Mencari Tuah Kota Bertuah (PART II)



Cilukbaaaa...cerita ngawur ini kembali hadir di kehidupan anda pembaca yang budiman, jika ada waktu luang ada baiknya untuk membaca cerita ini, maklum saja iko omongan awak bukan tulisan jadi anggap se awak bacarito, dengan tidak memperpanjang mukadimah, langsuang ka TKP sakali,,,having fun.
     Sebelum aku bercerita mengenai petualangan ku di Kota bertuah ini, aku akan menceritakan sedikit beberapa pemandangan yang menurut aku cukup menakjubkan di sepanjang perjalanan dari bukittinggi menuju Kota Pekanbaru. Jujur aku menyukai segala sesuatu yang berbau dengan pemandangan alam, seperti hutan, gunung, laut, pantai, dan relief bebatuan, setiap aku melakukan perjalanan pasti aku akan selalu tersenyum melihat pemadangan alam yang luar biasa yang aku temui di sepanjang perjalanan. Suatu saat aku bercita-cita akan melintas di perbukitan New Zealand dimana Frodo dan teman-teman melintas pada saat akan menuju gunung berapi untuk menghancurkan cincin sakti. Aku juga akan berkunjung ke pegunungan di Islandia yang bisa tembus di Gunung Italy dalam filem Journey To The Centre Of The Earth. Aku juga ingin mendaki Everest, mungkin menjadi orang Palupuah pertama yang mendaki Everest, lalu mengibarkan marawa di samping Bendera Merah Putih yang pasti akan dikira ada pesta tagak pangulu di puncak everest. Kembali keperjalanan ku, tepat setelah Kota Payokumbuah aku bisa melihat tebing batu dengan relief yang menakjubkan, paduan antara warna coklat dan kuning serta warna hijau dari tumbuhan kecil di sisinya, di bawahnya juga terdapat sungai kecil dengan airnya yang jernih seperti yang ada di ngarai sianok, cuma bedanya adalah sianok adalah tebing tanah. 

      Sebenarnya jalan yang kami lewati pun diapit oleh dua buah bukit batu tersebut, sehingga aku bisa dengan leluasa untuk melihat sekeliling, menjelang perbatasan pemandangan yang alami dan sejuk masih bisa aku lihat hingga akhirnya kami memasuki daerah yang beraroma gersang dan kering, daratan Riau. Pada tahun 2010 aku melewati jalan ini pada malam hari, maka aku tidak tahu betapa indahnya pemandangan sekeliling, aku melihat danau buatan, perkebunan sawit dari kejauhan yang mengingatkan ku pada Danau Toba (baca Menapak Tanah Deli). Sim salabimm, kota ini seperti hanya dibacakan mantra sulap lalu berubah langsung. Pekanbaru 2013 sangat jauh berbeda dengan Pekanbaru tahun 2010, memasuki daerah Panam yang dulu tidak ramai sekarang sudah menjadi salah satu pusat perekonomian yang dijejali rumah toko di sepanjang jalan. Oh ya.. jika berkenan izinkan aku untuk berkomentar sedikit mengenai Kota Pekanbaru, menurut aku Kota Pekanbaru adalah Kota yang nyaman, bersih dan rapih, tata ruang Kotanya cukup bagus. Kita dengan cukup mudah untuk menelusuri kota karena banyaknya rambu arah jalan dan fasilitas bus metro Pekanbaru yang katanya telah beroperasi ke seluruh pelosok kota. Namun menurutku Kota Pekanbaru adalah Kota yang sama sekali tidak memiliki ciri khas. Padahal menurut kami di Sumatera Barat Pekanbaru adalah kota nenas, bahkan aku tidak melihat monumen nenas di kota ini seperti monumen bengkoang lusuh yang ada di Kota Padang. Apakah terlalu banyak landmark yang dibuat atau entah karena melayu sudah tidak di sini lagi. Pembaca yang budiman dapat melihat di beberapa baliho pilkada yang terpasang di sudut Kota Pekanbaru, di baliho tersebut dapat dilihat dua landmark Kota Pekanbaru yaitu Kantor Gubernur Provinsi Riau dan Pustaka Soeman HS tempat saya menulis cerita ini. Kedua landmark yang sering menghiasi foto caleg adalah sama sekali jauh dari budaya adat melayu, hanya mencirikan bangunan modern dari planet pluto. Ini adalah akulturasi budaya yang oleh Pemerintah Provinsi Riau telah di salah artikan. Ini menurut aku lho, menurut aku, yaa,,,kalau menurut om dan tante berbeda itu mah sah-sah sekali. Karena menurut saya ciri khas suatu daerah harus tetap di pertahankan. Pernah aku baca buku Pak Mardianto Manan yang mana komentar beliau kurang lebih sama dengan ku tentang Kota Pekanbaru, cuma beliau mampu menyampaikan nya secara lebih lugas dan tajam. Kalau aku ga berani lah, nanti aku di kira menjelekkan kampung orang,,hehehe. Bahasa melayu pun juga tak akan pembaca temui di Kota ini. Bayangkan saja jika anda berada di Ranah Minangkabau tetapi orang menggunakan Bahasa daerah lain bukan Bahasa Minangkabau. Masih tentang ciri khas Kota bertuah ada yang lebih menggelikan, yaitu pada suatu pagi saya melihat baliho besar di salah satu jalan protokol Kota Pekanbaru, baliho tersebut adalah baliho iklan sebuah maskapai penerbangan nasional. Tersebutlah pada iklan maskapai tersebut penerbangan dengan rute Pekanbaru menuju Medan sekali dalam sehari, lalu di bawah tulisan Kota Pekanbaru mereka ilustrasikan gambar mesjid, kue putih yang mirip kue Pao, dan satu lagi mungkin buah kelapa sawit (apelah maksud).  Sudahlah tentang Kota ini, yang jelas Kota ini telah mampu memberikan inspirasi dan sumber-sumber kehidupan bagi banyak orang tak terkecuali saudagar-saudagar Minangkabau yang telah mampu menjajah dan sukses luar biasa disini. Satu hal lagi yang menarik dari Kota ini adalah banyaknya tukang loper koran yang selalu menjajakan koran bahkan hingga tengah malam, mulai dari anak kecil hingga orang yang sudah lanjut usia, entah ini kedok atau memang masyarakat Kota ini haus akan informasi. Nampaknya industri media massa akan menjadi industri yang menjanjikan di Kota ini. Sekali dua kali aku juga pernah bertemu dengan seorang loper koran paruh baya yang juga nampaknya sering melepas penat di pustaka soeman HS, aku belum sempat berbincang dengannya, namun jika esok masih bertemu aku akan bicara dengannya.
Setelah kami makan malam waktu itu, Andre menyuruhku untuk membuat surat lamaran yang ditujukan ke kantornya sebagai bagian dari proses resmi dalam melamar kerja. Sabtu pagi aku berangkat dengan Andre ke kantor, ia langsung memberiku beberapa brosur dan price list dari produk-produk andalan KIA mobil. Andre memberikan beberapa pembekalan mengenai produk-produk KIA dan bagaimana menjadi marketing yang baik. ,”salah satu bagian penting dari marketing adalah after sales, maksudnya adalah bagaimana kita harus membina hubungan yang baik dengan konsumen kita”, tegasnya.  Aku hanya mendengarkan dengan seksama, dalam hati aku berkata “aku menjual mobil”. Sebenarnya dunia marketing atau manggaleh bukanlah hal yang asing bagi ku, karena sewaktu kuliah dulu aku juga melakukan beberapa penjualan telepon genggam bekas dan baru, selain itu Genta Andalas telah mendidikku untuk menghadapi semua ini, terutama menghadapi tekanan dalam kerja. Jadi aku tidak terlalu kaget dengan tekanan yang memang sudah ditakdirkan. Sederhananya adalah ketika kita berbicara atau berorasi merupakan sebuah bentuk dari kegiatan marketing, dimana kita berusaha meyakinkan seseorang atau khalayak ramai dengan apa yang kita ucapkan. Entah itu kita benar-benar menjual produk atau hanya sekedar mengobral janji. Hanya beberapa jam Andre memberikan pembekalan kepadaku, setelah itu ia menyuruhku untuk mempelajari beberapa brosur yang ia berikan. Sebelum pulang aku di suruh oleh Andre untuk melakukan tes absen sidik jari, dimana setiap kali kita akan meletakkan jari kita pada alat sidik jari maka alat tersebut akan “thank you”. Menurut ku absensi dengan sidik jari elektronik bisa saja menjadikan salah satu penyebab para aparat, pegawai sampai anggota DPR terlambat untuk datang ke kantor. Bagaimana tidak pada saat jam berapapun kita datang alatnya akan selalu bilang “thank you” setelah kita meletakkan jari pada layar yang berwarna hijau. Jadi kesimpulannya adalah baik itu datang tepat waktu atau pun terlambat berapa jam pun akan tetap mendapat apresiasi “thank you” Hahahahhaha. Senin pertama ku tiba, aku bangun dari tempat tidur lalu mengenakan kemeja biru polos yang aku dapat dari pemberian Oji cantik pada saat ulang tahun ku yang ke 23 tanggal 2 juli kemarin. Aku mengenakan celana dasar warna hitam satu-satunya yang aku punya semenjak masih di TPA dulu, sedikit meminyaki rambut setelah sekian lama tidak aku lakukan. Aku sangat jarang memakai parfum atau wewangian apapun karena mungkin alergi, secara langsung aku lebih percaya diri dengan filem The Parfume, bahwa bau setiap manusia merupaka hal yang sangat spesial dan khas yang tidak akan dimiliki oleh orang lain. Aku juga mengenakan satu-satunya sepatu kulit selama hidupku. Setelah berkaca dan merapikan baju lalu aku tersenyum, “bismillah” aku berangkat bersama dengan Andre. Setibanya di kantor aku bertemu dengan lima orang lainnya yang berada dalam tim Andre. Oh ya...aku lupa, Andre adalah supervisor kami, artinya ia adalah kepala, ketua, atau tetua adat tim kami, tim picanto 2. Andre sebelumnya membawahi lima orang dan menjadi enam orang setelah kedatangan ku. Aku berkenalan dengan rekan satu tim lainnya, ada Sofyan, Dyan, Fika, Yaya dan manusia unik Julia(nto). Semua rekan tim terlihat sangat bersahabat dan tidak butuh waku lama untuk berbaur dengan baik dengan mereka. Tugas utama tim kami adalah menjual produk City Car anyar dari KIA mobil yaitu All New Picanto, untuk memenuhi target penjualan kami melakukan berbagai macam metode mulai dari canvassing, tes drive, berbagi brosur, dan mengikuti pameran dengan memajang mobil display. Terkadang aku berfikir bahwa pekerjaan ini adalah haluan yang telah salah bagiku, teringat akan beberapa kolega dan dosen yang mengatakan bahwa pekerjaan seperti menjadi wartawan, reporter atau bergabung dengan LSM akan lebih cocok bagiku. Dalam keraguan dan kebimbangan aku terus meyakinkan diri bahwa di sini, di jalan ini adalah rejeki yang telah di berikan oleh yang maha kuasa. Memang sangat jarang berhubungan dengan mata kuliah yang aku pelajari dulu waktu kuliah, tetapi beberapa ilmu terapan juga terdapat di sini. Jika aku ragu pada setiap langkah, maka aku selalu berkata dalam hati sambil berdoa bahwa aku akan berusaha sekuat tenaga untuk melakukan yang terbaik dalam bekerja, maka hasil aku serahkan pada yang Maha Kuasa. Terkadang aku merasa beruntung bahwa banyak dari kawan yang telah menyandang gelar sarjana strata 1 merasa bahwa pekerjaan marketing adalah pilihan yang kesekian kalinya, sehingga setiap kali mendapat tawaran bekerja sebagai marketing akan mereka tolak. Bukankah Nabi kita mengatakan salah satu pekerjaan dengan pintu rezeki yang paling banyak adalah berdagang. Satu hal yang harus kita sadari secara bersama bahwa setiap orang memiliki orientasi hidup berbeda-beda, namun hanya dua yang bisa mewujudkannya yaitu usaha dan doa. Waktu pun terus berlalu melewati hari, jam dan detik, tentu kita akan mendapatkan berbagai pengalaman dan paling tidak penghias di hari itu. Hal itu juga berlaku pada ku, dua minggu sudah aku bekerja untuk perusahaan Nasional Korea, berbagai pengalaman menarik menurut menurut aku..ini menurut aku lho tentu juga aku alami. Tersebutlah pada suatu hari, aku mendapat jatah piket untuk menjaga pameran di salah satu pusat perbelanjaan di Kota Pekanbaru. Aku mendapat jatah piket pagi hingga jam setengah lima sore, adapun tugas ku adalah yang pertama tentunya menjaga mobil display agar tidak baret sedikitpun, kedua adalah berusaha mempromosikan mobil tersebut dengan cara memberikan brosur, mengajak pengunjung untuk masuk ke dalam mobil lalu menjelaskan kelebihan dari mobil kami, misalnya mesinnya sudah 1400 cc, enam kecepatan, tersedia dalam transmisi automatic dan manual, fog lamp yang sudah projektor, air bag, rem abs ebd, kabin yang lapang dan berbagai fitur lainnya. Namun apabila pengunjung bertanya mengenai kelemahan mobil yang kami tampilkan, maka aku mulai kebingungan, maklum saja bagi ku ini adalah mobil canggih yang pertama kali aku dalami seumur hidupku. Ada yang namanya safety power window yang bisa membuat kaca jendela turun otomatis apabila ada benda yang terjepit sewaktu menutup jendela, jadi ga perlu takut kejepit pas ngasih sumbangan atau mengambil karcis parkir. Betapa banyak ilmu baru yang aku dapat, walau aku belum sanggup membeli apa yang aku jual, bahkan spionnya pun aku belum sanggup membeli. Hari itu cuaca panas terik, maklum saja Pekanbaru adalah Kota yang menurut ku membalikkan kembali panas bumi ke atas langit, berminyak. Setelah menunaikan ibadah sholat dzuhur, aku kembali duduk di kursi yang di sediakan di samping mobil, sebenarnya aku bisa saja masuk ke daam mobil dan menikmati AC agar lebih sejuk, namun apa daya aku tak pandai cara menyalakan AC mobilnya, heheh. Persis di depan mobil, tepatnya di depan salah satu restoran baso retail di Indonesia, bapak itu berdiri dengan posisi istirahat di tempat sambil terus memandangi mobil display kami. Aku semula tidak mengacuhkannya, bagaimana tidak bapak dengan penampilan seperti (maaf) tidak ada rapinya sedikitpun dan kusut, bajunya terlihat kumal, rambutnya yang putih juga acak-acakan. Perlahan beliau mendekati mobil display kami, tapi masih terlalu jauh, ia melangkah dua langkah lagi, berdiri di tengah terik matahari, tanpa merasakan panas sepertinya. Aku masih tidak mengacuhkan, lalu ia melangkah selangkah lagi dan sorot matanya makin tajam ke arah mobil, aku pun bergegas menghampirinya, “di lihat dulu pak, produk baru dari kami KIA mobil,” beliau masih berdiri dan tersenyum. Aku bingung. Kemudian dengan langkah cepat ia langsung duduk di kursi yang telah kami sediakan, dengan tegas ia bertanya,” apa kelebihan dari mobilmu?, apa kelemahannya?, lalu kenapa saya harus beli mobil ini?. Buseeettt...aku kaget bukan kepalang aku baru saja melihat buku dari sampulnya, orang yang aku anggap tidak normal dari penampilannya ternyata mampu berbicara dengan lugas dan tata bahasa yang sangat menakjubkan. Sejenak aku terdiam, lalu aku menjelaskan dengan seksama kepada bapak paruh baya itu, hingga dia mengatakan, “cukup...saya tau apa yang kamu maksud”, beliau mengambil brosur All New Carens dan selembar daftar harga. Kemudian beliau mulai bercerita, cerita semasa ia kecil, hingga saat sekarang beliau yang sudah menjadi kaya raya menurut saya. Bagaimana tidak beliau sudah sukses mendidik anak-anaknya hingga tamat perguruan tinggi, memiliki banyak lahan sawit dari Sumatera Utara, Jambi, dan Sumatera Barat, plus memiliki tabungan yang cukup untuk membiayai hari tuanya bahkan untuk keliling dunia. Beliau adalah Bapak Siaturi, seseorang yang menurut saya adalah malaikat yang datang hari itu. Masa kecilnya sudah sangat keras, sehingga ia mencukupi kehidupannya dengan bekerja sendiri hingga menamatkan sekolah dasar, lalu menjual alat-alat masak, seperti panci, periuk, ember, dan keperluan dapur lainnya, ya ..sebelum menjadi sales alat-alat elektronik beliau terlebih dahulu bergelimang sebagai sales panci. “ kamu jangan berkecil hati menjadi sales atau berdagang karena gelar pendidikan kamu yang tinggi saya juga menjadi sales dulunya selama lima tahun, jangan berkecil hati karena setiap pekerjaan yang kamu geluti apabila dengan kesungguhan hati maka akan berbuah manis, yakinlah Mas Nanda”, aku terpesona dengan gaya bahasanya. Aku terdiam dan merasa mulai akrab dengan bapak ini, aku pun tak sungkan untuk mengurai mimpi-mimpi ku padanya, dan beliau pun mendengarkan dengan seksama, cukup lama kami berbincang. Sepertinya waktu memang adalah uang bagi Pak Siaturi, sebentar-sebentar ia melihat jam tangannya, dan berkata,” aku masih punya waktu setengah jam lagi untuk mu Mas Nanda, nanti kita bisa jumpa lagi,” katanya sambil mengusap jam tangannya. Kemudian beliau berkata, “ nanti di akhir pembicaraan kita, aku akan kasih kamu kuis, “ nah lho..aku makin bingung. Beliau tersenyum dan mengeluarkan kata-kata yang tidak akan mungkin pernah aku lupa, “baiklah mas nanda, aku akan memberi tahu kamu tentang arti dari kehidupan tolong ingat dan perhatikan aku baik-baik, kamu masih muda, kamu masih kuat, kamu masih punya ambisi untuk menjadi yang terbaik, oleh karena itu kamu harus bisa menancapkan pipa di atas gunung, agar nantinya bisa mengalir air di pipa tersebut,” ucapnya yang membuat aku pusing. Aku terdiam dan merasa sangat bodoh di depan beliau, tiba-tiba beliau menyentak ku dan berkata,” kamu mengerti apa yang aku maksud? Kamu paham? Kamu tidak kasihan melihat orang-orang yang telah tua tetapi masih bekerja?,” saya hanya diam dan menggeleng. Beliau tersenyum lagi dan tertawa kecil, “aku sederhanakan saja ya mas nanda, jadi intinya adalah selagi masih muda kamu harus mampu berbuat sesuatu yang akan menghasilkan pada hari tua nanti, agar pada hari tua kamu tinggal menikmati tanpa berusaha, sama dengan air yang mengalir, memang untuk menancapkan pipa di atas gunung sangat sulit, tetapi jika kamu terus mencoba maka kamu akan menikmati hasilnya”, tegasnya. Aku mulai senyum dan mengangguk, dalam hati aku berkata, apakah ini malaikat yang datang kepadaku. Pak Siaturi pun pamit kepada ku, seperti janji beliau sebelumnya maka sebelum pergi ia memberi ku satu pertanyaan,“ jika kamu aku kasih uang 5000 rupiah, 50.000 rupiah, dan 500.000 rupiah kamu pilih yang mana?, dengan satu syarat kamu harus mengembalikan uang itu kepada ku 500.000.000 di 30 tahun kemudian, kamu berani?. Aku hanya terdiam. Setelah bertukaran nomor telepon, beliau pun berlalu dari hadapanku. Aku sadar bahwa baru saja tuhan mengirim seseorang yang mengajarkan tentang kehidupan dan kesederhanaan kepada ku. Pesan Pak Siaturi yang menurut ku juga sederhana tapi bermakna adalah ketika beliau berkata “ kamu harus beramah-tamah dengan oarang lain, dengan pengunjung walaupun mereka tidak membeli produk kamu tapi kamu telah menyedot ilmu dari nya”. Sampai pulang kerumah pun aku masih ingat dengan sosok Bapak Siaturi, aku masih tidak percaya, mungkinkah beliau adalah malaikat berwujud manusia.  Bekerja salah satunya menyangkut rutinitas, setiap hari aku melalui rutinitas yang sama, yang intinya adalah berusaha untuk menjual mobil, pada saat jam istirahat aku menyempatkan untuk datang dan bersantai sejenak di Pustaka Wilayah Provinsi Riau. Pustaka Soeman HS. Di gedung megah ini lah aku menulis tulisan ini, aku menikmati susana pustaka yang begitu tenang dan nyaman. Aku juga berkenalan dengan dua orang yang menurut ku sosok yang patut di contoh, Bapak Akmal dan Bapak Regar. Pak Akmal adalah seorang sales alat-alat medis yang mewakili perusahaannya untuk wilayah Provinsi Riau, sebagai seorang sales pak akmal juga di tuntut target penjualan bahkan sebesar 1,5 Miliar dalam setahun. Sebuah target yang menurut saya di luar batas kewajaran. Beliau bertugas memasok alat-alat medis ke rumah sakit atau puskesmas yang ada di wilayah Riau. Kami kerap kali bertemu tanpa janjian, karena Pak Akmal juga sering datang ke pustaka pada saat jam istirahat, dan kami juga berbincang-bincang. Aku belajar banyak dari beliau tentang marketing, “intinya menjadi marketing itu ialah berbagi, karena berbagi bisa menambah link, contohnya saja kita kan, ketemu secara tidak sengaja, berkenalan sehingga suatu saat nanti jika ada yang diperlukan akan saling bekerjasama,” ungkapnya sambil tertawa. Pak Akmal kelihatannya memang orang yang memiliki selera humor yang tinggi, dan selalu tersenyum. Minggu kemarin aku juga bertemu dengan Bapak Regar di musholla pustaka, beliau adalah seorang dosen luar biasa dan seorang guru di salah satu sekolah menengah kejuruan di Kota Pekanbaru. Aku senang sekali bertemu dengan orang-orang baru dan mempelajari banyak hal dari mereka. Lama juga aku berbincang dengan Pak Regar, beliau menyarankan aku untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. ,”kamu punya potensi dalam mengajar, seharusnya memang kamu kuliah lagi, tapi tak apalah mudah-mudahan rejeki kamu di sini, nanti kalau ada info butuh dosen atau guru aku kasih tau kamu,” kata beliau dengan logat bataknya. Pak regar bukannya sosok yang kaya raya, tapi beliau menyambung hidup dengan bekerja sewaktu sekolah dan tinggal di mesjid (garin kalau di minangkabau) yang bertugas menjaga mesjid. Telah dua kali pula beliau mengikuti tes CPNS, namun masih belum berhasil. ,”saya sudah 30 tahun sedangkan kamu masih muda, masih banyak hal yang bisa kamu lakukan,” nadanya tegas. Aku berfikir bahwa baru dua minggu aku di sini, aku sudah berkenalan dengan orang-orang yang luar biasa di sini, aku banyak mendapat pencerahan dan ilmu baru. Terfikir apalagi jika puluhan tahun aku di sini maka bisa-bisa aku jadi selebritis di sini, hahaha. Selama menjadi marketing KIA mobil aku juga mengalami yang namanya penolakan oleh calon konsumen, penolakan dengan cara yang baik maupun yang tidak baik, tapi itu lah tantangan hidup yang sebenarnya, membuat seseorang percaya kepada kita dan itu lah pemimpin yang sebenarnya. Dimana seorang pemimpin adalah orang yang bisa mempengaruhi orang lain untuk melakukan apa yang di ucapkannya, itu kata-kata buku waktu kuliah dasar-dasar ilmu politik dulu dengan pak Yoserizal yang sangat fenomenal. Kawan...sepertinya sekian dulu cerita abal-abal ku ini kawan, jika ada lagi yang menurutku menarik, ini menurutku lho..maka pasti akan aku bagi kepada kawan. Niat awal adalah mencari uang untuk melanjutkan sekolah S2, menyekolahkan tiga orang adik tercinta, semoga niat kita yang lurus selalu mendapat jalan dari yang maha kuasa. Amin.  Aku tidak tahu apakah memang sebagai marketing KIA adalah jalan yang terbaik yang diberikan tuhan kepadaku, aku tidak tahu. Aku hanya menjalani dan terus berusaha, ingat kawan jika ragu cukup hanya dengan mengingat orang-orang yang kita sayang terutama keluarga maka lelah akan terbayar. Jika ada orang yang beranggapan bahwa aku tidak pantas bekerja sebagai marketing karena pekerjaan yang tidak sesuai dengan ijazah dan memiliki penghasilan yang kecil, aku hanya bisa berkata “kawan..aku tidak butuh uang banyak tetapi aku butuh ilmu untuk aku bagi dan itu tidak bisa dibayar dengan uang senilai berapapun,”. Kok ado nan talantuang kanaiak talendo katurun, nama-nama dalam cerita ko memang adalah nyata adanya, ambiak sajo pelong kapedongan buang nan buruak ambiak nan elok, haa...nan ambo sebagai manusia biasa yo mintak maaf lahia jo bathin. Carito iko ambo dedikasikan untuak sosok Pak Prof. Dr. HK di Caprio nan sadang duduak di ruangan 3x3 di Prodi Ilmu Administrasi Negara, dan sosok DPS nan sadang menggambar di atas batu. Terima Kasih.  

Comments

Popular posts from this blog

PENGERTIAN ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK

Gadih Minang (Sakola atau Balaki?)

TRAGEDI 26 MEI 2011 . ( PART II )