jam berapapun kita datang alatnya
akan selalu bilang “thank you”
setelah kita meletakkan jari pada layar yang berwarna hijau. Jadi kesimpulannya
adalah baik itu datang tepat waktu atau pun terlambat berapa jam pun akan tetap
mendapat apresiasi “thank you” Hahahahhaha.
Senin pertama ku tiba, aku bangun dari tempat tidur lalu mengenakan kemeja biru
polos yang aku dapat dari pemberian Oji cantik pada saat ulang tahun ku yang ke
23 tanggal 2 juli kemarin. Aku mengenakan celana dasar warna hitam satu-satunya
yang aku punya semenjak masih di TPA dulu, sedikit meminyaki rambut setelah
sekian lama tidak aku lakukan. Aku sangat jarang memakai parfum atau wewangian
apapun karena mungkin alergi, secara langsung aku lebih percaya diri dengan
filem The Parfume, bahwa bau setiap
manusia merupaka hal yang sangat spesial dan khas yang tidak akan dimiliki oleh
orang lain. Aku juga mengenakan satu-satunya sepatu kulit selama hidupku.
Setelah berkaca dan merapikan baju lalu aku tersenyum, “bismillah” aku
berangkat bersama dengan Andre. Setibanya di kantor aku bertemu dengan lima
orang lainnya yang berada dalam tim Andre. Oh ya...aku lupa, Andre adalah
supervisor kami, artinya ia adalah kepala, ketua, atau tetua adat tim kami, tim
picanto 2. Andre sebelumnya membawahi lima orang dan menjadi enam orang setelah
kedatangan ku. Aku berkenalan dengan rekan satu tim lainnya, ada Sofyan, Dyan, Fika,
Yaya dan manusia unik Julia(nto). Semua rekan tim terlihat sangat bersahabat
dan tidak butuh waku lama untuk berbaur dengan baik dengan mereka. Tugas utama
tim kami adalah menjual produk City Car
anyar dari KIA mobil yaitu All New
Picanto, untuk memenuhi target penjualan kami melakukan berbagai macam metode
mulai dari canvassing, tes drive,
berbagi brosur, dan mengikuti pameran dengan memajang mobil display. Terkadang
aku berfikir bahwa pekerjaan ini adalah haluan yang telah salah bagiku,
teringat akan beberapa kolega dan dosen yang mengatakan bahwa pekerjaan seperti
menjadi wartawan, reporter atau bergabung dengan LSM akan lebih cocok bagiku.
Dalam keraguan dan kebimbangan aku terus meyakinkan diri bahwa di sini, di
jalan ini adalah rejeki yang telah di berikan oleh yang maha kuasa. Memang
sangat jarang berhubungan dengan mata kuliah yang aku pelajari dulu waktu
kuliah, tetapi beberapa ilmu terapan juga terdapat di sini. Jika aku ragu pada
setiap langkah, maka aku selalu berkata dalam hati sambil berdoa bahwa aku akan
berusaha sekuat tenaga untuk melakukan yang terbaik dalam bekerja, maka hasil
aku serahkan pada yang Maha Kuasa. Terkadang aku merasa beruntung bahwa banyak
dari kawan yang telah menyandang gelar sarjana strata 1 merasa bahwa pekerjaan
marketing adalah pilihan yang kesekian kalinya, sehingga setiap kali mendapat
tawaran bekerja sebagai marketing akan mereka tolak. Bukankah Nabi kita
mengatakan salah satu pekerjaan dengan pintu rezeki yang paling banyak adalah
berdagang. Satu hal yang harus kita sadari secara bersama bahwa setiap orang
memiliki orientasi hidup berbeda-beda, namun hanya dua yang bisa mewujudkannya
yaitu usaha dan doa. Waktu pun terus berlalu melewati hari, jam dan detik,
tentu kita akan mendapatkan berbagai pengalaman dan paling tidak penghias di
hari itu. Hal itu juga berlaku pada ku, dua minggu sudah aku bekerja untuk
perusahaan Nasional Korea, berbagai pengalaman menarik menurut menurut aku..ini
menurut aku lho tentu juga aku alami. Tersebutlah pada suatu hari, aku mendapat
jatah piket untuk menjaga pameran di salah satu pusat perbelanjaan di Kota Pekanbaru.
Aku mendapat jatah piket pagi hingga jam setengah lima sore, adapun tugas ku
adalah yang pertama tentunya menjaga mobil display agar tidak baret sedikitpun,
kedua adalah berusaha mempromosikan mobil tersebut dengan cara memberikan
brosur, mengajak pengunjung untuk masuk ke dalam mobil lalu menjelaskan
kelebihan dari mobil kami, misalnya mesinnya sudah 1400 cc, enam kecepatan,
tersedia dalam transmisi automatic dan manual, fog lamp yang sudah projektor, air bag, rem abs ebd, kabin yang
lapang dan berbagai fitur lainnya. Namun apabila pengunjung bertanya mengenai
kelemahan mobil yang kami tampilkan, maka aku mulai kebingungan, maklum saja
bagi ku ini adalah mobil canggih yang pertama kali aku dalami seumur hidupku.
Ada yang namanya safety power window
yang bisa membuat kaca jendela turun otomatis apabila ada benda yang terjepit sewaktu
menutup jendela, jadi ga perlu takut kejepit pas ngasih sumbangan atau
mengambil karcis parkir. Betapa banyak ilmu baru yang aku dapat, walau aku
belum sanggup membeli apa yang aku jual, bahkan spionnya pun aku belum sanggup
membeli. Hari itu cuaca panas terik, maklum saja Pekanbaru adalah Kota yang
menurut ku membalikkan kembali panas bumi ke atas langit, berminyak. Setelah
menunaikan ibadah sholat dzuhur, aku kembali duduk di kursi yang di sediakan di
samping mobil, sebenarnya aku bisa saja masuk ke daam mobil dan menikmati AC
agar lebih sejuk, namun apa daya aku tak pandai cara menyalakan AC mobilnya,
heheh. Persis di depan mobil, tepatnya di depan salah satu restoran baso retail
di Indonesia, bapak itu berdiri dengan posisi istirahat di tempat sambil terus
memandangi mobil display kami. Aku semula tidak mengacuhkannya, bagaimana tidak
bapak dengan penampilan seperti (maaf) tidak ada rapinya sedikitpun dan kusut,
bajunya terlihat kumal, rambutnya yang putih juga acak-acakan. Perlahan beliau
mendekati mobil display kami, tapi masih terlalu jauh, ia melangkah dua langkah
lagi, berdiri di tengah terik matahari, tanpa merasakan panas sepertinya. Aku
masih tidak mengacuhkan, lalu ia melangkah selangkah lagi dan sorot matanya
makin tajam ke arah mobil, aku pun bergegas menghampirinya, “di lihat dulu pak,
produk baru dari kami KIA mobil,” beliau masih berdiri dan tersenyum. Aku
bingung. Kemudian dengan langkah cepat ia langsung duduk di kursi yang telah
kami sediakan, dengan tegas ia bertanya,” apa kelebihan dari mobilmu?, apa
kelemahannya?, lalu kenapa saya harus beli mobil ini?. Buseeettt...aku kaget
bukan kepalang aku baru saja melihat buku dari sampulnya, orang yang aku anggap
tidak normal dari penampilannya ternyata mampu berbicara dengan lugas dan tata
bahasa yang sangat menakjubkan. Sejenak aku terdiam, lalu aku menjelaskan
dengan seksama kepada bapak paruh baya itu, hingga dia mengatakan,
“cukup...saya tau apa yang kamu maksud”, beliau mengambil brosur All New Carens dan selembar daftar harga.
Kemudian beliau mulai bercerita, cerita semasa ia kecil, hingga saat sekarang
beliau yang sudah menjadi kaya raya menurut saya. Bagaimana tidak beliau sudah
sukses mendidik anak-anaknya hingga tamat perguruan tinggi, memiliki banyak
lahan sawit dari Sumatera Utara, Jambi, dan Sumatera Barat, plus memiliki
tabungan yang cukup untuk membiayai hari tuanya bahkan untuk keliling dunia.
Beliau adalah Bapak Siaturi, seseorang yang menurut saya adalah malaikat yang
datang hari itu. Masa kecilnya sudah sangat keras, sehingga ia mencukupi
kehidupannya dengan bekerja sendiri hingga menamatkan sekolah dasar, lalu
menjual alat-alat masak, seperti panci, periuk, ember, dan keperluan dapur
lainnya, ya ..sebelum menjadi sales alat-alat elektronik beliau terlebih dahulu
bergelimang sebagai sales panci. “ kamu jangan berkecil hati menjadi sales atau
berdagang karena gelar pendidikan kamu yang tinggi saya juga menjadi sales
dulunya selama lima tahun, jangan berkecil hati karena setiap pekerjaan yang kamu
geluti apabila dengan kesungguhan hati maka akan berbuah manis, yakinlah Mas
Nanda”, aku terpesona dengan gaya bahasanya. Aku terdiam dan merasa mulai akrab
dengan bapak ini, aku pun tak sungkan untuk mengurai mimpi-mimpi ku padanya,
dan beliau pun mendengarkan dengan seksama, cukup lama kami berbincang.
Sepertinya waktu memang adalah uang bagi Pak Siaturi, sebentar-sebentar ia
melihat jam tangannya, dan berkata,” aku masih punya waktu setengah jam lagi
untuk mu Mas Nanda, nanti kita bisa jumpa lagi,” katanya sambil mengusap jam
tangannya. Kemudian beliau berkata, “ nanti di akhir pembicaraan kita, aku akan
kasih kamu kuis, “ nah lho..aku makin bingung. Beliau tersenyum dan
mengeluarkan kata-kata yang tidak akan mungkin pernah aku lupa, “baiklah mas nanda, aku akan memberi tahu
kamu tentang arti dari kehidupan tolong ingat dan perhatikan aku baik-baik,
kamu masih muda, kamu masih kuat, kamu masih punya ambisi untuk menjadi yang
terbaik, oleh karena itu kamu harus bisa menancapkan pipa di atas gunung, agar
nantinya bisa mengalir air di pipa tersebut,” ucapnya yang membuat aku
pusing. Aku terdiam dan merasa sangat bodoh di depan beliau, tiba-tiba beliau
menyentak ku dan berkata,” kamu mengerti apa yang aku maksud? Kamu paham? Kamu
tidak kasihan melihat orang-orang yang telah tua tetapi masih bekerja?,” saya
hanya diam dan menggeleng. Beliau tersenyum lagi dan tertawa kecil, “aku
sederhanakan saja ya mas nanda, jadi intinya adalah selagi masih muda kamu
harus mampu berbuat sesuatu yang akan menghasilkan pada hari tua nanti, agar
pada hari tua kamu tinggal menikmati tanpa berusaha, sama dengan air yang
mengalir, memang untuk menancapkan pipa di atas gunung sangat sulit, tetapi
jika kamu terus mencoba maka kamu akan menikmati hasilnya”, tegasnya. Aku mulai
senyum dan mengangguk, dalam hati aku berkata, apakah ini malaikat yang datang
kepadaku. Pak Siaturi pun pamit kepada ku, seperti janji beliau sebelumnya maka
sebelum pergi ia memberi ku satu pertanyaan,“ jika kamu aku kasih uang 5000
rupiah, 50.000 rupiah, dan 500.000 rupiah kamu pilih yang mana?, dengan satu
syarat kamu harus mengembalikan uang itu kepada ku 500.000.000 di 30 tahun
kemudian, kamu berani?. Aku hanya terdiam. Setelah bertukaran nomor telepon,
beliau pun berlalu dari hadapanku. Aku sadar bahwa baru saja tuhan mengirim
seseorang yang mengajarkan tentang kehidupan dan kesederhanaan kepada ku. Pesan
Pak Siaturi yang menurut ku juga sederhana tapi bermakna adalah ketika beliau
berkata “ kamu harus beramah-tamah dengan oarang lain, dengan pengunjung
walaupun mereka tidak membeli produk kamu tapi kamu telah menyedot ilmu dari
nya”. Sampai pulang kerumah pun aku masih ingat dengan sosok Bapak Siaturi, aku
masih tidak percaya, mungkinkah beliau adalah malaikat berwujud manusia. Bekerja salah satunya menyangkut rutinitas, setiap
hari aku melalui rutinitas yang sama, yang intinya adalah berusaha untuk
menjual mobil, pada saat jam istirahat aku menyempatkan untuk datang dan
bersantai sejenak di Pustaka Wilayah Provinsi Riau. Pustaka Soeman HS. Di
gedung megah ini lah aku menulis tulisan ini, aku menikmati susana pustaka yang
begitu tenang dan nyaman. Aku juga berkenalan dengan dua orang yang menurut ku
sosok yang patut di contoh, Bapak Akmal dan Bapak Regar. Pak Akmal adalah seorang
sales alat-alat medis yang mewakili perusahaannya untuk wilayah Provinsi Riau,
sebagai seorang sales pak akmal juga di tuntut target penjualan bahkan sebesar
1,5 Miliar dalam setahun. Sebuah target yang menurut saya di luar batas
kewajaran. Beliau bertugas memasok alat-alat medis ke rumah sakit atau
puskesmas yang ada di wilayah Riau. Kami kerap kali bertemu tanpa janjian,
karena Pak Akmal juga sering datang ke pustaka pada saat jam istirahat, dan
kami juga berbincang-bincang. Aku belajar banyak dari beliau tentang marketing,
“intinya menjadi marketing itu ialah berbagi, karena berbagi bisa menambah
link, contohnya saja kita kan, ketemu secara tidak sengaja, berkenalan sehingga
suatu saat nanti jika ada yang diperlukan akan saling bekerjasama,” ungkapnya
sambil tertawa. Pak Akmal kelihatannya memang orang yang memiliki selera humor
yang tinggi, dan selalu tersenyum. Minggu kemarin aku juga bertemu dengan Bapak
Regar di musholla pustaka, beliau adalah seorang dosen luar biasa dan seorang
guru di salah satu sekolah menengah kejuruan di Kota Pekanbaru. Aku senang
sekali bertemu dengan orang-orang baru dan mempelajari banyak hal dari mereka. Lama
juga aku berbincang dengan Pak Regar, beliau menyarankan aku untuk meneruskan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. ,”kamu punya potensi dalam mengajar,
seharusnya memang kamu kuliah lagi, tapi tak apalah mudah-mudahan rejeki kamu
di sini, nanti kalau ada info butuh dosen atau guru aku kasih tau kamu,” kata
beliau dengan logat bataknya. Pak regar bukannya sosok yang kaya raya, tapi
beliau menyambung hidup dengan bekerja sewaktu sekolah dan tinggal di mesjid
(garin kalau di minangkabau) yang bertugas menjaga mesjid. Telah dua kali pula
beliau mengikuti tes CPNS, namun masih belum berhasil. ,”saya sudah 30 tahun
sedangkan kamu masih muda, masih banyak hal yang bisa kamu lakukan,” nadanya
tegas. Aku berfikir bahwa baru dua minggu aku di sini, aku sudah berkenalan
dengan orang-orang yang luar biasa di sini, aku banyak mendapat pencerahan dan
ilmu baru. Terfikir apalagi jika puluhan tahun aku di sini maka bisa-bisa aku
jadi selebritis di sini, hahaha. Selama menjadi marketing KIA mobil aku juga
mengalami yang namanya penolakan oleh calon konsumen, penolakan dengan cara
yang baik maupun yang tidak baik, tapi itu lah tantangan hidup yang sebenarnya,
membuat seseorang percaya kepada kita dan itu lah pemimpin yang sebenarnya.
Dimana seorang pemimpin adalah orang yang bisa mempengaruhi orang lain untuk
melakukan apa yang di ucapkannya, itu kata-kata buku waktu kuliah dasar-dasar ilmu
politik dulu dengan pak Yoserizal yang sangat fenomenal. Kawan...sepertinya
sekian dulu cerita abal-abal ku ini kawan, jika ada lagi yang menurutku
menarik, ini menurutku lho..maka pasti akan aku bagi kepada kawan. Niat awal
adalah mencari uang untuk melanjutkan sekolah S2, menyekolahkan tiga orang adik
tercinta, semoga niat kita yang lurus selalu mendapat jalan dari yang maha
kuasa. Amin. Aku tidak tahu apakah
memang sebagai marketing KIA adalah jalan yang terbaik yang diberikan tuhan
kepadaku, aku tidak tahu. Aku hanya menjalani dan terus berusaha, ingat kawan
jika ragu cukup hanya dengan mengingat orang-orang yang kita sayang terutama keluarga
maka lelah akan terbayar. Jika ada orang yang beranggapan bahwa aku tidak
pantas bekerja sebagai marketing karena pekerjaan yang tidak sesuai dengan
ijazah dan memiliki penghasilan yang kecil, aku hanya bisa berkata “kawan..aku
tidak butuh uang banyak tetapi aku butuh ilmu untuk aku bagi dan itu tidak bisa
dibayar dengan uang senilai berapapun,”. Kok ado nan talantuang kanaiak talendo
katurun, nama-nama dalam cerita ko memang adalah nyata adanya, ambiak sajo
pelong kapedongan buang nan buruak ambiak nan elok, haa...nan ambo sebagai
manusia biasa yo mintak maaf lahia jo bathin. Carito iko ambo dedikasikan
untuak sosok Pak Prof. Dr. HK di Caprio nan sadang duduak di ruangan 3x3 di
Prodi Ilmu Administrasi Negara, dan sosok DPS nan sadang menggambar di atas
batu. Terima Kasih.
Comments
Post a Comment